(Deep Learning) Modul Ajar Sosiologi Kelas 12 SMA/MA
6 menit membaca
Share this:
Mata pelajaran Sosiologi kelas 12 fase F di tingkat SMA/Ma memiliki peranan yang sangat penting. Para siswa tidak hanya didorong untuk memahami teori-teori tentang masyarakat, tetapi juga dituntut untuk terlibat dalam mencari solusi terhadap berbagai masalah sosial yang mereka hadapi setiap hari. Untuk mencapai tujuan ini, perlu dilakukan perubahan dalam pengembangan modul ajar deep learning kurikulum merdeka.
Di sinilah pendekatan Deep Learning, yang diimplementasikan melalui prinsip Mindful Learning (Pembelajaran Penuh Kesadaran), Meaningful Learning (Pembelajaran Bermakna), dan Joyful Learning (Pembelajaran Menyenangkan), menjadi kunci utama., menjadi hal yang sangat signifikan.
Memahami Trilogi Deep Learning dalam Sosiologi Kelas 12
Deep Learning bukan hanya sekedar teknik, melainkan sebuah filosofi belajar dengan tujuan mengembangkan pemahaman yang mendalam dan berkelanjutan. Dalam modul ajar deep learning Sosiologi kelas 12 kurikulum merdeka, ketiga prinsip ini bisa diartikan sebagai berikut:
1. Mindful Learning (Pembelajaran Penuh Kesadaran)
Pendekatan ini mengajak siswa untuk sepenuhnya terlibat, menyadari proses berpikir mereka (metakognisi), dan merefleksikan semua informasi yang mereka terima. Dalam modul ajar deep learning Sosiologi kelas 12 SMA/MA fase F, ini berarti siswa tidak hanya mengingat definisi “ketimpangan sosial” dari buku, melainkan dengan kesadaran penuh mengamati, menganalisis, dan merenungkan bagaimana ketimpangan itu terlihat di sekitar mereka. Mereka dilatih untuk memahami posisi mereka dalam struktur sosial, mendeteksi bias yang ada, dan bagaimana teori-teori sosiologi dapat menjadi cara untuk memahami kenyataan secara lebih jernih dan empatik.
Prinsip ini menekankan hubungan yang kuat antara materi baru dan pengalaman serta pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Sosiologi adalah ilmu yang hidup dalam aktivitas sehari-hari. Modul ajar deep learning kelas 12 yang bermakna akan mengaitkan teori struktural-fungsionalisme Talcott Parsons, misalnya, dengan fungsi lembaga keluarga dalam kehidupan siswa sehari-hari. Atau, mengkaitkan konsep “modal sosial” dari Pierre Bourdieu dengan jaringan pertemanan dan dukungan yang mereka alami di sekolah. Ketika konsep-konsep abstrak digunakan untuk memahami dunia mereka, pembelajaran menjadi berharga dan sulit untuk dilupakan.
3. Joyful Learning (Pembelajaran Menyenangkan)
Kerap disalahpahami sebagai sekadar “bersenang-senang”, Pembelajaran menyenangkan sebenarnya tentang membuat lingkungan belajar yang positif, menantang tetapi tetap mendukung, sehingga siswa bisa menemukan kepuasan dalam proses belajarnya. Dalam modul ajar deep learning Sosiologi kelas 12 kurikulum merdeka, kegembiraan bisa datang dari rasa ingin tahu yang terpuaskan setelah mengkaji suatu fenomena, dari diskusi sehat yang memperkuat argumen, dari simulasi yang membuat mereka “merasakan” menjadi bagian dari kelompok sosial, atau dari proyek kolaboratif yang memberikan dampak positif bagi komunitas.
Ketiga pendekatan ini saling terhubung dalam modul ajar deep learning Sosiologi kelas 12 SMA/MA fase F. Pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan akan lebih mudah mengarahkan siswa untuk berada dalam keadaan penuh kesadaran. Dalam hal ini, kesadaran penuh akan membantu siswa menemukan arti dan kesenangan dalam aktivitas belajar yang mendalam.
Penerapan Modul Ajar Deep Learning Sosiologi Kelas 12
Mari kita bahas penerapan ketiga prinsip tersebut dalam komponen-komponen inti dari modul ajar deep learning Sosiologi kelas 12 kurikulum merdeka.
A. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran harus dinyatakan dengan jelas supaya mencerminkan kedalaman, bukan sekedar pencapaian kognitif saja.
Contoh Tujuan Mindful: “Siswa dapat merefleksikan peran dan tanggung jawab mereka sebagai agen perubahan di komunitas sekolah.”
Contoh Tujuan Meaningful: “Siswa dapat mengenali masalah sosial di sekitar mereka dan menganalisisnya dengan menggunakan teori perubahan sosial (evolusi, revolusi, siklus).”
Contoh Tujuan Joyful: “Siswa menciptakan dan mempresentasikan sebuah proyek pemberdayaan komunitas kecil dengan rasa percaya diri dan kreativitas.”
B. Aktivitas Pembelajaran: Dari Konsep ke Konteks
Aktivitas pembelajaran merupakan inti dari modul ajar deep learning Sosiologi kelas 12 kurikulum merdeka. Desain kegiatan harus mengintegrasikan ketiga pendekatan secara menyeluruh.
Fase Mindful Learning: Membangun Kesadaran Kritis
Jurnal Reflektif: Ajak siswa untuk menulis catatan singkat sebagai tanggapan terhadap pertanyaan seperti, “Apa perubahan sosial paling signifikan yang kamu alami dalam lima tahun terakhir? Apa dampaknya bagimu?” Aktivitas tersebut membantu siswa mengasah metakognisi dan kesadaran diri mereka.
Observasi Etnografi Mini: Siswa diajak untuk mengamati dengan sederhana sebuah tempat umum di sekolah atau lingkungan rumah (misalnya, kantin atau halte bus). Mereka akan mencatat pola interaksi, simbol-simbol yang ada, serta merefleksikan makna di balik semua itu. Aktivitas tersebut melatih kemampuan untuk memperhatikan aspek sosial yang sering diabaikan.
Meditasi Analitis: Bimbing siswa untuk membayangkan struktur sosial sebagai sebuah piramida, dan refleksikan posisi mereka di dalamnya, siapa saja yang berada di atas dan di bawah, serta bagaimana perasaan mereka tentang hal tersebut. Ini adalah metode yang penuh perhatian untuk memahami konsep stratifikasi sosial.
Fase Meaningful Learning: Menjembatani Teori dan Realitas
Studi Kasus Lokal: Daripada mempelajari revolusi industri di Eropa, minta siswa untuk menganalisis perubahan sosial di daerah asal mereka disebabkan oleh masuknya platform digital seperti Gojek atau Tokopedia. Gunakan teori-teori sosiologi (seperti teori modernisasi atau ketergantungan) sebagai alat untuk analisis. Ini membuat teori lebih relevan dengan konteks mereka.
Proyek Pemberdayaan Berbasis Masalah (PjBL): Ini merupakan puncak dari pembelajaran bermakna. Bagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok memilih satu masalah sosial nyata di lingkungan mereka (seperti sampah, buta huruf digital di kalangan orang dewasa, atau perundungan di media sosial). Tugas mereka mencakup:
Investigasi Sosiologis: Menganalisis akar permasalahan dengan perspektif sosiologi
Membuat Solusi: Mengembangkan rencana aksi yang sederhana, realistis, dan bisa diukur untuk memberdayakan komunitas.
Eksekusi dan Evaluasi: Melaksanakan aktivitas (misalnya, kampanye di media sosial, workshop singkat, atau membuat poster edukasi) dan menilai dampaknya.
Role-Play dan Simulasi: Simulasikan pertemuan desa di mana siswa mengambil peran sebagai berbagai tokoh (Kepala Desa, pemuda, pengusaha, atau anggota PKK) yang mendiskusikan proyek perubahan di desa. Aktivitas ini membantu mereka memahami kompleksitas interaksi sosial dan berbagai kekuatan yang berperan dalam perubahan.
Fase Joyful Learning: Menciptakan Atmosfer Belajar yang Positif
Sosiologi melalui Seni: Ajak siswa untuk membuat lagu, puisi, komik, atau video pendek (TikTok/Reels edukatif) yang mengangkat konsep sosiologi yang sedang mereka pelajari. Ini menggabungkan elemen kreativitas dengan analisis yang mendalam.
“Café Sosiologi”: Susun kelas seperti sebuah kafe di mana siswa berdiskusi dalam kelompok kecil tentang topik terkini. Sediakan musik instrumental yang lembut dan camilan. Lingkungan belajar yang santai namun serius bisa mengajak partisipasi aktif dan pembelajaran yang menyenangkan.
Game dan Kuis Interaktif: Gunakan platform seperti Quizizz atau Kahoot! , atau buat papan permainan sederhana tentang “Jejak Agen Perubahan” di mana pemain harus menjawab pertanyaan sosiologi untuk bergerak maju. Ini membuat semangat kompetisi yang sehat dan juga keseruan.
Celebration of Learning: Di akhir proyek, adakan sesi “pameran” di mana setiap kelompok menyajikan hasil proyek pemberdayaan mereka kepada siswa dari kelas lain, para guru, dan orang tua. Pengakuan atas usaha mereka adalah sumber kebanggaan dan kebahagiaan yang sangat berpengaruh.
Silahkan download modul ajar deep learning Sosiologi kelas 12 kurikulum merdeka disini
Mengembangkan modul ajar deep learning Sosiologi kelas 12 SMA/MA fase F adalah suatu keharusan dalam kurikulum merdeka. Ini merupakan perubahan paradigma dari “mengajarkan materi” menjadi “menciptakan pengalaman belajar”. Dengan mengadopsi Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyful Learning, modul ajar deep learning kurikulum merdeka ini akan menghasilkan siswa yang tidak hanya bisa menjawab soal ujian dengan baik, tetapi juga menjadi warga negara yang kritis, empatik, reflektif, serta berani menjadi agen perubahan positif di masyarakat yang senantiasa berubah.