Dalam pembelajaran Matematika kelas 7 di tingkat SMP/MTs, kurikulum merdeka berfokus kepada pengembangan kemampuan berpikir kritis, penyelesaian masalah, serta hubungan antara konsep matematika dengan kehidupan sehari-hari.

Di kelas 7 SMP/MTs fase D, siswa mulai beralih dari pemahaman konkret ke pemahaman yang lebih abstrak. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk menciptakan modul ajar kurikulum merdeka yang kreatif, yang tidak hanya berfungsi untuk menyampaikan informasi, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran belajar (mindful), makna dari apa yang dipelajari (meaningful), serta kebahagiaan dalam belajar (joyful).
Pendekatan Deep Learning dalam pendidikan bukan sekadar memperdalam materi secara akademis, tetapi juga membangun pemahaman konseptual yang mendalam, reflektif, dan berkelanjutan. Modul ajar deep learning Matematika kelas 7 kurikulum merdeka berfokus pada bagaimana siswa memahami alasan dan proses di balik suatu konsep matematika, bukan hanya sekadar hasilnya.
Pengaplikasian modul ajar deep learning kurikulum merdeka memberikan guru kesempatan untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih nyata, relevan, dan bersifat kolaboratif. Dengan demikian, setiap aktivitas pembelajaran tidak terfokus hanya pada penghafalan rumus, tetapi berkembang menjadi kemampuan berpikir kritis dan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS).
Penerapan modul ajar deep learning kurikulum merdeka bertujuan untuk:
Dengan adanya tujuan tersebut, modul ajar deep learning kurikulum merdeka tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk guru, tetapi juga sebagai panduan yang fleksibel untuk membantu siswa mencapai capaian pembelajaran (CP) secara mendalam.
Pelaksanaan modul ajar deep learning Matematika kelas 7 SMP/MTs fase D bisa dibagi menjadi empat tahap inti: eksplorasi, elaborasi, refleksi, dan tindakan. Keempat tahap ini menciptakan siklus pembelajaran yang menyeluruh, aktif, dan berorientasi pada pemahaman.
Tahapan ini bertujuan untuk membangkitkan rasa ingin tahu siswa terhadap fenomena matematika yang ada di sekitar mereka. Aktivitas yang bisa dilakukan:
Contoh penerapan:
Ketika membahas Bangun Datar, guru bisa menggunakan pola ubin lantai atau kain batik untuk membantu siswa melihat bentuk-bentuk geometri dalam kehidupan sehari-hari. Dari pengamatan ini, siswa bisa diarahkan untuk mengenali konsep segitiga, persegi, dan jajargenjang.
Ciri khas tahap ini: siswa aktif melihat, bertanya, dan mulai memiliki rasa ingin tahu untuk menganalisis fenomena lebih dalam.
Di tahap ini, siswa mulai berpikir dan mengaitkan hasil observasi dengan konsep-konsep matematika yang relevan. Mereka mengeksplorasi lebih jauh ide-ide dasar melalui diskusi, percobaan, atau latihan berpikir. Langkah-langkah yang bisa diambil oleh guru:
Contoh penerapan:
Saat membahas Pertidaksamaan Linear Satu Variabel, guru menciptakan situasi:
“Apabila satu buku harganya Rp5. 000 dan kamu memiliki dana maksimum Rp30. 000, berapa banyak buku yang dapat kamu beli?”
Siswa menganalisis situasi tersebut, membuat model matematis, dan mengekspresikan ketidaksamaan dalam bentuk:
5. 000x ≤ 30. 000.
Melalui proses ini, mereka tidak hanya sekadar menghafal rumus, tetapi juga memahami alasan penggunaan tanda ketidaksamaan.
Tujuan dari langkah ini: untuk mengembangkan pemahaman konsep melalui penalaran dan argumen yang jelas.
Refleksi adalah pusat dari Deep Learning. Pada tahap ini, siswa diminta untuk menilai kembali pengalaman belajar mereka: hal-hal yang sudah dikuasai, tantangan yang dihadapi, dan bagaimana cara berpikir mereka berubah. Bentuk aktivitas reflektif:
Guru juga bisa memanfaatkan peta konsep untuk membantu siswa menghubungkan berbagai subjek yang telah diajarkan, contohnya hubungan antara persamaan dan pertidaksamaan linear.
Hasil yang diharapkan: siswa mempunyai kesadaran metakognitif yang lebih tinggi, serta dapat mengenali kekuatan dan kelemahan dalam aktivitas belajarnya.
Tahap terakhir dari Deep Learning adalah penggunaan konsep dalam situasi baru. Di sini siswa menunjukkan pemahaman mereka terhadap materi dengan menerapkannya untuk menghadapi masalah nyata. Aktivitas yang bisa dilakukan:
Dalam pendekatan Deep Learning, peran guru berubah dari penyampai informasi menjadi fasilitator dan pembimbing. Peran utama guru mencakup:
Guru juga berfungsi sebagai pembelajar seumur hidup dengan terus memperbarui metode pengajaran supaya tetap relevan dengan kemajuan zaman dan karakter siswa.
Modul ajar deep learning Matematika kelas 7 kurikulum merdeka semakin kuat dengan mengintegrasikan tiga pilar pembelajaran:
Ketiga pilar tersebut menjadikan modul ajar deep learning Matematika kelas 7 SMP/MTs fase D tidak hanya sebagai proses berfikir yang dalam, tetapi juga sebagai pengalaman belajar yang lengkap secara intelektual, emosional, dan sosial.
Silahkan download modul ajar deep learning Matematika kelas 7 kurikulum merdeka disini
Implementasi modul ajar deep learning Matematika kelas 7 SMP/MTs fase D dalam kurikulum merdeka adalah langkah penting untuk menciptakan pengalaman belajar yang mendalam, reflektif, dan berarti. Ketika metode Deep Learning digabungkan dengan Mindful, Meaningful, dan Joyful Learning, maka pembelajaran matematika akan berkembang menjadi pengalaman yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga menyentuh aspek emosional dan spiritual siswa, sejalan dengan semangat kurikulum merdeka yang membebaskan cara berpikir dan berperilaku.