Dalam pelajaran Bahasa Indonesia kelas 7 SMP/MTs fase D, pergeseran dari penguasaan teori linguistik menuju penekanan pada kemampuan literasi dan komunikasi yang autentik sangat penting. Pada titik ini, modul ajar kurikulum merdeka berperan integral, bukan hanya sekadar kumpulan lembar kerja, melainkan juga merupakan panduan pembelajaran yang menyeluruh, terorganisir, dan fleksibel.

Untuk mengoptimalkan kurikulum merdeka dalam pengajaran Bahasa Indonesia bagi siswa kelas 7 SMP/MTs fase D, pendekatan Deep Learning bisa dijadikan dasar. Deep Learning ini mencakup tiga elemen fundamental: Mindful Learning (Pembelajaran Sadar), Meaningful Learning (Pembelajaran Bermakna), dan Joyful Learning (Pembelajaran Menyenangkan).
Sebelum menyusun modul ajar kurikulum merdeka, penting untuk memahami inti dari ketiga pendekatan tersebut serta hubungannya dengan penguasaan bahasa.
Mindful Learning fokus pada kesadaran penuh siswa selama kegiatan belajar. Mereka tidak sekadar “menghafal” materi pembelajaran, tetapi benar-benar hadir, fokus, dan merenungkan apa yang mereka pelajari. Dalam modul ajar deep learning Bahasa Indonesia kelas 7 kurikulum merdeka, ini berarti siswa tidak hanya mengetahui struktur teks deskriptif, tetapi juga memahami pentingnya deskripsi, bagaimana pilihan kata yang digunakan mempengaruhi imajinasi pembaca, serta situasi-situasi nyata di mana teknik deskripsi digunakan.
Konsep Meaningful Learning menitikberatkan pada hubungan antara pengetahuan baru yang dipelajari dan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa. Pembelajaran menjadi bermakna ketika materi terkait dengan kehidupan nyata, minat, dan pengalaman mereka. Sebuah modul ajar deep learning Bahasa Indonesia kelas 7 SMP/MTs fase D yang bermakna akan mengaitkan pembelajaran puisi dengan perasaan siswa mengenai lingkungan, keluarga, atau cita-cita mereka, bukan hanya sekadar menulis puisi dengan tema yang ditentukan oleh guru.
Pembelajaran menyenangkan bertujuan untuk membuat lingkungan belajar yang tidak terbebani, didorong oleh rasa ingin tahu, eksplorasi, dan pencapaian. Kesenangan dalam mempelajari bahasa bisa muncul dari interaksi kelompok yang menarik, permainan peran, proyek kreatif, atau pengakuan terhadap karya yang telah mereka buat. Lingkungan yang menyenangkan tersebut akan mengurangi kecemasan dalam berbahasa, yang sering kali menjadi hambatan dalam belajar.
Ketiga pilar tersebut saling berinteraksi. Meaningful lebih mudah dipahami dengan mindful, dan proses tersebut akan lebih joyful ketika siswa menemukan relevansi dan kebahagiaan di dalamnya.
Berikut adalah langkah-langkah konkret untuk mengintegrasikan Mindful, Meaningful, dan Joyful Learning dalam modul ajar deep learning Bahasa Indonesia kelas 7 kurikulum merdeka.
Mulailah dengan memeriksa CP kurikulum merdeka untuk Bahasa Indonesia kelas 7 SMP/MTs fase D. Sebagai contoh, salah satu CP adalah “Menyampaikan gagasan, pandangan, perasaan, dan opini baik secara lisan maupun tulisan dengan menggunakan elemen kebahasaan yang sesuai, secara efektif dan kreatif dalam berbagai bentuk teks (narasi, deskripsi, eksposisi).”
Pilihlah materi yang relevan dengan kehidupan siswa (prinsip bermakna). Alih-alih menggunakan teks deskripsi tentang Candi Borobudur yang mungkin belum pernah mereka lihat, ajak siswa untuk menggambarkan kantin sekolah, lapangan basket, atau rumah mereka. Pendekatan tersebut membantu pengetahuan baru tertuang dengan baik ke dalam skema pengetahuan yang mereka miliki.
Berikut adalah contoh rangkaian aktivitas dalam modul ajar deep learning Bahasa Indonesia kelas 7 SMP/MTs fase D untuk materi “Teks Deskripsi” yang mengintegrasikan trilogi tersebut.
Pertemuan 1: Membangkitkan Kesadaran dan Makna (Mindful & Meaningful)
• Aktivitas Joyful: “Permainan Tebak Objek”
Guru menyiapkan beragam objek unik di dalam kotak (seperti buah, alat tulis, dan lain-lain). Seorang siswa mendeskripsikan objek tersebut tanpa menyebutkan namanya, sedangkan siswa lain mencoba untuk menebak. Aktivitas tersebut bersifat menyenangkan, menghilangkan ketegangan, dan secara tidak langsung menunjukkan pentingnya deskripsi yang jelas dan akurat.
• Aktivitas Mindful: “Pengamatan Sadar”
Siswa diminta keluar dari kelas untuk memilih satu objek di sekitar sekolah (seperti pohon, poster, atau bangku). Mereka diminta untuk mengamati objek itu selama 3-5 menit dalam kondisi hening, fokus pada warna, bentuk, tekstur, aroma, dan suara yang ada. Guru membantu dengan pertanyaan pemantik: “Apa yang kamu lihat yang sebelumnya tidak kamu perhatikan?” Ini melatih kesadaran indrawi dan konsentrasi.
• Aktivitas Meaningful: “Koneksi Emosional”
Setelah melakukan pengamatan, siswa didorong mencatat deskripsi objektif dan menuliskan perasaan atau kesan pribadi mereka terhadap objek tersebut. Contohnya, “Bangku ini terasa dingin dan keras, tetapi aku teringat duduk di sini bersama teman-teman saat istirahat.” Ini menghubungkan keterampilan menulis dengan aspek emosional mereka.
Pertemuan 2: Membangun Pengetahuan dan Bekerja Sama (Meaningful & Joyful)
• Aktivitas Meaningful: “Analisis Contoh Teks”
Siswa dibagi menjadi kelompok dan diberikan beberapa contoh teks deskripsi (tentang tempat, individu, atau objek). Mereka berdiskusi untuk mengidentifikasi ciri-ciri kebahasaan dan strukturnya. Proses pencarian mandiri (inquiry) ini lebih berarti dibandingkan hanya mendengarkan ceramah.
• Aktivitas Joyful: “Gallery Walk”
Hasil analisis kelompok dipamerkan di dinding. Siswa bergerak dari satu display ke display lain, memberikan komentar atau pertanyaan menggunakan kertas tempel (sticky notes). Kondisi tersebut aktif, dinamis, dan mengasyikkan.
Pertemuan 3: Berkarya dan Merefleksikan (Joyful & Mindful)
• Aktivitas Joyful & Meaningful: “Proyek Kreatif: Deskripsi Multimedia”
Siswa mengembangkan catatan pengamatan mereka menjadi teks deskripsi lengkap mengenai “Sudut Favorit di Sekolahku”. Mereka tidak hanya menulis, tetapi juga bisa memperkaya karya mereka dengan membuat poster digital yang mencakup teks dan foto, atau merekam audio/video singkat saat mereka membacakan teks tersebut. Pilihan tersebut memberi ruang untuk kreativitas dan variasi gaya belajar, menciptakan kegembiraan.
• Aktivitas Mindful: “Refleksi Penulis”
Setelah karya selesai, siswa diajak untuk menulis refleksi singkat: “Bagian mana dari deskripsimu yang paling kamu banggakan dan kenapa?” “Apa tantangan terbesar yang kamu hadapi dalam menulis deskripsi ini?” Refleksi tersebut mengembangkan metakognisi, kesadaran tentang aktivitas belajar mereka sendiri.
Silahkan download modul ajar deep learning Bahasa Indonesia kelas 7 kurikulum merdeka disini
Merancang modul ajar deep learning Bahasa Indonesia kelas 7 SMP/MTs kurikulum merdeka merupakan sebuah ikhtiar untuk mentransformasi pembelajaran bahasa dari yang mekanistis menjadi humanis. Dengan merangkai Mindful Learning untuk mendalami, Meaningful Learning untuk mengontekstualisasikan, dan Joyful Learning untuk memotivasi, guru tidak hanya mengajarkan siswa menjadi pengguna bahasa yang terampil, tetapi juga pembelajar sepanjang hayat yang kritis, kreatif, dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya.
Pada akhirnya, modul ajar deep learning kurikulum merdeka yang dirancang dengan filosofi tersebut akan menjadikan ruang kelas Bahasa Indonesia sebagai taman tempat kata-kata bermakna, kesadaran tumbuh, dan kegembiraan belajar bersemi.