Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti memiliki peranan penting dalam membentuk karakter dan identitas siswa secara menyeluruh. Pada tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama), terutama di kelas 7 fase D, siswa mengalami periode transisi yang sangat penting, di mana nilai-nilai agama dan moral harus ditanamkan bukan sekadar sebagai hafalan, tetapi sebagai dasar perilaku yang memiliki kesadaran dan makna. Modul ajar PAI dan Budi Pekerti kelas 7 fase D kurikulum merdeka yang disusun dengan pendekatan Deep Learning mencakup Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyful Learning menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan.

Deep Learning adalah metode yang bertujuan untuk mengatasi pemahaman yang dangkal dan sekadar menghafal. Pendekatan ini mengajak siswa untuk berpikir kritis, bekerja sama, berkomunikasi, berinovasi, membangun karakter, dan memiliki rasa kewarganegaraan. Dalam pelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas 7 fase D, Deep Learning mempunyai arti sebagai berikut:
Ketiga elemen ini saling berhubungan. Pembelajaran yang bermakna akan lebih mudah disadari dan pada akhirnya akan membawa kebahagiaan dalam kegiatan belajar.
Modul ajar deep learning PAI dan Budi Pekerti kelas 7 kurikulum merdeka berfungsi sebagai panduan lengkap bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Berikut adalah bagaimana prinsip Deep Learning diimplementasikan dalam setiap bagian dari modul ajar kurikulum merdeka.
Modul ajar deep learning PAI dan Budi Pekerti kelas 7 fase D bisa dimulai tidak langsung menuju materi, tetapi dengan kegiatan yang menfokuskan perhatian. Contohnya, memgajak siswa duduk tenang selama 2 menit, mengatur napas, dan mengenang satu kebaikan yang mereka terima sepanjang hari. Kegiatan tersebut membantu menyiapkan pikiran dan hati siswa untuk menyerap pelajaran yang penuh dengan nilai-nilai.
Daripada memberikan pertanyaan yang bersifat faktual, modul ajar deep learning kurikulum merdeka bisa mengajukan pertanyaan yang mengarah pada introspeksi. Misalnya: “Pernahkah kalian merasa cemas? Menurutmu, bagaimana shalat bisa menenangkan hati? Bagikan pengalamanmu.” Pertanyaan-pertanyaan semacam ini mendorong siswa untuk merenungkan diri mereka dan menghubungkan pelajaran dengan keadaan emosional yang mereka rasakan.
Siswa bisa diminta untuk mempunyai “jurnal budi pekerti” di mana mereka mencatat hal-hal yang mereka syukuri, tantangan yang dihadapi, dan usaha untuk menerapkan nilai-nilai Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan tersebut membantu melatih kesadaran berkelanjutan atas sikap dan pemikiran mereka.
Saat membahas praktik ibadah seperti berwudu atau melaksanakan shalat, luangkan waktu untuk “merenungkan arti sebenarnya”. Contohnya, ketika berwudu, ajak siswa membayangkan air tidak hanya membersihkan kotoran fisik, tetapi juga “menyucikan” niat dan pikiran yang negatif.
Modul ajar deep learning PAI dan Budi Pekerti kelas 7 kurikulum merdeka bisa dibuat dengan proyek yang melibatkan kolaborasi. Contoh tema yang bisa digunakan adalah “Menjadi Duta Anti Perundungan di Sekolah”. Siswa tidak hanya mempelajari tentang akhlakul karimah (menghormati orang lain, berkata baik), tetapi mereka juga perlu menganalisis kasus perundungan di lingkungan mereka (atau melalui studi kasus) dan merancang kampanye untuk menghentikannya. Materi dari Q. S. Al-Hujurat ayat 11-13 mengenai larangan mengolok-olok bisa menjadi dasar yang sangat bermakna.
Materi mengenai zakat dan sedekah bisa dikaitkan dengan isu kemiskinan yang ada di sekitar sekolah atau bencana alam. Siswa diminta untuk merancang aksi nyata seperti penggalangan dana, menghitung zakat fitrah dengan cara modern, atau mewawancarai pihak yang berwenang. Selain itu, nilai Islam seperti gotong royong bisa dihubungkan dengan tradisi lokal seperti “silih asah, silih asuh” di tanah Sunda atau “mapalus” di Minahasa.
Kisah-kisah teladan dari Nabi dan para sahabat tidak hanya diceritakan, tetapi juga dihayati melalui bermain peran. Siswa bisa memerankan Nabi Yusuf yang menolak godaan Zulaikha, lalu mendiskusikan nilai keteguhan hati yang bisa diterapkan ketika menghadapi tekanan dari teman untuk berbuat negatif. Dengan begitu, kisah tersebut menjadi relevan dengan tantangan yang dihadapi remaja saat ini.
Siswa bisa diberi tugas untuk membuat video pendek (TikTok/Reels) atau podcast yang berisi pesan baik berdasarkan materi Pendidikan Agama Islam (PAI), atau membuat infografis digital mengenai cara shalat yang benar. Tugas tersebut melatih kreativitas mereka sekaligus memastikan bahwa mereka memahami dan bisa menyampaikan materi dengan cara yang relevan bagi generasi mereka.
Modul ajar deep learning PAI dan Budi Pekerti kelas 7 SMP fase D bisa mengintegrasikan kuis yang interaktif memakai platform seperti Quizizz atau Kahoot! untuk mereview materi. Konsep “papan peringkat” dan poin bisa meningkatkan semangat kompetisi yang positif. Bisa juga ada permainan kartu dengan pertanyaan seputar akhlak, di mana siswa yang bisa menjawabnya mendapatkan “kartu pahala”.
Materi tentang keindahan ciptaan Allah (seperti Al-Asma’ul Husna yang menyoroti Al-Khaliq) dapat dipelajari melalui kunjungan ke taman atau kebun sekolah. Siswa bisa mengamati alam, mengambil foto, dan merenungkan kebesaran Allah. Dengan perubahan suasana ini, diharapkan tercipta kegembiraan serta kekaguman yang mendalam.
Siswa bisa mengekspresikan pemahaman mereka tentang surat-surat pendek dalam Al-Qur’an melalui seni kaligrafi, membuat poster bertema “Budi Pekerti di Media Sosial”, atau menciptakan nasyid/lagu dengan lirik yang mengangkat tema akhlak baik. Kegiatan seni ini bisa memunculkan emosi positif dan membuat kegiatan belajar menjadi lebih menyenangkan.
Modul ajar deep learning kelas 7 harus mengarahkan guru untuk membangun lingkungan yang aman untuk setiap siswa supaya bisa bertanya, mengemukakan pendapat, atau bahkan membantah tanpa rasa takut. Apresiasi terhadap setiap usaha dan pemikiran siswa, sekecil apapun, menjadi kunci untuk pembelajaran yang menyenangkan.
Silahkan download modul ajar deep learning PAI dan Budi Pekerti kelas 7 kurikulum merdeka disini
Modul ajar deep learning PAI dan Budi Pekerti kelas 7 fase D dalam kurikulum merdeka bukan hanya sekadar rencana, melainkan merupakan panduan menuju pengalaman belajar yang bisa mengubah. Dengan menerapkan pendekatan Deep Learning: Mindful, Meaningful, dan Joyful Learning, kegiatan belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti bisa beralih dari cara mengajarkan yang kaku dan menghafal menjadi pemahaman yang mendalam, refleksi diri, dan tindakan nyata. Sebagai kesimpulan, sasaran pendidikan agama Islam adalah membentuk generasi yang tidak hanya mempunyai pengetahuan agama secara teoritis, tetapi juga bisa menghayati ajarannya dengan kesadaran yang tinggi, menemukan tujuan dalam hidup, serta merasakan kebahagiaan dalam menjalankan nilai-nilai mulianya.