(Deep Learning) Modul Ajar Seni Rupa Kelas 11 SMA/MA
6 menit membaca
Share this:
Seni Rupa kelas 11 di tingkat SMA/MA sering kali berada dalam kerangka pikir yang terbatas: menampilkan karya yang secara teknis menarik tetapi kurang berarti. Kurikulum merdeka hadir untuk mengubah pandangan tersebut, dengan memberikan kebebasan kepada guru dan siswa untuk menjelajahi pembelajaran yang lebih autentik dan berdampak. Dalam hal ini, modul ajar deep learning Seni Rupa kelas 11 SMA/MA fase F berfungsi sebagai alat utama yang bukan hanya rencana pembelajaran, tetapi juga sebagai peta eksplorasi estetis untuk siswa.
Untuk memaksimalkan potensi kurikulum tersebut, pendekatan Deep Learning yang mencakup dimensi Mindful Learning (Pembelajaran Penuh Kesadaran), Meaningful Learning (Pembelajaran Bermakna), dan Joyful Learning (Pembelajaran Menyenangkan) menjadi landasan yang maksimal.
Memahami Fondasi: Kurikulum Merdeka dan Deep Learning
Kurikulum merdeka menekankan pembelajaran yang fokus pada siswa (student-centered), memberi fleksibilitas kepada guru dalam pengembangan materi, serta keterhubungan dengan situasi kehidupan sehari-hari. Tujuannya adalah membentuk kompetensi dan karakter Pelajar Pancasila. Dalam modul ajar deep learning Seni Rupa kelas 11 kurikulum merdeka, ini berarti transisi dari “bagaimana cara menggambar dengan baik” kepada “mengapa kita menggambar, dan apa maknanya untuk diri dan masyarakat?”.
Deep Learning adalah kerangka kerja pedagogis yang bertujuan melebihi sekadar hafalan. Ini mengarahkan siswa untuk menginternalisasi pengetahuan, menghubungkannya dengan pengalaman pribadi, dan menerapkannya dalam konteks yang berbeda. Tiga pilar utamanya adalah:
Mindful Learning (Pembelajaran Penuh Kesadaran): Memfokuskan pada pengalaman saat ini. Siswa diberi kesempatan untuk sepenuhnya hadir, mengamati rincian, merasakan setiap goresan, serta menyadari pikiran dan emosi mereka saat membuat. Ini meningkatkan konsentrasi, kesabaran, dan kemampuan refleksi.
Meaningful Learning (Pembelajaran Bermakna): Pengetahuan baru dihubungkan dengan kerangka kognitif yang sudah dimiliki. Siswa tidak hanya mempelajari teori warna, tetapi juga memahami dampak warna terhadap psikologi dalam desain komunikasi visual atau bagaimana warna bisa menyampaikan emosi dalam lukisan ekspresionis. Kegiatan belajar menjadi relevan dengan tujuan yang jelas.
Joyful Learning (Pembelajaran Menyenangkan): Mewujudkan lingkungan pembelajaran yang positif tanpa tekanan yang berlebihan, di mana rasa ingin tahu, eksplorasi, dan semangat berkarya menjadi pendorong kegiatan belajar. Kesalahan dipandang sebagai bagian yang wajar dari proses, bukan sebagai kegagalan.
Ketiga pilar ini saling terkait dalam modul ajar deep learning Seni Rupa kelas 11 kurikulum merdeka. Pembelajaran yang bermakna akan terasa menyenangkan, dan untuk mencapainya, diperlukan keadaan yang penuh kesadaran.
Merancang Modul Ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 11
Berikut adalah contoh pelaksanaan ketiga pilar tersebut dalam merancang modul ajar deep learning Seni Rupa kelas 11 SMA/MA fase F. Materi yang dipilih adalah “Identitas dan Ekspresi: Menyelami Narasi Diri melalui Seni Lukis Campuran (Mixed-Media)”.
Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menciptakan karya seni lukis campuran yang mencerminkan narasi pribadi mengenai identitas mereka, lengkap dengan pernyataan seni (artist statement) yang mendalam.
Fase 1: Pembukaan – Membangkitkan Rasa Ingin Tahu (Joyful & Meaningful Learning)
Kegiatan: “Galeri Identitas”
Guru memamerkan berbagai karya seni mixed-media dari seniman lokal dan internasional (seperti FX Harsono, Tita Salina, atau Robert Rauschenberg) dengan tema identitas.
Siswa berkeliling seolah mengunjungi pameran. Suasana dibangun santai dengan alunan musik instrumental.
Diskusi Pemantik: Daripada bertanya “Teknik apa yang dipakai? “, guru lebih fokus pada “Apa yang kamu rasakan saat melihat karya ini?” “Menurutmu, cerita apa yang ingin disampaikan oleh seniman?” “Unsur apa dalam karyamu yang bisa menjadi representasi dirimu?”
Keterkaitan Deep Learning: Kegiatan tersebut membangkitkan kebahagiaan melalui pengalaman seperti kunjungan lapangan. Kegiatan tersebut juga mempunyai makna karena secara langsung menghubungkan seni dengan konsep identitas yang sangat relevan dengan kehidupan remaja.
Fase 2: Eksplorasi dan Penemuan (Mindful & Meaningful Learning)
Kegiatan 1: “Jurnal Visual Diri”
Para siswa diarahkan untuk membuat jurnal visual yang sederhana. Mereka mengumpulkan gambar, tulisan, potongan kain, atau benda kecil yang mempunyai arti pribadi (tiket bioskop, daun, benang, dan lainnya).
Setiap kali mereka menambahkan elemen baru, mereka mencatat perasaan dan kenangan yang berhubungan dengan benda tersebut. Ini adalah latihan belajar dengan kesadaran, mereka mengingat kenangan dan emosi yang muncul.
Keterkaitan Deep Learning: Kegiatan tersebut menjadi pusat dari pembelajaran yang sadar (menyadari perasaan dan kenangan) dan pembelajaran yang bermakna (mengaitkan materi seni dengan pengalaman hidup yang sangat pribadi).
Kegiatan 2: “Workshop Teknik Mixed-Media”
Guru memperkenalkan berbagai teknik dasar mixed-media seperti kolase, transfer gambar, stensil, dan tekstur dengan acrylic gel.
Sesi ini bukan hanya berfokus pada teknik, melainkan lebih sebagai “laboratorium untuk bereksperimen”. Siswa diberi kesempatan untuk mencoba, “bermain”, dan melakukan kesalahan.
Guru berkeliling, memberikan saran teknis sambil mengarahkan untuk mengeksplorasi. Pertanyaannya adalah, “Bagaimana jika kamu mencoba menggabungkan ini dengan itu?”.
Keterkaitan Deep Learning: Lingkungan eksperimen tanpa tekanan membuat pengalaman belajar yang menyenangkan. Pemahaman terhadap teknik menjadi bermakna karena siswa langsung melihat berbagai kemungkinan baru untuk menyampaikan cerita mereka.
Fase 3: Kreasi dan Produksi (Mengintegrasikan Mindful, Meaningful, Joyful)
Kegiatan: “Menciptakan Karya Naratif”
Dengan mengacu pada jurnal visual dan keterampilan teknik yang telah dipelajari, siswa mulai menciptakan karya mixed-media pada kanvas atau kertas besar.
Di sepanjang proses ini, guru bertindak sebagai fasilitator dan mentor.
Penerapan Mindful Learning: Sebelum memulai, siswa diarahkan untuk merenungkan tujuan mereka. Sesekali, selama proses, mereka diberikan waktu untuk melihat karya mereka dan mencatat perkembangan emosi.
Penerapan Meaningful Learning: Setiap keputusan mengenai material, warna, dan komposisi harus mempunyai alasan yang berkaitan dengan narasi identitas mereka. Guru mendukung dengan pertanyaan seperti, “Mengapa kamu memilih warna gelap di bagian ini?” atau “Apa hubungan objek ini dengan kisah yang ingin kamu sampaikan?”.
Penerapan Joyful Learning: Ruang studio dibuat nyaman. Musik diputar dan siswa dibolehkan berdiskusi dengan teman. Suasana yang tercipta adalah suasana seperti galeri seniman, bukan ruang ujian. Proses mencipta dirayakan sebagai kegiatan yang menggembirakan.
Fase 4: Refleksi dan Apresiasi (Mindful & Meaningful Learning)
Kegiatan: “Pameran Kelas dan Pernyataan Seniman”
Karya siswa dipamerkan di dalam kelas. Mereka menulis “Pernyataan Seniman” singkat yang menjelaskan konsep, proses, dan makna di balik karya mereka.
Siswa bertindak sebagai seniman yang mempresentasikan karyanya kepada pengunjung (teman-teman sekelas). Sesi tanya jawab berfokus pada apresiasi dan rasa ingin tahu, bukan penilaian.
Keterkaitan Deep Learning: Menulis pernyataan seniman adalah puncak dari pembelajaran yang bermakna, di mana mereka harus merefleksikan dan mengungkapkan seluruh kegiatan belajar. Sesi pameran menghadirkan kebahagiaan karena rasa bangga telah menyelesaikan proyek yang personal. Proses ini juga merupakan pembelajaran yang sadar karena mendorong mereka untuk kembali menyelami perjalanan kreatif mereka.
Silahkan download modul ajar deep learning Seni Rupa kelas 11 kurikulum merdeka disini
Penutup
Sebuah modul ajar deep learning Seni Rupa kelas 11 SMA/MA fase F kurikulum merdeka bisa mengubah cara pembelajaran seni dilakukan. Modul ajar deep learning kurikulum merdeka melalui Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyful Learning menjadikan kelas bukan hanya tempat untuk berlatih keterampilan, tetapi juga sebagai ruang untuk eksplorasi diri. Pada akhirnya, jenis modul ajar deep learning kelas 11 ini tidak hanya akan melahirkan seniman muda yang mahir, tetapi juga individu yang lebih reflektif, empatik, dan utuh, yang merupakan kontribusi nyata terhadap terbentuknya Profil Pelajar Pancasila.