BerandaKelas 8KKTP Fikih Kelas 8 MTs Fase D Kurikulum Merdeka
KKTP Fikih Kelas 8 MTs Fase D Kurikulum Merdeka
6 menit membaca
Share this:
Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP) berfungsi sebagai ukuran utama dalam menilai pemahaman siswa terhadap materi dan kemampuan mereka dalam menerapkan konsep yang sudah diajarkan. KKTP kurikulum merdeka merupakan indikator nyata yang digunakankan oleh guru untuk mengevaluasi apakah siswa telah mencapai Tujuan Pembelajaran (TP). Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP) disusun berdasarkan TP dan menjadi pedoman dalam membuat alat penilaian (asesmen). KKTP Fikih kelas 8 fase D menjadi alat penting bagi guru untuk memastikan kegiatan belajar mengajar berjalan dengan baik dan bermanfaat bagi siswa di tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs).
Komponen Utama KKTP Fikih Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Komponen KKTP Fikih kelas 8 MTs fase D kurikulum merdeka mengacu pada dimensi kompetensi dalam TP, meliputi:
a. Pengetahuan (Kognitif)
Contoh indikator:
Menguraikan konsep muamalah (jual-beli, sewa-menyewa, hutang-piutang) sesuai dengan ajaran Islam.
Mengenali syarat dan rukun dalam transaksi ekonomi menurut Islam.
Mengidentifikasi perbedaan akad yang halal dan haram dalam kegiatan ekonomi modern (misal: riba, gharar).
Melakukan simulasi transaksi jual-beli berdasarkan ketentuan fikih.
Menyusun kesimpulan hukum dari situasi muamalah sehari-hari (misal: transaksi online).
Membuat analisis sederhana mengenai produk keuangan syariah (contoh: bank syariah, asuransi syariah).
c. Sikap (Afektif)
Contoh indikator:
Menunjukkan sikap yang jujur dan adil dalam simulasi transaksi ekonomi.
Menghargai prinsip kehati-hatian (wara’) saat mengelola harta.
Menunjukkan perhatian terhadap larangan riba dalam kegiatan ekonomi.
Karakteristik KKTP Kelas 8 Fase D
Kompleksitas Lebih Tinggi: Materi Fikih kelas 8 MTs (akhir fase D) mencakup isu-isu modern seperti ekonomi syariah, teknologi, dan keadilan sosial (misalnya: hukum NFT, investasi syariah, atau efek riba).
Integrasi Nilai: KKTP kelas 8 harus bisa mencerminkan penggabungan antara hukum fikih dan nilai moral (contoh: kejujuran dalam transaksi).
Kontekstual: Indikator harus relevan dengan peristiwa nyata (misal: jual beli online, gadai emas, atau pembiayaan mikro syariah).
Implementasi dalam Proses Pembelajaran
Implementasi KKTP Fikih kelas 8 MTs fase D dalam kurikulum merdeka memerlukan perencanaan yang matang, pelaksanaan yang konsisten, serta keterlibatan dari guru, siswa, dan orang tua. Berikut adalah langkah-langkah strategis untuk menerapkannya dengan baik:
1. Penyusunan Modul Ajar Berbasis KKTP Kurikulum Merdeka
Penetapan Tujuan Spesifik: Modul ajar perlu mencakup tujuan pembelajaran yang ditetapkan berdasarkan indikator Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP). Misalnya: “Siswa mampu menguraikan dalil rukun salat dan melaksanakannya dengan benar.”
Pemilihan Metode yang Tepat: Kombinasi ceramah interaktif, diskusi, studi kasus, dan simulasi praktik ibadah diperlukan untuk mengakomodasi ketiga aspek (kognitif, afektif, psikomotor).
Desain Instrumen Asesmen: Sertakan soal pilihan ganda, esai singkat, rubrik observasi praktik, dan lembar refleksi diri. Setiap instrumen harus terukur dan mencerminkan indikator khusus KKTP kurikulum merdeka.
2. Pembelajaran Tematik dan Kontekstual
Studi Kasus Kehidupan Nyata: Contohnya menganalisis kasus wudhu di kelas yang memiliki lantai licin; siswa diminta untuk mendiskusikan prosedur keselamatan dan makna wudhu.
Simulasi Praktik Ibadah: Adakan kegiatan salat berjamaah di kelas atau masjid sekolah. Setelah sesi praktik, lakukan diskusi untuk mengidentifikasi kesalahan dan cara untuk memperbaikinya.
Proyek Muamalah Sosial: Buat kelompok siswa untuk merancang kampanye zakat atau sedekah di lingkungan sekolah, sehingga nilai-nilai muamalah bisa diwujudkan secara nyata dan kontekstual.
3. Pemanfaatan Teknologi Pendidikan
Video Tutorial Interaktif: Guru bisa membuat atau menggunakan video yang menunjukkan langkah-langkah wudhu, salat, atau tata cara zakat dengan penjelasan terperinci.
Platform E-Learning dan Kuis Online: Manfaatkan LMS (Learning Management System) untuk memberikan kuis formatif, yang membantu memantau pencapaian kognitif siswa secara langsung.
Aplikasi Jurnal Refleksi: Gunakan aplikasi digital di mana siswa dapat menulis catatan harian terkait praktik ibadah, kendala yang dialami, dan rencana perbaikan.
4. Kolaborasi dengan Orang Tua dan Komunitas
Komunikasi Berkala: Kirimkan rangkuman materi dan indikator KKTP kurikulum merdeka lewat grup WhatsApp atau email kepada orang tua, sehingga mereka bisa mengetahui tujuan pembelajaran.
Tugas Kolaboratif Rumah dan Sekolah: Berikan tugas praktik ibadah di rumah bersama orang tua, sertai dengan bukti foto atau video, lalu siswa mempresentasikannya di kelas.
Forum Orang Tua & Guru: Adakan pertemuan rutin untuk mendiskusikan kemajuan siswa, tantangan dalam pelaksanaan, dan cara-cara kolaboratif untuk mendukung pencapaian pembelajaran.
5. Pemantauan dan Evaluasi Berkelanjutan
Observasi Harian: Guru mencatat kinerja praktik ibadah siswa di setiap pertemuan dan memberikan umpan balik langsung.
Refleksi Mingguan: Siswa menulis jurnal refleksi tentang capaian pembelajaran, tantangan yang dihadapi, serta langkah perbaikan yang akan diambil.
Analisis Data dan Tindak Lanjut: Kumpulkan hasil observasi dan refleksi untuk dianalisis, dan sesuaikan strategi pembelajaran, misalnya dengan memberikan remedial atau tantangan tambahan sesuai kebutuhan.
Tantangan dan Solusi dalam Penilaian Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP)
Meskipun penerapan KKTP Fikih kelas 8 MTs fase D kurikulum merdeka memberikan kerangka penilaian yang lengkap, masih ada beberapa kendala yang sering dihadapi oleh guru dan sekolah. Berikut adalah penjelasan mengenai tantangan tersebut serta solusi praktis untuk mengatasinya:
1. Perbedaan Kemampuan dan Latar Belakang Siswa
Tantangan:
Tingkat pemahaman fiqih siswa sangat bervariasi, ada yang sudah menghafal dalil dan ada pula yang baru akrab dengan istilah dasar.
Perbedaan lingkungan keluarga mempengaruhi praktik ibadah di rumah, sehingga mengukur pencapaian psikomotor dan afektif secara konsisten menjadi sulit.
Solusi:
Diferensiasi Tugas: Ciptakan kegiatan yang bertingkat (scaffold) dengan tingkat kesulitan yang berbeda; siswa bisa memilih modul yang sesuai dengan kemampuan dan tantangan selanjutnya.
Peer Tutoring: Fasilitasi kelompok belajar kecil di mana siswa yang lebih berpengalaman membimbing teman-teman sekelasnya selama praktik ibadah atau diskusi mengenai hukum fiqih.
Jurnal Refleksi Individual: Minta setiap siswa menulis refleksi harian atau mingguan yang fokus pada pengalaman dan tantangan pribadi, supaya guru bisa menyesuaikan umpan balik sesuai kebutuhan masing-masing.
2. Kesulitan dalam Menilai Aspek Afektif Secara Objektif
Tantangan:
Sikap dan nilai afektif seperti keikhlasan, kesungguhan, dan toleransi sering kali sulit untuk diukur secara kuantitatif.
Ada kemungkinan terjadi bias penilaian subjektif, misalnya guru bisa memberikan nilai afektif berdasarkan kedekatan pribadinya.
Solusi:
Rubrik Penilaian Terperinci: Buat rubrik yang rincikan aspek afektif menjadi indikator yang lebih jelas (contohnya “menepati waktu mulai salat” atau “memberikan pujian saat teman berhasil menjelaskan dalil”).
Dokumentasi Video/Foto: Minta siswa untuk merekam praktik ibadah atau diskusi kelompok agar bisa dianalisis di kemudian hari sebagai bukti untuk menunjukkan sikap afektif.
3. Beban Administrasi dan Waktu Penilaian
Tantangan:
Membuat, melaksanakan, dan mengevaluasi instrumen KKTP kurikulum merdeka secara terus-menerus membutuhkan banyak waktu.
Guru sering kali merasa kewalahan dengan input data observasi harian dan refleksi siswa.
Solusi:
Digitalisasi Penilaian: Manfaatkan platform online atau spreadsheet bersama guru bisa memantau pencapaian indikator secara real-time tanpa harus mencetak banyak formulir.
Rotasi Tugas Kelas: Libatkan guru pendamping atau asisten (jika ada) untuk membantu dalam observasi, sementara guru fokus pada analisis data dan perencanaan tindak lanjut.
Blok Waktu Khusus: Jadwalkan waktu tertentu setiap minggu untuk melakukan input data dan merefleksikan hasil penilaian, supaya tidak mengganggu waktu belajar.
Dengan menghadapai tantangan-tantangan tersebut dengan strategi yang baik, proses penilaian KKTP Fikih kelas 8 MTs fase D kurikulum merdeka akan menjadi lebih efektif dan berkelanjutan, mendukung peningkatan mutu pembelajaran serta pengembangan karakter keagamaan siswa di jenjang Madrasah Tsanawiyah.
Download KKTP Fikih kelas 8 MTs fase D kurikulum merdeka selengkapnya disini
Kesimpulan
Penerapan KKTP Fikih kelas 8 MTs (Madrasah Tsanawiyah) fase D dalam kurikulum merdeka memerlukan perencanaan yang cermat, alat evaluasi yang bervariasi, serta kerja sama antara guru, siswa, dan orang tua. Dengan adanya indikator yang jelas untuk aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, diharapkan kegiatan belajar menjadi lebih fokus dan berharga.