Kurikulum merdeka muncul sebagai inovasi dalam sistem pendidikan di Indonesia, dengan fokus pada pembelajaran yang berorientasi pada siswa, fleksibel, dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Dalam konteks ini, peran guru berfungsi tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai perancang pembelajaran yang inovatif. Salah satu alat perencanaan yang sangat penting adalah Program Semester yang biasa disebut Promes. Bagi guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti, terutama yang mengajar di kelas 5 SD (yang termasuk dalam Fase C), menyusun Promes kurikulum merdeka yang efektif bukan hanya sekadar tugas administratif, tapi merupakan panduan yang akan mengarahkan aktivitas pembelajaran supaya lebih terfokus, berarti, dan menyentuh.
Sebelum mempelajari cara penyusunan program semester (Promes), penting untuk memahami dasar filosofis yang mendasarinya.
Program semester (Promes) adalah rencana yang mengatur pembagian waktu dan pengembangan materi pembelajaran selama satu semester yang disusun berdasarkan capaian pembelajaran (CP). Dokumen tersebut menjelaskan CP dan semua elemennya menjadi tujuan pembelajaran yang lebih konkret, lalu mendistribusikannya ke dalam minggu-minggu efektif sepanjang semester.
Fungsi utama Promes kurikulum merdeka antara lain:
Berikut adalah langkah-langkah menyusun Promes PAI dan Budi Pekerti kelas 5 fase C kurikulum merdeka yang bisa diikuti oleh guru:
Langkah pertama yang sangat penting adalah meneliti dokumen CP PAI dan Budi Pekerti kelas 5 fase C. CP Fase C terbagi dalam beberapa elemen, seperti:
Contoh CP pada elemen Akhlak: “Siswa menganalisis pentingnya kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzhan), serta persaudaraan (ukhuwah) dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.”
Dari sini, guru harus menjelaskan kata kunci “menganalisis” dan “menerapkan” menjadi tujuan pembelajaran yang lebih spesifik dan terukur.
Tujuan Pembelajaran adalah penjabaran lebih lanjut dari CP yang spesifik, terukur, dan bisa diamati. Dari CP yang disebutkan sebelumnya, Tujuan Pembelajaran untuk satu pertemuan bisa disusun menjadi:
Kumpulan Tujuan Pembelajaran ini kemudian diorganisasi dengan urutan yang logis menjadi sebuah Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), yang menjadi dasar penyusunan Promes kelas 5 SD/MI.
Hitung jumlah minggu dalam semester ganjil atau genap, kemudian kurangi dengan minggu-minggu yang tidak berfungsi (seperti minggu ujian, libur semester, jeda ujian, atau kegiatan tertentu di sekolah). Misalnya, dalam satu semester biasanya ada sekitar 18-20 minggu yang efektif. Waktu inilah yang akan digunakan untuk menyampaikan materi.
Tahapan ini adalah bagian paling penting dari penyusunan Promes PAI dan Budi Pekerti kelas 5. Guru menyebarkan Tujuan Pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya dalam ATP ke minggu-minggu yang efektif. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
Meskipun tidak terlalu rinci, Promes kurikulum merdeka bisa mencantumkan kolom untuk metode pembelajaran yang dominan (seperti diskusi, proyek, observasi) dan jenis asesmen (unjuk kerja, portofolio, tes tertulis). Ini adalah cara untuk membantu guru dalam merancang modul ajar kurikulum merdeka nantinya.
Membuat Promes PAI dan Budi Pekerti kelas 5 fase C kurikulum merdeka adalah satu hal, tetapi pelaksanaannya adalah hal lain. Beberapa tantangan yang mungkin muncul:
Strategi untuk mengatasinya adalah menjadikan Promes PAI dan Budi Pekerti kelas 5 sebagai “dokumen hidup” yang selalu direvisi dan disesuaikan dengan kondisi aktual di lapangan. Kerja sama dengan guru lain dan wali kelas juga sangat krusial untuk mengintegrasikan nilai-nilai budi pekerti.
Download Promes PAI dan Budi Pekerti kelas 5 fase C kurikulum merdeka selengkapnya disini
Membuat Promes PAI dan Budi Pekerti kelas 5 fase C dalam kurikulum merdeka adalah suatu proses yang memerlukan pemikiran kritis dan kreatif. Hal ini bukan sekadar tugas mekanis, melainkan perencanaan strategis yang menyatukan pemahaman yang mendalam tentang capaian pembelajaran, karakteristik siswa, dan konteks sekitar.
Promes kurikulum merdeka yang baik akan menjadi panduan bagi guru dalam menjalani pembelajaran selama satu semester. Ini memastikan bahwa pembelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas 5 tidak hanya berhenti pada hafalan dan teori, tetapi juga menangkap aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Dengan demikian, tujuan akhir pendidikan agama Islam yaitu membentuk individu yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia bisa tercapai dengan cara yang lebih terstruktur, terukur, dan bermakna. Pada akhirnya, Promes kelas 5 menjadi bukti nyata dari “kemerdekaan” guru dalam merancang pengalaman belajar terbaik bagi generasi mendatang.