(Deep Learning) Modul Ajar Matematika Kelas 2 SD/MI
6 menit membaca
Share this:
Di kelas 2 SD/MI fase A, fondasi pelajaran Matematika sedang dibangun secara solid. Para siswa tidak hanya mengenal angka, tetapi juga mulai memahami dasar-dasar operasi hitung, pengukuran, dan geometri sederhana. Pada fase penting ini, pendekatan Deep Learning yang diimplementasikan melalui prinsip Mindful Learning (Pembelajaran Penuh Kesadaran), Meaningful Learning (Pembelajaran Bermakna), dan Joyful Learning (Pembelajaran Menyenangkan) menjadi kunci yang sangat berpengaruh.
Memahami Deep Learning dalam Konteks Matematika Kelas 2
Deep Learning dalam pembelajaran lebih dari sekadar mendapatkan nilai tinggi, melainkan berfokus pada menciptakan pengalaman belajar yang mendalam dan bisa diterapkan. Dalam modul ajar deep learning Matematika kelas 2 kurikulum merdeka, pendekatan ini dijelaskan sebagai berikut:
Mindful Learning: Siswa belajar dengan penuh perhatian dan menyadari setiap langkah yang mereka ambil. Mereka tidak terburu-buru menyelesaikan tugas, tetapi mencermati langkah-langkah, memperbaiki kesalahan, dan merenungkan pemahaman mereka. Contohnya, ketika melakukan penjumlahan, mereka memahami mengapa 7 + 5 menghasilkan 12, dan bukan hanya mengingat jawabannya.
Meaningful Learning: Konsep-konsep dalam matematika dihubungkan langsung dengan pengalaman nyata siswa. Angka dan operasi perhitungan tidak lagi terasa abstrak, melainkan menjadi alat untuk menyelesaikan masalah nyata, seperti berbelanja di kantin, membagi kue, atau mengukur panjang meja.
Joyful Learning: Aktivitas belajar dirancang supaya semenarik dan menyenangkan mungkin. Melalui permainan, eksplorasi, narasi, dan proyek kreatif, matematika bertransformasi dari suatu beban menjadi sebuah petualangan yang menarik. Keseruan tersebut akan meminta siswa untuk tetap bersemangat dalam belajar.
Ketiga pilar tersebut saling berkaitan. Pembelajaran yang bermakna akan lebih mudah dipahami dengan penuh kesadaran, dan pengalaman tersebut akan terasa lebih menyenangkan saat siswa menemukan relevansi serta manfaatnya.
Menyusun Modul Ajar Deep Learning Matematika Kelas 2
Berikut adalah contoh kerangka modul ajar deep learning Matematika kelas 2 SD/MI fase A yang mengkombinasikan ketiga pilar tersebut.
Siswa mampu menyelesaikan masalah sehari-hari yang melibatkan penjumlahan dan pengurangan hingga 500 dengan kesadaran penuh (Mindful Learning).
Siswa bisa menghubungkan konsep penjumlahan, pengurangan, dan pengukuran panjang dengan aktivitas jual beli di pasar (Meaningful Learning).
Siswa menunjukkan semangat dan kerja sama dalam simulasi pasar serta permainan matematika (Joyful Learning).
Aktivitas Pembelajaran yang Mengintegrasikan Deep Learning
1. Meaningful Learning: Menghubungkan dengan Realitas
Simulasi “Pasar Rame-Rame”: Kelas diubah menjadi pasar sederhana. Siswa dibagi menjadi peran penjual dan pembeli. Para “penjual” menjajakan barang-barang (dalam bentuk gambar atau replika) dengan harga yang tertera (contoh: wortel Rp 120, ikan Rp 250, buku gambar Rp 400). “Pembeli” diberi uang mainan beserta daftar belanja. Mereka harus menghitung total belanjaan, melunasi pembayaran, dan menerima kembalian.
Meaningful: Aktivitas tersebut membuat operasi penjumlahan (menghitung total) dan pengurangan (menghitung kembalian) menjadi nyata dan berarti. Siswa menyadari bahwa matematika adalah keterampilan penting dalam kehidupan.
Proyek “Membuat Denah Pasar”: Setelah simulasi, siswa diminta secara berkelompok untuk membuat denah pasar impian mereka di atas kertas karton. Mereka harus menyusun “kios” yang berbeda (sayuran, buah, lauk-pauk) dan memberikan label harga pada setiap barang. Mereka juga bisa mengukur “jalan” di antara kios dengan penggaris (satuan baku) atau stik es krim (satuan tidak baku).
Meaningful: Proyek tersebut menggabungkan geometri (membuat denah), pengukuran, dan angka dalam satu konteks yang saling terhubung dan kreatif.
2. Mindful Learning: Mengembangkan Kesadaran dan Metakognisi
“Area Refleksi Perhitungan”: Setelah menyelesaikan aktivitas simulasi atau mengerjakan LKPD Matematika kelas 2, beri kesempatan selama 5 menit bagi siswa untuk merenungkan proses yang mereka lalui. Guru bisa memberikan pertanyaan seperti:
“Saat menjumlah total belanjaan, langkah apa yang kamu ambil?”
“Apakah ada tantangan yang kamu hadapi? Bagaimana cara kamu mengatasinya?”
“Di antara menjumlahkan ratusan atau satuan, mana yang lebih mudah? Kenapa?”
Mindful: Pertanyaan-pertanyaan tersebut meminta siswa untuk mengevaluasi kembali cara berpikir mereka (metakognisi), sehingga mereka tidak hanya menyelesaikan soal, tetapi juga memahami strategi yang digunakan.
Permainan “Hati-hati, Salah!”: Guru menulis sebuah operasi di papan tulis yang sengaja salah (misalnya, 145 + 238 = 373, padahal seharusnya 383). Siswa bekerja dalam pasangan untuk menemukan dan memperbaiki kesalahan tersebut, kemudian menjelaskan di mana terdapat kesalahan.
Mindful: Aktivitas ini mengasah ketelitian, kesabaran, dan keberanian untuk mempertanyakan penghitungannya. Siswa belajar bahwa kesalahan merupakan bagian dari aktivitas belajar dan hal terpenting adalah menyadari serta memperbaikinya.
3. Joyful Learning: Menciptakan Lingkungan Belajar yang Seru
“Permainan Kartu Ajaib”: Gunakan kartu remi atau kartu angka buatan sendiri. Setiap grup mendapatkan sekumpulan kartu. Dua kartu diungkapkan, dan siswa berlomba untuk menjumlahkan atau mengurangkan angka tersebut dengan cepat dan tepat. Permainan ini bisa diubah menjadi permainan “Perang” matematika.
Joyful: Unsur permainan, kompetisi yang sehat, dan kecepatan menciptakan suasana yang energik dan menggembirakan. Latihan soal yang biasanya membosankan berubah menjadi tantangan yang menarik.
“Kisah Matematika”: Guru menceritakan tentang seorang anak yang pergi ke pasar dengan sejumlah uang dan ingin membeli beberapa barang. Di tengah cerita, guru akan berhenti dan meminta siswa untuk menghitung apakah uang tersebut cukup, atau berapa kembalian yang harus didapatkan.
Joyful: Cerita menginspirasi imajinasi dan perasaan siswa. Mereka tidak merasa sedang mempelajari matematika, tetapi membantu karakter dalam cerita untuk menyelesaikan masalah.
Asesmen yang Otentik
Asesmen dalam modul ajar deep learning Matematika kelas 2 kurikulum merdeka tidak terbatas pada ujian tertulis, tetapi lebih menekankan pada proses dan kemampuan penerapan.
Kinerja: Mengamati sikap, kerja sama, dan ketepatan menghitung siswa selama simulasi pasar dengan menggunakan rubrik observasi.
Proyek: Menilai denah pasar yang dibuat oleh kelompok berdasarkan kreativitas, ketepatan penulisan harga, dan kejelasan dalam pengukuran.
Portofolio: Mengumpulkan LKPD Matematika kelas 2 dan hasil refleksi siswa untuk menilai perkembangan pemahaman dan kesadaran metakognitif mereka dari waktu ke waktu.
Peran Guru sebagai Fasilitator Deep Learning
Dalam pendekatan tersebut, guru berfungsi sebagai perancang pengalaman belajar, fasilitator, dan motivator. Guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber pengetahuan. Tugas guru meliputi:
Menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan merangsang untuk eksplorasi.
Mengajukan pertanyaan pemantik yang mengajak pembelajaran penuh kesadaran, seperti “Mengapa kamu berpikir demikian?” atau “Apakah ada cara lain?”
Menjamin setiap siswa terlibat aktif dan menemukan “kesenangan” dalam aktivitas belajarnya.
Menghubungkan setiap konsep abstrak dengan contoh nyata yang relevan dengan kehidupan siswa (pembelajaran bermakna).
Silahkan download modul ajar deep learning Matematika kelas 2 kurikulum merdeka disini
Kesimpulan
Menyusun modul ajar deep learning Matematika kelas 2 SD/MI fase A sesuai dengan kurikulum merdeka merupakan suatu langkah yang inovatif. Dengan mengadopsi prinsip Mindful, Meaningful, dan Joyful Learning, guru tidak hanya mendidik siswa supaya terampil dalam menghitung. Kita juga sedang mengembangkan individu yang terus belajar sepanjang hayat, berpikir kritis, kreatif, dan mampu menemukan keindahan serta manfaat matematika dalam setiap aspek hidup mereka. Modul ajar deep learning kurikulum merdeka yang dibuat dengan baik akan menjadi peta untuk eksplorasi yang mengubah pembelajaran Matematika kelas 2 dari sesuatu yang menakutkan menjadi pengalaman penuh penemuan, kesadaran, makna, dan tentunya, kesenangan.