(Deep Learning) Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 9 SMP/MTs

Mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas 9 SMP/MTs fase D dalam kurikulum merdeka memainkan peranan yang sangat penting. Ini bukan hanya sekadar pelajaran yang berfokus pada tata bahasa dan sastra, tetapi juga menjadi dasar bagi siswa untuk mengekspresikan ide-ide, memahami kerumitan hidup, serta membentuk identitas.

Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 9

Untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan metode pengajaran yang mendalam dan bermakna. Di sinilah pentingnya konsep Pembelajaran Mendalam (Deep Learning). Pembelajaran mendalam bisa diimplementasikan melalui tiga cara utama: Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyful Learning.

Memahami Trilogi Pendekatan Deep Learning

Sebelum membahas penerapannya dalam modul ajar deep learning Bahasa Indonesia kelas 9 kurikulum merdeka, penting untuk memahami inti dari setiap pendekatan.

1. Mindful Learning (Pembelajaran Penuh Kesadaran)

Pendekatan ini berfokus pada kesadaran siswa secara total selama kegiatan belajar. Mereka ada bukan hanya secara fisik, tetapi juga secara mental dan emosional. Dalam modul ajar deep learning Bahasa Indonesia kelas 9 SMP/MTs fase D, ini berarti siswa diajak untuk “hadir” sepenuhnya ketika membaca teks, merenungkan maknanya, menyadari perasaan yang muncul, serta merefleksikan nilai-nilai yang berada dalam konteks hidup mereka. Mindful Learning membantu siswa untuk berkonsentrasi, menangani gangguan, dan menumbuhkan empati.

2. Meaningful Learning (Pembelajaran Bermakna)

Meaningful Learning menekankan hubungan antara pengetahuan baru dan struktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa. Pembelajaran menjadi bernilai ketika siswa mampu melihat relevansi materi dengan kehidupan sehari-hari, masalah nyata, dan minat pribadi mereka. Misalnya, saat belajar tentang teks persuasi, siswa tidak hanya memahami strukturnya, tetapi juga bagaimana mereka bisa memanfaatkan keterampilan itu untuk menggalang dukungan terhadap isu lingkungan di sekitar mereka.

3. Joyful Learning (Pembelajaran yang Menyenangkan)

Joyful Learning bukan hanya sekadar tentang bermain dan bersenang-senang. Ini tentang membuat lingkungan belajar yang aman, positif, dan mendukung, di mana siswa merasa tertantang secara intelektual tanpa mengalami tekanan. Kebahagiaan muncul ketika siswa bisa menyelesaikan masalah, berkreasi, atau bekerjasama dengan teman-teman mereka. Dalam modul ajar deep learning Bahasa Indonesia kelas 9 kurikulum merdeka, hal ini bisa diterapkan melalui drama, diskusi interaktif, atau proyek menulis kreatif yang merangsang daya imajinasi.

Ketiga pendekatan tersebut saling terhubung dengan erat. Pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan akan mengajak siswa untuk lebih waspada. Di sisi lain, sikap yang penuh kesadaran akan memungkinkan siswa merasakan makna dan kebahagiaan yang lebih dalam dalam kegiatan belajar siswa.

Implementasi dalam Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 9

Modul ajar deep learning kurikulum merdeka dibuat dengan tingkat fleksibilitas yang tinggi, memberi guru keleluasaan untuk mengembangkan materi dan strategi yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Berikut adalah cara trilogi tersebut bisa diterapkan dalam aspek-aspek modul ajar deep learning Bahasa Indonesia kelas 9 SMP/MTs fase D.

A. Penetapan Tujuan Pembelajaran dan Pemilihan Materi

Modul ajar deep learning kelas 9 SMP/MTs fase D seharusnya diawali dengan perumusan Tujuan Pembelajaran (TP) yang tidak hanya mencakup aspek kognitif, tetapi juga dimensi sikap dan keterampilan sosial.

  • Contoh TP dengan Pendekatan Deep Learning:
    1. Kognitif: Siswa mampu mengidentifikasi struktur dan unsur kebahasaan dalam teks eksplanasi yang berkaitan dengan fenomena alam dan sosial.
    2. Mindful dan Meaningful: Siswa merefleksikan hubungan sebab-akibat dalam teks dengan kejadian yang mereka hadapi sehari-hari serta menyadari dampaknya terhadap masyarakat.
    3. Joyful dan Kolaboratif: Siswa bekerja sama dalam kelompok untuk menyusun presentasi kreatif mengenai analisis teks tersebut.

Pemilihan materi juga perlu kontekstual. Daripada hanya menggunakan teks dari buku ajar, guru bisa memanfaatkan artikel berita terkait banjir di daerah sekitar, video dokumenter mengenai budaya lokal, atau puisi dari penyair muda Indonesia yang relevan dengan kehidupan mereka. Hal ini menjadikan pembelajaran lebih bermakna.

B. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran merupakan inti dari modul ajar deep learning Bahasa Indonesia kelas 9 kurikulum merdeka. Berikut adalah contoh kegiatan yang menggabungkan tiga pendekatan.

Topik: Teks Persuasi (Membuat Kampanye Sosial)

  1. Fase Mindful Learning (Pendahuluan):
    • Meditasi Singkat dan Pemantik: Guru mengajak siswa untuk menutup mata sejenak dan memikirkan satu masalah di sekolah atau lingkungan mereka yang ingin diubah (misalnya: pengelolaan sampah plastik, perundungan, kurangnya minat baca).
    • Refleksi Pribadi: Siswa menuliskan perasaan dan pemikiran mereka mengenai masalah tersebut. Kegiatan tersebut membantu mereka meningkatkan kesadaran diri dan empati sebelum masuk ke topik pelajaran.
  2. Fase Meaningful Learning (Kegiatan Inti):
    • Penelitian Konteks: Siswa dibagi kedalam kelompok berdasarkan minat pada isu yang berbeda. Mereka melakukan penelitian mengenai dampak masalah tersebut dengan menggunakan sumber yang dapat dipercaya.
    • Analisis Contoh Teks: Siswa mempelajari contoh-contoh teks persuasif seperti poster kampanye, iklan layanan masyarakat, atau pidato. Mereka mengidentifikasi struktur dan elemen bahasanya (seperti kalimat ajakan, kata-kata emosional, dll. ) bukan untuk dihafalkan, melainkan sebagai “alat” untuk memengaruhi orang lain.
    • Hubungan dengan Kehidupan: Diskusi dipandu oleh pertanyaan seperti, “Mengapa banyak kampanye anti-perundungan yang gagal?” atau “Strategi persuasi mana yang paling efektif untuk menjangkau remaja seusia kalian?”
  3. Fase Joyful Learning (Inti dan Penutup):
    • Kreasi dan Kerja Sama: Siswa bekerja sama untuk membuat kampanye sosial mereka sendiri. Mereka bebas memilih media yang mereka inginkan: seperti membuat poster digital di Canva, video TikTok singkat, naskah pidato, atau lagu.
    • “Pameran” Kampanye: Kelas diubah menjadi sebuah “galeri kampanye sosial”. Siswa berkeliling, mempresentasikan hasil kerja mereka, dan memberikan umpan balik kepada kelompok lain. Suasana kompetisi yang sehat dan apresiatif menghasilkan kebahagiaan dan kebanggaan atas karya yang telah dihasilkan.
    • Refleksi Keceriaan: Di akhir sesi, siswa merefleksikan bagaimana perasaan mereka setelah menjalani proyek. Apa yang paling menyenangkan? Tantangan apa yang berhasil mereka lalui bersama?

C. Penilaian Autentik

Modul ajar deep learning kurikulum merdeka mengutamakan penilaian autentik, yaitu evaluasi yang menggambarkan keterampilan nyata dalam konteks yang relevan.

  1. Portofolio: Kumpulan karya siswa (esai refleksi, naskah kampanye, cerita pendek) dievaluasi sesuai perkembangan mereka dari waktu ke waktu.
  2. Proyek: Misalnya, proyek kampanye sosial dinilai berdasar pada proses kolaborasi, kreativitas, dan dampak pesan yang disampaikan.
  3. Presentasi dan Penampilan: Kemampuan komunikasi dan keberanian siswa dalam menyampaikan pendapat dinilai selama sesi presentasi atau pertunjukan drama.
  4. Penilaian Diri dan Penilaian Teman: Siswa melakukan penilaian terhadap diri mereka sendiri dan rekan mereka, yang melatih kemampuan metakognisi dan sikap objektif.

Tantangan dan Strategi untuk Implementasi

Mengintegrasikan Deep Learning tidak tanpa hambatan. Batasan waktu, beban administrasi guru, dan budaya belajar pasif di beberapa sekolah bisa menjadi rintangan. Strategi untuk mengatasi hal ini antara lain:

  • Kerja Sama Antarguru: Guru Bahasa Indonesia bisa bekerja sama dengan guru Pendidikan Pancasila atau IPA dalam proyek tematik (misalnya, proyek kampanye lingkungan).
  • Pemanfaatan Teknologi: Manfaatkan platform digital seperti Quizizz untuk penilaian formatif yang menyenangkan, atau Padlet untuk kolaborasi ide dengan cara yang penuh kesadaran.
  • Manajemen Waktu: Rancang modul ajar deep learning kurikulum merdeka dengan fase-fase yang jelas. Tidak semua pertemuan harus berlangsung “meriah”, tetapi harus ada keseimbangan antara ketenangan (mindful), kedalaman (meaningful), dan keceriaan (joyful).
  • Peran Guru sebagai Fasilitator: Guru perlu beralih dari peran “pemberi informasi” menjadi fasilitator yang membimbing, mengajukan pertanyaan yang provokatif, dan membuat lingkungan belajar yang aman dan mendukung.

Silahkan download modul ajar deep learning Bahasa Indonesia kelas 9 kurikulum merdeka disini

Penutup

Integrasi metode Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyful Learning dalam modul ajar deep learning Bahasa Indonesia kelas 9 SMP/MTs fase D dalam kurikulum merdeka merupakan suatu keharusan. Dengan modul ajar deep learning kurikulum merdeka yang dirancang dengan cermat, siswa tidak hanya akan terampil dalam menganalisis teks dan menulis dengan baik, tetapi juga berkembang menjadi generasi yang cerdas dan berkarakter, siap menghadapi masa depan dengan keyakinan dan sikap kemanusiaan.

You might also like
(Deep Learning) Modul Ajar Seni Rupa Kelas 8 SMP/MTs

(Deep Learning) Modul Ajar Seni Rupa Kelas 8 SMP/MTs

(Deep Learning) Modul Ajar PJOK Kelas 8 Kurikulum Merdeka

(Deep Learning) Modul Ajar PJOK Kelas 8 Kurikulum Merdeka

(Deep Learning) Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 8

(Deep Learning) Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 8

(Deep Learning) Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8

(Deep Learning) Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8

(Deep Learning) Modul Ajar Matematika Kelas 8 SMP/MTs

(Deep Learning) Modul Ajar Matematika Kelas 8 SMP/MTs

(Deep Learning) Modul Ajar IPS Kelas 8 Kurikulum Merdeka

(Deep Learning) Modul Ajar IPS Kelas 8 Kurikulum Merdeka