(Deep Learning) Modul Ajar Seni Rupa Kelas 9 SMP/MTs

Pembelajaran Seni Rupa kelas 9 fase D di tingkat SMP/MTs mempunyai peranan penting dalam mengembangkan individu yang kreatif, reflektif, dan mempunyai karakter. Salah satu metode yang cocok untuk mencapai hal tersebut adalah Deep Learning, sebuah konsep yang fokus pada pemahaman yang mendalam, hubungan makna, serta penerapan pengetahuan dalam situasi nyata.

Modul Ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 9

Supaya pembelajaran bisa menjadi lebih bermakna, pendekatan Deep Learning harus dipadukan dengan Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyful Learning. Ketiga metode tersebut tidak hanya memperkuat aspek kognitif, tetapi juga emosi dan keterampilan psikomotor siswa, menjadikan pembelajaran lebih komprehensif, menyenangkan, dan bernilai.

Strategi Integratif dalam Modul Ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 9

Dalam membuat modul ajar deep learning Seni Rupa kelas 9 kurikulum merdeka yang terintegrasi dengan Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyful Learning membutuhkan desain pengajaran yang holistik, kontekstual, dan reflektif. Strategi terintegrasi tersebut tidak hanya fokus pada pencapaian tujuan kognitif, tetapi juga pada pembentukan karakter, emosi, dan kesadaran diri siswa. Dengan demikian, pembelajaran seni tidak sebatas aktivitas menggambar atau menciptakan, tetapi juga adalah proses mendalam dalam menemukan makna dan membangun identitas diri melalui karya yang visual.

Prinsip Dasar Strategi Integratif

Strategi terintegrasi dalam modul ajar deep learning Seni Rupa kelas 9 SMP/MTs fase D didasarkan pada beberapa prinsip utama sebagai berikut:

  1. Keterpaduan Ranah Belajar: Pembelajaran seni rupa harus menjangkau tiga aspek utama yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (sikap dan kesadaran estetis), serta psikomotor (keterampilan berkarya). Ketiga aspek tersebut saling mendukung dan tidak bisa dipisahkan.
  2. Kontekstual dan Autentik: Aktivitas belajar perlu dihubungkan dengan konteks kehidupan nyata siswa, baik dari segi sosial, budaya lokal, atau masalah aktual dalam masyarakat. Ini akan membuat pembelajaran menjadi lebih mempunyai makna dan relevansinya tinggi.
  3. Berpusat pada Siswa (Student-Centered Learning): Peran guru adalah sebagai fasilitator yang mendampingi proses eksplorasi dan refleksi siswa, bukan hanya memberikan arahan teknis. Siswa diberikan kesempatan untuk berpikir, merasakan, dan berkarya secara mandiri.
  4. Reflektif dan Kolaboratif: Pembelajaran seni harus mencakup proses refleksi pribadi dan kolaborasi sosial. Melalui diskusi, apresiasi, dan kerja kelompok, siswa belajar untuk menghargai perbedaan perspektif dan membangun empati.
  5. Pembelajaran yang Menyenangkan: Aktivitas belajar diorganisasikan untuk membangkitkan semangat dan kebahagiaan. Lingkungan belajar yang terbuka, kreatif, dan mendukung eksplorasi bebas merupakan syarat penting dalam penerapan Joyful Learning.

Integrasi dalam Tahapan Pembelajaran

Supaya strategi tersebut bisa diterapkan dengan baik, aktivitas belajar bisa dibagi menjadi tiga tahap integratif: eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Setiap tahap dalam modul ajar deep learning Seni Rupa kelas 9 kurikulum merdeka mengkombinasikan aspek mindful, meaningful, dan joyful dengan sinergis.

a. Tahap Eksplorasi (Mindful Learning)

Tahap pertama ini berfokus pada pengamatan yang sadar dan refleksi awal siswa terhadap tema atau objek seni yang sedang dipelajari. Guru bisa membimbing siswa untuk:

  • Melakukan pengamatan terhadap lingkungan sekitar (alam, budaya, benda visual).
  • Melatih kesadaran visual melalui aktivitas “melihat dengan hati,” tidak hanya melalui mata.
  • Mencatat ide atau membuat sketsa spontan dari hasil observasi.

Kegiatan tersebut mendorong siswa untuk fokus, bersabar, dan meningkatkan kepekaan visual, serta membantunya mengenali potensi ide awal yang muncul dari pengalaman pribadi.

b. Tahap Elaborasi (Meaningful Learning)

Di tahap ini, siswa didorong untuk memberikan makna pada hasil eksplorasi dan menghubungkannya dengan pengalaman hidup, nilai budaya, dan fenomena sosial. Contohnya, jika tema yang dibahas adalah “Identitas Budaya Lokal,” maka siswa diajak untuk meneliti simbol-simbol tradisional daerah mereka dan menginterpretasikannya dalam karya visual.

Guru mempunyai peran dalam membimbing siswa melalui diskusi terbuka, sesi brainstorming, dan perbandingan berbagai karya seni dari banyak sumber. Dengan cara tersebut, siswa tidak hanya belajar menciptakan karya, tetapi juga memahami makna dan cerita yang ada di balik karya tersebut.

c. Tahap Konfirmasi (Joyful Learning)

Tahap terakhir ini berfokus pada penciptaan karya seni dengan lingkungan belajar yang penuh semangat dan kegembiraan. Guru mengajak siswa untuk bereksperimen dengan teknik, warna, atau media yang mereka sukai tanpa rasa takut akan kesalahan. Setelah karya selesai, siswa melakukan presentasi dan refleksi.

Kegiatan apresiasi antara siswa membuat lingkungan belajar positif, di mana setiap karya dihargai berdasarkan proses, ide, dan maknanya, bukan hanya pada keindahan visualnya. Refleksi bersama memberikan kesempatan bagi siswa untuk menyadari keseluruhan pengalaman belajar yang telah mereka jalani.

Model Pembelajaran yang Memfasilitasi Integrasi

Berikut beberapa model pembelajaran yang cocok dengan strategi integratif ini:

  1. Project-Based Learning (PjBL): Siswa menyelesaikan proyek seni yang membutuhkan riset, perencanaan, dan pembuatan karya dalam jangka waktu tertentu. Contohnya adalah proyek pameran kelas dengan tema “Seni dan Lingkungan,” di mana setiap siswa menciptakan karya dengan pesan ekologis.
  2. Discovery Learning: Siswa didorong untuk menemukan prinsip atau makna seni melalui eksplorasi bebas dan observasi langsung terhadap karya atau fenomena visual.
  3. Collaborative Learning: Dalam kegiatan kelompok, siswa belajar bernegosiasi, berbagi ide, dan menghargai perbedaan dalam ekspresi seni. Kolaborasi juga menumbuhkan empati dan rasa mempunyai terhadap pencapaian bersama.
  4. Inquiry-Based Learning: Siswa menyelidiki fenomena visual atau simbol budaya, mengajukan pertanyaan kritis, dan menyimpulkan hasil pengamatan mereka dalam bentuk karya atau presentasi.

Dengan memanfaatkan kombinasi model ini, guru bisa memastikan aktivitas pembelajaran berlangsung secara dinamis, reflektif, dan terfokus pada pengalaman siswa.

Strategi Evaluasi Dalam Pendekatan Integratif

Evaluasi dalam modul ajar deep learning kurikulum merdeka berfokus pada penilaian autentik yang seimbang antara proses dan hasil. Guru bisa menerapkan:

  • Observasi Proses Kreatif: Mencatat keterlibatan, kesadaran, dan inisiatif siswa selama proses berkarya.
  • Portofolio Karya Seni: Mengumpulkan hasil karya bersama catatan reflektif dari siswa.
  • Jurnal Refleksi Diri: Siswa bisa mencatat pengalaman, tantangan, dan makna pribadi yang mereka dapatkan dari aktivitas pembelajaran.
  • Penilaian Teman Sebaya: Siswa memberikan umpan balik yang membangun terhadap karya rekan mereka.

Evaluasi tersebut tidak hanya menilai hasil akhir tetapi juga bagaimana siswa berpikir, merasakan, dan berkembang selama aktivitas belajar berlangsung.

Contoh Strategi Integratif dalam Modul Ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 9

Sebagai ilustrasi, berikut adalah contoh rancangan kegiatan pembelajaran dalam modul ajar deep learning Seni Rupa kelas 9 SMP/MTs fase D yang mengintegrasikan tiga pendekatan:

  • Tujuan Pembelajaran: Siswa diharapkan dapat menciptakan karya dua dimensi bertema alam yang mencerminkan kesadaran visual, makna lingkungan, dan ekspresi kreatif yang menyenangkan.
  • Langkah-langkah Kegiatan:
    1. Mindful: Siswa melakukan observasi terhadap alam di sekitar sekolah (pohon, langit, warna, tekstur tanah) dan mencatat kesan visual dan emosional yang mereka rasakan.
    2. Meaningful: Siswa mendiskusikan interaksi manusia dengan alam dan bagaimana seni bisa menyampaikan pesan pelestarian lingkungan.
    3. Joyful: Siswa membuat karya lukis atau kolase bertema alam secara bebas dengan diiringi musik lembut dalam suasana santai.
  • Refleksi: Setelah menyelesaikan karya, siswa berbagi pengalaman dan makna yang mereka gali selama proses mencipta.

Kegiatan tersebut menggabungkan kesadaran, makna, dan kebahagiaan dalam satu rangkaian belajar yang utuh.

Silahkan download modul ajar deep learning Seni Rupa kelas 9 kurikulum merdeka disini

Kesimpulan

Modul ajar deep learning Seni Rupa kelas 9 SMP/MTs fase D dalam kurikulum merdeka yang menggabungkan Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyful Learning adalah suatu strategi efektif untuk mencapai pendidikan yang menyeluruh dan berkarakter. Metode tersebut mendorong pemahaman yang lebih dalam, kesadaran diri, arti yang berkaitan, serta kebahagiaan dalam aktivitas belajar. Oleh karena itu, Seni Rupa tidak hanya dianggap sebagai mata pelajaran menggambar, melainkan sebagai alat untuk membentuk individu yang kreatif, reflektif, dan mempunyai semangat kebebasan.

You might also like
(Deep Learning) Modul Ajar PJOK Kelas 9 Kurikulum Merdeka

(Deep Learning) Modul Ajar PJOK Kelas 9 Kurikulum Merdeka

(Deep Learning) Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 9

(Deep Learning) Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 9

(Deep Learning) Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 9

(Deep Learning) Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 9

(Deep Learning) Modul Ajar Matematika Kelas 9 SMP/MTs

(Deep Learning) Modul Ajar Matematika Kelas 9 SMP/MTs

(Deep Learning) Modul Ajar IPS Kelas 9 Kurikulum Merdeka

(Deep Learning) Modul Ajar IPS Kelas 9 Kurikulum Merdeka

(Deep Learning) Modul Ajar IPA Kelas 9 Kurikulum Merdeka

(Deep Learning) Modul Ajar IPA Kelas 9 Kurikulum Merdeka