(Deep Learning) Modul Ajar IPS Kelas 9 Kurikulum Merdeka
6 menit membaca
Share this:
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs) sering menghadapi persepsi negatif, seperti dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit diingat, membosankan, dan tidak relevan dengan kehidupan sehari-hari. Di sini, kehadiran modul ajar deep learning IPS kelas 9 SMP/MTs fase D dalam kurikulum merdeka menjadi sangat penting dalam pembelajaran di sekolah.
Pendekatan Deep Learning sering kali tercermin dalam tiga komponen utama: Mindful Learning (Pembelajaran Penuh Kesadaran), Meaningful Learning (Pembelajaran Bermakna), dan Joyful Learning (Pembelajaran Menyenangkan).
Memahami Tiga Unsur Deep Learning dalam Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Sebelum membuat modul ajar deep learning kurikulum merdeka, sangat penting untuk memahami inti dari setiap komponen Deep Learning dan bagaimana hubungannya dengan pembelajaran IPS kelas 9 SMP/MTs fase D.
1. Mindful Learning
Mindful Learning mengajak siswa untuk sepenuhnya hadir, konsentrasi, dan sadar akan kegiatan belajar yang mereka lakukan. Dalam modul ajar deep learning IPS kelas 9 kurikulum merdeka, ini berarti siswa tidak hanya sekadar menyerap informasi sejarah atau konsep geografi, tetapi juga secara aktif memikirkan hubungan sebab-akibat, setiap bias, sudut pandang, serta dampaknya terhadap kehidupan mereka dan masyarakat saat ini. Mereka didorong untuk menjadi lebih sadar secara sosial dan kritis terhadap lingkungan mereka.
Meaningful Learning menyoroti pentingnya mengaitkan pengetahuan baru dengan pemahaman yang telah dimiliki siswa sebelumnya. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menjadi berharga ketika siswa mampu menemukan hubungan antara topik yang dipelajari (contohnya, globalisasi) dengan pengalaman sehari-hari mereka (seperti tren media sosial, brand pakaian, atau harga barang). Modul ajar deep learning kelas 9 SMP/MTs perlu dibuat untuk menghubungkan konsep-konsep abstrak dengan kenyataan yang konkret.
3. Joyful Learning
Joyful Learning bukan sekadar tentang permainan dan hiburan. Ini berkaitan dengan membuat lingkungan belajar yang merangsang rasa ingin tahu, mendorong eksplorasi, dan di mana keberhasilan dalam memahami konsep yang rumit menghadirkan kepuasan tersendiri. Di pelajaran IPS kelas 9 SMP/MTs fase D, lingkungan belajar yang menyenangkan bisa tercipta lewat simulasi, proyek kelompok, diskusi, atau penelitian terhadap isu sosial yang nyata.
Ketiga pendekatan tersebut saling terkait. Pembelajaran yang bermakna akan memicu kesadaran yang mendalam, dan akhirnya, membawa kepada perasaan puas dan bahagia dalam menjalani kegiatan belajar.
Rancangan Modul Ajar Deep Learning IPS Kelas 9
Modul ajar kurikulum merdeka berfungsi sebagai pedoman menyeluruh bagi para guru, di dalamnya terdapat tujuan pembelajaran, langkah-langkah kegiatan, evaluasi, dan sumber belajar. Berikut adalah skema tentang bagaimana mengintegrasikan tiga unsur ke dalam elemen-elemen modul ajar deep learning IPS kelas 9 kurikulum merdeka, menggunakan contoh topik “Dampak Globalisasi terhadap Kehidupan Ekonomi dan Budaya di Indonesia”.
A. Menentukan Tujuan Pembelajaran yang Menitikberatkan pada Pemahaman Mendalam
Tujuan pembelajaran sebaiknya lebih dari sekadar aspek kognitif yang rendah (mengingat, memahami). Rumuskan tujuan yang mencakup analisis, evaluasi, dan kreasi.
Contoh Tujuan Pembelajaran:
(Kognitif Tinggi) Siswa mampu menganalisis pengaruh globalisasi terhadap perilaku konsumsi dan ketahanan budaya di sekitar mereka.
(Mindful) Siswa mampu merefleksikan posisi mereka sendiri sebagai agen dalam proses globalisasi, baik sebagai konsumen maupun pelestari budaya.
(Meaningful) Siswa mampu merancang kampanye sosial (dalam bentuk poster digital atau video singkat) yang mengedepankan produk lokal atau kearifan budaya Indonesia di tengah tantangan globalisasi.
B. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran yang Menggabungkan Mindful, Meaningful, dan Joyful Learning
Kegiatan inti dalam modul ajar deep learning IPS kelas 9 SMP/MTs harus dibuat sebagai rangkaian pembelajaran yang terintegrasi.
Fase 1: Membangkitkan Rasa Ingin Tahu (Stimulus – Joyful dan Mindful)
Kegiatan: “Galeri Globalisasi”. Guru menyiapkan beragam gambar, barang, atau video singkat yang menggambarkan globalisasi (misalnya, logo merek internasional, kain batik yang dimodifikasi, video dance TikTok internasional, kemasan produk lokal dan impor).
Instruksi: Siswa bergerak sambil mengamati “galeri” dan mencatat berbagai pertanyaan yang muncul dalam pikiran mereka. “Bagaimana produk ini bisa sampai di sini?” “Apa dampaknya terhadap pengrajin lokal?”
Kaitan dengan Deep Learning: Kegiatan tersebut menstimulus kegembiraan melalui pendekatan visual dan interaktif, sambil melatih kesadaran dengan mengajak siswa untuk mengamati dan mempertanyakan fenomena di sekitar mereka.
Fase 2: Eksplorasi dan Investigasi (Inkuiri – Meaningful & Mindful)
Kegiatan: “Proyek Penelitian Pengaruh Globalisasi”. Siswa dibagi ke dalam kelompok kecil. Setiap kelompok memilih satu fokus penelitian (contoh: “Tren Makanan Internasional vs Warung Tegal”, “Dampak E-Commerce pada UMKM di Wilayah Kita”, “Penyebaran Budaya Korea di Kalangan Remaja”).
Tugas: Setiap kelompok melakukan observasi di lingkungan sekitar, wawancara dengan pelaku UMKM atau tokoh masyarakat, serta mengumpulkan data dari sumber yang bisa dipercaya.
Kaitan dengan Deep Learning: Kegiatan ini sangat berarti karena siswa menciptakan pengetahuan mereka sendiri melalui pengalaman langsung. Proses penelitian ini juga menuntut kesadaran, mereka harus teliti, kritis terhadap informasi yang didapat, serta empati kepada narasumber.
Fase 3: Sintesis dan Kreasi (Joyful & Meaningful)
Kegiatan: “Mini Simposium dan Pameran Karya”. Setiap kelompok membuat laporan dari penelitian mereka dan menghasilkan suatu produk sebagai solusi atau alat penyadaran. Produk ini bisa berupa:
Video dokumenter singkat.
Poster infografis yang membandingkan produk lokal dengan yang impor.
Proposal usaha sederhana untuk memajukan UMKM lokal.
Karya seni (seperti kolase) yang menggambarkan perpaduan budaya.
Kaitan dengan Deep Learning: Fase kreasi ini merupakan puncak dari Joyful Learning siswa merasakan kebanggaan dan kepuasan setelah menciptakan sesuatu. Karya-karya tersebut adalah bukti nyata dari pembelajaran yang berarti, sebab mereka menerapkan pengetahuan yang dimiliki untuk menciptakan sesuatu yang konkret dan relevan.
Fase 4: Refleksi (Mindful)
Kegiatan: “Jurnal Refleksi”. Di akhir proyek, siswa menulis refleksi pribadi.
Pertanyaan Pemantik: “Bagaimana pemahamanmu tentang globalisasi berubah setelah menyelesaikan proyek ini?” “Nilai dan budaya apa dari Indonesia yang menurutmu perlu dilestarikan?” “Apa satu tindakan kecil yang bisa kamu lakukan untuk menjadi warga negara yang cerdas di era global?”
Kaitan dengan Deep Learning: Refleksi adalah inti dari Mindful Learning. Ini memotivasi siswa untuk merenungkan pengalaman belajar dengan lebih mendalam dan menghubungkannya dengan nilai-nilai pribadi mereka.
C. Merancang Asesmen yang Autentik dan Berkelanjutan
Modul ajar deep learning IPS kelas 9 kurikulum merdeka seharusnya tidak hanya mengandalkan ujian pilihan ganda di akhir. Penilaian dirancang untuk mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran.
Observasi: Guru mengamati partisipasi dan keterampilan kerjasama siswa saat berdiskusi dan melakukan penelitian.
Catatan Pertanyaan: Kualitas pertanyaan yang diajukan siswa di Fase 1 menjadi indikator kesadaran dan rasa ingin tahu.
Daftar Periksa Penelitian: Memastikan setiap kelompok melaksanakan proses inkuiri dengan baik.
Asesmen Sumatif:
Produk Akhir (Karya): Dinilai menggunakan rubrik yang meliputi kedalaman analisis, kreativitas, kejelasan penyajian, dan kecocokan dengan fakta.
Presentasi: Kemampuan siswa dalam menyampaikan hasil dan berargumentasi.
Jurnal Refleksi: Mengukur sejauh mana siswa bisa berpikir mendalam dan menginternalisasi nilai-nilai yang telah dipelajari.
Silahkan download modul ajar deep learning IPS kelas 9 kurikulum merdeka disini
Penutup
Modul ajar deep learning IPS kelas 9 SMP/MTs fase D kurikulum merdeka bukan sekadar dokumen perencanaan, melainkan sebuah peta menuju transformasi pembelajaran. Dengan mengadopsi pendekatan Deep Learning yang memadukan Mindful, Meaningful, dan Joyful Learning, guru bisa mengubah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dari mata pelajaran yang dihafal menjadi sebuah petualangan intelektual yang mempesona. Pada akhirnya, tujuan pembelajaran bukanlah menghasilkan siswa yang hafal teori, tetapi melahirkan warga negara yang cerdas, kritis, empatik, dan siap berkontribusi positif bagi masyarakatnya di tengah dinamika global yang terus berubah. Modul ajar deep learning kurikulum merdeka yang dibuat dengan baik adalah kunci untuk mewujudkan tujuan mulia tersebut.