(Deep Learning) Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 9
6 menit membaca
Share this:
Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti kelas 9 fase D di tingkat SMP memiliki tanggung jawab yang sangat besar. Beban ini tidak hanya berkaitan dengan menyampaikan pengetahuan agama Islam, tetapi juga lebih dari itu, yaitu membentuk karakter, moralitas, dan spiritualitas siswa yang sedang dalam proses menemukan jati diri mereka.
Dalam kerangka kurikulum merdeka, para guru diberikan kebebasan untuk merancang pembelajaran yang relevan dan penuh makna. Di sinilah fungsi modul ajar deep learning PAI dan Budi Pekerti kelas 9 menjadi sangat penting. Dengan penerapan Deep Learning yang mencakup Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyful Learning, hal ini menjadi keharusan.
Memahami Deep Learning dalam PAI dan Budi Pekerti Kelas 9
Deep Learning dalam dunia pendidikan berbeda dari konsep yang ada dalam teknologi. Di sini, Deep Learning merujuk pada metode pembelajaran yang berfokus untuk mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam, kemampuan berpikir kritis, dan karakter yang relevan untuk kehidupan nyata. Dalam konteks PAI dan Budi Pekerti kelas 9 fase D, Deep Learning bertujuan untuk mendorong siswa supaya tidak hanya menghafal teks Al-Qur’an atau dalil, tetapi juga merenungkan artinya, menghayati nilainya, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
1. Mindful Learning dalam PAI dan Budi Pekerti Kelas 9
Mindful Learning adalah cara belajar yang melibatkan kesadaran penuh, fokus, dan keterbukaan terhadap saat ini. Dalam modul ajar deep learning PAI dan Budi Pekerti kelas 9 kurikulum merdeka, hal ini sangat berkaitan dengan konsep muhasabah (introspeksi) dan tafakkur (merenungkan ciptaan Tuhan).
Pengantar yang Reflektif: Setiap sesi belajar bisa diawali dengan kegiatan “Merenung Sejenak”. Misalnya, sebelum membahas Q. S. At-Tin, siswa diminta untuk menutup mata sejenak dan berpikir tentang keunikan dan keindahan bentuk tubuh mereka. Kegiatan tersebut membantu siswa untuk berkonsentrasi dan bersiap mental sebelum belajar.
Pertanyaan Pemantik yang Mendorong Refleksi: Modul ajar deep learning PAI dan Budi Pekerti kelas 9 fase D harus menyertakan pertanyaan yang mampu memicu pemikiran mendalam, bukan sekadar untuk menguji pengetahuan. Daripada bertanya “Sebutkan isi Q. S. Al-Ashr?”, guru bisa bertanya, “Bagaimana perasaanmu saat merasa waktu terbuang sia-sia? Apa yang bisa kita lakukan supaya tidak termasuk dalam golongan yang merugi?”
Pengintegrasian dengan Praktik Ibadah: Saat mengajarkan topik Thaharah atau Shalat, materi bisa menambahkan kegiatan “Simulasi Shalat Khusyuk”. siswa tidak hanya belajar gerakan dan bacaan, tetapi juga diajarkan untuk merasakan setiap gerakan, memahami makna bacaan, dan merasakan kehadiran hati di hadapan Allah. Ini adalah esensi dari Mindful Learning.
Jurnal Refleksi Diri: Modul ajar deep learning kurikulum merdeka bisa menyediakan format “Jurnal Akhlakku”. Setiap akhir pekan, siswa diminta untuk menulis refleksi tentang: Apa perilaku baik yang telah aku lakukan? Kapan aku tidak jujur? Apa rencanaku untuk memperbaiki diri? Kegiatan ini melatih kesadaran diri secara terus-menerus.
2. Meaningful Learning dalam PAI dan Budi Pekerti Kelas 9
Meaningful Learning terjadi ketika siswa bisa menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka miliki. Pendidikan Agama Islam (PAI) akan tampak tidak menarik dan kering jika tidak dihubungkan dengan realitas sehari-hari.
Implementasi Meaningful Learning:
Kontekstualisasi dengan Isu Terkini: Modul ajar deep learning PAI dan Budi Pekerti kelas 9 kurikulum merdeka harus berani membawa isu-isu terkini. Saat membahas tentang pentingnya menghindari pergaulan bebas (bagian dari Bab Pernikahan), materi bisa menyajikan studi kasus mengenai dampak negatif dari media sosial dan hubungan yang tidak sehat. Siswa didorong untuk menganalisis kasus tersebut dari sudut pandang ajaran Islam.
Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL) yang Relevan: Modul ajar deep learning kelas 9 perlu dibuat dengan melibatkan proyek kolaboratif yang bermanfaat. Sebagai contoh, untuk materi Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS), siswa bisa diberikan tugas “Merancang Kampanye Sedekah Sekolah” untuk membantu teman-teman yang membutuhkan atau korban bencana. Siswa tidak hanya mempelajari teori ZIS, tetapi juga merasakan dampak sosialnya secara langsung.
Analisis Situasi Nyata: Materi bisa menyertakan cerita atau video tentang tokoh inspiratif yang menerapkan nilai-nilai Islam. Misalnya, mengangkat cerita seorang pebisnis sukses yang jujur dalam usahanya, kemudian para siswa didorong untuk menganalisis nilai akhlak yang diterapkan.
3. Joyful Learning dalam PAI dan Budi Pekerti Kelas 9
Joyful Learning memunculkan suasana positif, mengurangi rasa cemas, dan meningkatkan motivasi batin siswa. Pendidikan Agama Islam (PAI) sering kali dianggap penuh tekanan karena banyak ceramah. Joyful Learning hadir untuk merubah pandangan tersebut.
Pelaksanaan Joyful Learning:
Permainan Edukasi: Modul ajar deep learning PAI dan Budi Pekerti kelas 9 fase D bisa merekomendasikan penggunaan kuis interaktif seperti Kahoot! atau Quizizz untuk mengulang materi. Atau, permainan sederhana seperti “Charade Akhlak” di mana seorang siswa memerankan sebuah akhlak baik (seperti membantu, jujur), dan yang lainnya menebak.
Pemanfaatan Teknologi dan Media Kreatif: Siswa bisa didorong untuk membuat video pendek (TikTok/Reels) yang berisi pesan-pesan dakwah, atau infografis digital tentang topik tertentu. Misalnya, membuat konten “3 Tips Mengontrol Amarah ala Rasulullah” dengan gaya yang trendy.
Seni dan Kreativitas: Pembelajaran mengenai keindahan nama-nama Allah (Asmaul Husna) bisa dihadirkan dengan aktivitas “Kaligrafi Kreatif,” di mana siswa membuat kaligrafi Asmaul Husna dengan teknik modern dan berwarna. Pembelajaran sejarah Islam bisa disampaikan melalui metode bercerita yang dramatis atau pembuatan komik strip.
Pembelajaran di Luar Ruang Kelas: Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas 9 bisa menyarankan bagi guru untuk kadang-kadang melaksanakan pembelajaran di lokasi berbeda, seperti di mushola, perpustakaan, atau taman sekolah. Lingkungan baru bisa meningkatkan semangat dan fokus belajar.
Integrasi Menyeluruh: Contoh Rancangan Modul Ajar Deep Learning PAI dan Budi Pekerti Kelas 9
Bayangkan sebuah modul ajar deep learning PAI dan Budi Pekerti kelas 9 kurikulum merdeka tentang “Meneladani Akhlak Nabi Muhammad SAW.”
Fase Mindful Learning: Pembelajaran dimulai dengan menonton video singkat mengenai keadaan masyarakat Jahiliyah. Guru mengajukan pertanyaan reflektif: “Bayangkan jika kamu hidup di zaman itu, bagaimana perasaanmu? Apa yang paling kamu rindukan?”
Fase Meaningful Learning: Siswa dibagi menjadi kelompok untuk menganalisis sirah Nabi, terutama tentang sifat-sifatnya seperti Shiddiq, Amanah, Tabligh, dan Fathanah. Mereka kemudian diberi studi kasus: “Bagaimana cara menerapkan sifat Amanah dalam kelompok proyek sekolah?” atau “Apa wujud Shiddiq (jujur) di media sosial?”. Mereka mempersembahkan hasil diskusinya.
Fase Joyful Learning (Komunikasi dan Aksi): Setiap kelompok membuat produk kreatif yang terinspirasi dari Nabi. Misalnya, satu kelompok membuat “Komik Superhero Al-Amin,” kelompok lain membuat “Podcast Pendek: Dialog dengan Sang Rasul,” dan kelompok lain menyusun “Tarian Flashmob tentang Cinta Rasul” dengan lirik yang islami. Kegiatan tersebut sarat dengan kebahagiaan, kerja sama, dan kreativitas.
Penilaian Otentik: Penilaian tidak hanya dilakukan melalui ujian tertulis, tetapi juga melalui proses refleksi (diari), partisipasi dalam diskusi, dan hasil produk kreatif yang dihasilkan.
Silahkan download modul ajar deep learning PAI dan Budi Pekerti kelas 9 kurikulum merdeka disini
Kesimpulan
Modul ajar deep learning PAI dan Budi Pekerti kelas 9 SMP fase D dalam kurikulum merdeka bukan sekadar sebuah dokumen yang tetap, tetapi merupakan pedoman fleksibel yang membantu guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang interaktif. Dengan menggabungkan metode Deep Learning melalui Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyful Learning, kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) bisa mengalami perubahan positif. Pada akhirnya, ini adalah inti dari kurikulum merdeka: memberikan kebebasan kepada siswa supaya menjadi pembelajar seumur hidup yang mempunyai kemampuan dan karakter yang kokoh.