Kurikulum merdeka menekankan pentingnya kebebasan dan kemandirian dalam pembelajaran. Salah satu alat penting untuk menilai keberhasilan proses ini adalah Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP). Dengan pemahaman yang mendalam, diharapkan guru bisa merancang dan melaksanakan asesmen yang lebih relevan bagi perkembangan literasi siswa.
Pada fase F, para siswa diharapkan mampu menguasai kemampuan dalam menganalisis teks sastra, teks fiksi dan nonfiksi, teks releksi diri, teks fungsional, teks narasi, teks aural, teks prosedur, menulis argumen ilmiah, serta membuat karya tulis populer. Tujuan ini sejalan dengan kurikulum merdeka yang fokus pada peningkatan literasi tingkat tinggi.
Asesmen berdasarkan KKTP kurikulum merdeka juga mendukung pencapaian profil pelajar Pancasila, seperti kemampuan bernalar kritis, memahami keberagaman global, dan memiliki jiwa mandiri. Contohnya, melalui tugas menulis esai argumentatif, siswa diajarkan untuk berpikir kritis dan menghargai perspektif yang berbeda.
Supaya KKTP Bahasa Indonesia kelas 12 SMA/MA fase F kurikulum merdeka bisa berfungsi sebagai instrumen pengukuran yang valid, tepat, dan mencerminkan pencapaian siswa secara menyeluruh, prinsip-prinsip yang tepat, sistematis, dan terukur harus diterapkan dalam pembuatannya. Berikut adalah prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan saat menyusun KKTP kelas 12 SMA/MA.
Prinsip validitas mengharuskan Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP) yang disusun harus dapat mengukur kompetensi yang diinginkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. KKTP kurikulum merdeka seharusnya tidak mengevaluasi hal-hal yang tidak relevan dengan capaian pembelajaran Bahasa Indonesia kelas 12 SMA/MA fase F. Validitas dibagi menjadi dua kategori:
Jika validitas dijaga, Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP) akan secara akurat mencerminkan hasil belajar siswa yang sesungguhnya.
Reliabilitas menunjukkan bahwa KKTP kurikulum merdeka harus memberikan hasil pengukuran yang stabil meskipun dilakukan oleh penilai yang berbeda, pada waktu yang berlainan, atau dalam situasi yang berbeda. Rubrik penilaian yang dirancang harus jelas, rinci, dan dapat digunakan oleh semua penilai untuk mendapatkan hasil yang konsisten.
Sebagai contoh, saat menilai esai argumentatif, kriteria seperti “ketepatan data pendukung”, “keterhubungan gagasan”, dan “kejelasan kesimpulan” harus didefinisikan dengan jelas supaya semua guru yang menilai menggunakan standard yang sama.
Indikator pencapaian dalam KKTP kurikulum merdeka perlu dituliskan dengan jelas, terukur, dan spesifik. Penggunaan istilah operasional yang tidak ambigu sangat penting untuk menghindari berbagai penafsiran. Contoh dari kata kerja spesifik adalah:
Indikator yang menyatakan “siswa mampu memahami teks” terlalu general dan sulit dievaluasi. Sebaliknya, indikator “siswa mampu mengidentifikasi unsur intrinsik teks cerpen dengan tepat” lebih jelas dan terukur.
KKTP kelas 12 SMA/MA fase F harus mencakup kriteria yang dapat diukur secara kuantitatif maupun kualitatif. Keterukuran membantu guru menilai sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran secara konkret.
Penggunaan skala Likert, skala 1-4 (Sangat Baik, Baik, Cukup, Kurang), atau deskripsi kualitatif mempermudah guru dalam memetakan kemampuan siswa secara terukur. Setiap indikator pencapaian harus dapat dibuktikan melalui produk hasil belajar atau perilaku yang dapat diobservasi.
Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP) adalah indikator kemajuan belajar yang jelas dan terukur untuk setiap tujuan pembelajaran (TP). Fokus KKTP Bahasa Indonesia kelas 12 SMA/MA fase F terletak pada pengembangan keterampilan literasi yang maju serta kemampuan berpikir kritis. Berikut adalah komponen utama yang ada:
Komponen tersebut menggambarkan produk atau manifestasi nyata yang dihasilkan oleh siswa sebagai indikator bahwa mereka telah menjalankan KKO. Contoh (berdasarkan TP di atas):
Komponen ini menerangkan situasi, alat, sumber, atau batasan di mana siswa diharapkan untuk menunjukkan bukti pembelajaran. Contoh (berdasarkan TP di atas):
Komponen tersebut menjelaskan sejauh mana atau dalam bentuk apa bukti pembelajaran yang ditunjukkan oleh siswa supaya bisa dikatakan mencapai atau mengalami perkembangan dalam penguasaan TP.
Deskripsi tentang kualitas ini umumnya menggunakan frasa yang menggambarkan tingkat kompleksitas pemahaman, kedalaman analisis, kelengkapan, akurasi, kejelasan, atau kemandirian yang diharapkan pada fase F. Contoh tingkat kualitas untuk “Analisis Struktur dan Kebahasaan Cerpen”:
Download KKTP Bahasa Indonesia kelas 12 SMA/MA fase F kurikulum merdeka selengkapnya disini
KKTP Bahasa Indonesia kelas 12 SMA/MA fase F dalam kurikulum merdeka adalah instrumen penting untuk menilai pencapaian kompetensi secara mendalam. Dengan memahami komponen dari KKTP kurikulum merdeka ini, para guru bisa merancang evaluasi yang lebih terarah dan bermakna untuk memantau serta meningkatkan kemajuan keterampilan literasi siswa kelas 12 pada tingkat yang diharapkan di akhir fase F.