BerandaKelas 9KKTP Bahasa Indonesia Kelas 9 Fase D Kurikulum Merdeka
KKTP Bahasa Indonesia Kelas 9 Fase D Kurikulum Merdeka
6 menit membaca
Share this:
Salah satu elemen kunci yang mendukung kesuksesan dalam penerapan kurikulum merdeka adalah adanya Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP) yang jelas, dapat diukur, dan relevan. KKTP Bahasa Indonesia kelas 9 fase D menjadi perhatian utama bagi para guru dan pemangku kepentingan, mengingat kemampuan berbahasa Indonesia pada level SMA/MTs sangat berpengaruh terhadap kualitas literasi siswa serta kesiapan mereka untuk menghadapi tantangan di abad ke-21.
Ciri-ciri KKTP Bahasa Indonesia Kelas 9 Fase D
Karakteristik Fase D dalam Kurikulum Merdeka
Fase D ditujukan bagi siswa kelas 9 yang berada di akhir tahap SMP/MTs. Ciri-ciri pembelajaran fase D adalah:
Persiapan Menuju SMA/MA: Pembelajaran difokuskan pada peningkatan kompetensi literasi dan komunikasi yang lebih mendalam.
Proyek Bersama: Siswa disarankan untuk melaksanakan proyek yang melibatkan kerjasama antar siswa.
Tingkat Kemandirian Tinggi: Siswa diharapkan bisa lebih mandiri dalam merancang dan melaksanakan tugas pembelajaran.
Ciri KKTP pada fase ini antara lain:
Indikator Tingkat Tinggi: Mengukur kemampuan analisis, sintesis, dan evaluasi.
Asesmen Autentik: Berdasarkan tugas nyata, seperti menulis naskah drama atau membuat vlog literasi.
Aspek Soft Skills: Termasuk kemampuan komunikasi verbal dan tulisan, kreativitas, kolaborasi, dan kepekaan sosial.
Aspek-Aspek Penilaian dalam KKTP Kurikulum Merdeka
KKTP kurikulum merdeka tidak hanya mengukur aspek kognitif, tetapi juga:
Afektif: Contohnya adalah sikap menghargai pendapat orang lain, tanggung jawab terhadap tugas, dan etika dalam berkomunikasi.
Psikomotorik: Termasuk penggunaan teknologi dalam presentasi, keterampilan membaca ekspresif, atau menulis tanggapan kritis.
Literasi Digital: Kemampuan siswa untuk mencari, memilih, dan mengolah informasi dari internet dengan bijaksana.
Indikator Spesifik Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas 9
Beberapa indikator khusus yang dapat dikembangkan adalah:
Mengidentifikasi Ciri Struktur Teks Eksposisi: Siswa bisa mengenali kalimat kunci, penjelas, dan kesimpulan dalam teks eksposisi.
Menyusun Esai Argumentatif: Siswa dapat mengemukakan pendapat dengan argumen yang logis serta data pendukung.
Menganalisis Isi dan Sudut Pandang dalam Teks Puisi Modern: Mengukur kemampuan interpretasi simbolik dan makna konotatif dari bahasa.
Melaksanakan Diskusi Kelas yang Efektif: Termasuk kemampuan untuk mendengarkan, mengajukan pertanyaan, dan merespons argumen secara kritis.
Menulis Refleksi Diri mengenai Kegiatan Pembelajaran: Melatih kemampuan metakognisi dan kesadaran diri dalam belajar.
Komponen Utama KKTP Bahasa Indonesia Kelas 9 Fase D
Kompetensi yang Diukur
Merujuk langsung pada elemen-elemen Capaian Pembelajaran (CP) fase D Bahasa Indonesia.
Contoh elemen CP Fase D: Pemahaman Lisan, Pemahaman Teks Tertulis, Produksi Lisan, Produksi Teks Tertulis, dan Literasi Dasar (dengan penekanan yang lebih kompleks di kelas 9 SMP/MTs).
Contoh KKTP Bahasa Indonesia: “Siswa mampu menganalisis unsur intrinsik (tema, tokoh, alur, latar) dan ekstrinsik (nilai sosial, budaya) dalam teks fiksi (cerpen/novel). . . “
Lingkup Materi
Menentukan topik, jenis teks, atau materi khusus yang menjadi perhatian dalam penilaian.
Contoh KKTP: “. . . dalam teks fiksi (cerpen/novel). . . ” atau “. . . dalam teks persuasi (pidato/artikel opini). . .”.
Prinsip Penyusunan KKTP Kurikulum Merdeka
Spesifik dan Terukur: Harus jelas apa yang sedang dinilai dan metode untuk mengukurnya.
Achievable (Dapat Dicapai): Menyenangkan tetapi realistis untuk siswa kelas 9 untuk dicapai dalam konteks waktu dan sumber daya.
Relevan: Langsung terhubung dengan Tujuan Pembelajaran (TP) dan Capaian Pembelajaran (CP) Fase D.
Observable (Dapat Diamati): Kompetensi harus dapat dilihat atau diukur melalui hasil pekerjaan siswa (tulisan, presentasi, produk, respons dalam diskusi, kuis).
Menggunakan KKO Tingkat Tinggi: Sesuai dengan fase perkembangan (Fase D sangat menekankan analisis, evaluasi, dan kreasi).
Menunjukkan Kemampuan Keterampilan Abad 21: Biasanya melibatkan kerja sama, komunikasi, berpikir analitis, serta kreativitas (meskipun fokus pada Bahasa Indonesia, elemen ini dapat dimasukkan dalam berbagai aktivitas).
Perbedaan KKTP dan TP
Tujuan Pembelajaran (TP): Menggambarkan apa yang diharapkan siswa pelajari dan kuasai selama satu atau beberapa sesi pembelajaran. Menekankan pada proses dan hasil belajar yang diinginkan.
Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP): Menjelaskan patokan atau bukti nyata yang menunjukkan siswa telah mencapai tujuan pembelajaran. Menyasar pada bukti yang dapat diukur atau terlihat.
Signifikansi KKTP Kelas 9 untuk Guru
Panduan Penilaian: Menjadi dasar untuk merancang alat ukur (soal, rubrik, tugas proyek, observasi).
Kejelasan Kriteria Penilaian: Membantu dalam menyampaikan kriteria penilaian kepada siswa dengan jelas.
Umpan Balik Terarah: Memudahkan guru memberikan masukan yang spesifik dan bermanfaat.
Refleksi Pembelajaran: Menjadi pedoman untuk menilai efektivitas pengajaran dan melakukan penyesuaian.
Pelaksanaan KKTP Kelas 9 dalam Kegiatan Pembelajaran
Strategi Pembelajaran yang Mendukung Pencapaian KKTP Bahasa Indonesia Kelas 9
Pendekatan Berbasis Konteks: Menghubungkan materi Bahasa Indonesia kelas 9 SMP/MTs dengan situasi aktual, seperti menganalisis berita terbaru atau isu sosial di media.
Pembelajaran Berbasis Proyek: Menginstruksikan siswa untuk membuat majalah dinding sekolah atau blog literasi sebagai cara melatih kemampuan menulis dan menyunting.
Pembelajaran Berbasis Masalah: Mengangkat contoh nyata, seperti menulis surat pembaca mengenai kebersihan lingkungan sekolah.
Instruksi yang Dibedakan: Menyesuaikan tingkat kesulitan tugas dengan kemampuan siswa, memberikan tantangan bagi mereka yang lebih mahir dan dukungan bagi yang memerlukan bantuan.
Integrasi Model Pembelajaran Kontekstual
Studi Kasus: Memanfaatkan analisis wacana budaya lokal, siswa dapat menganalisis perspektif penulis dan menyusun tanggapan kritis.
Bermain Peran: Melakukan simulasi wawancara antara jurnalis dengan narasumber fiktif untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi secara lisan.
Klub Debat: Membentuk klub debat di antara kelas dengan topik-topik relevan (lingkungan, sosial, politik ringan) untuk melatih kemampuan berargumen.
Peran Guru dalam Memantau dan Menilai Ketercapaian
Guru berperan sebagai:
Pembimbing: Memberikan arahan mengenai tujuan pembelajaran, memberikan contoh teks, serta mengajarkan teknik penulisan argumen.
Fasilitator: Menyediakan referensi belajar (artikel, video, materi digital) dan mendorong kolaborasi antar siswa.
Penilai: Menggunakan rubrik penilaian untuk mengikuti perkembangan siswa baik secara individu maupun kelompok.
Pemberi Umpan Balik: Memberikan masukan yang membangun, baik lisan maupun tertulis, agar siswa bisa memahami kekuatan dan area yang perlu diperbaiki.
Pemanfaatan Teknologi dalam Penilaian (Penilaian Digital)
Google Classroom: Sebagai sarana untuk pengumpulan tugas, di mana guru bisa memberikan komentar langsung pada dokumen yang dikumpulkan.
Aplikasi Penilaian Daring (seperti Kahoot! , Quizizz, atau Edmodo): Untuk mengukur pemahaman konsep awal sebelum mempelajari materi yang lebih mendalam.
Rubrik Digital (menggunakan Google Sheets atau Microsoft Forms): Memudahkan baik guru maupun siswa untuk melihat hasil penilaian secara langsung.
Blog atau Vlog Literasi: Siswa mempublikasikan hasil tulisan mereka, sedangkan guru menilai interaksi dan tanggapan audiens sebagai indikator keterampilan menulis digital.
Download KKTP Bahasa Indonesia kelas 9 SMP/MTs fase D kurikulum merdeka selengkapnya disini
Kesimpulan
Di zaman kurikulum merdeka, Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP) Bahasa Indonesia kelas 9 SMP/MTs fase D memiliki peranan penting sebagai ukuran keberhasilan kegiatan pembelajaran. KKTP kelas 9 diharapkan bisa memberikan dampak positif terhadap peningkatan literasi siswa, kesiapan mereka memasuki SMA, serta kemampuan bahasa yang bermutu secara kognitif, afektif, dan psikomotor. KKTP kurikulum merdeka berfungsi sebagai dasar yang kuat untuk menghasilkan generasi yang kreatif, kritis, dan memiliki budaya.