BerandaKelas 1Promes Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Promes Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
6 menit membaca
Share this:
Pendidikan di tingkat dasar, terutama di kelas 1 SD/MI, merupakan dasar krusial dalam mengembangkan keterampilan literasi dan komunikasi anak. Dalam kurikulum merdeka, program semester (Promes) berfungsi sebagai panduan strategis bagi guru dalam merancang kegiatan pembelajaran yang teratur, responsif, dan berfokus pada kebutuhan siswa. Promes kurikulum merdeka tidak sekadar dokumen administratif, tetapi juga instrumen untuk memastikan bahwa kegiatan pembelajaran sesuai dengan capaian pembelajaran (CP) fase A serta mendukung pengembangan Profil Pelajar Pancasila. Dalam penyusunan Promes Bahasa Indonesia kelas 1 SD/MI, penting untuk mempertimbangkan ciri perkembangan anak usia 6-7 tahun, seperti kemampuan berpikir secara konkret, minat melakukan eksplorasi, serta kebutuhan sosial-emosional.
Struktur Promes Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A
Alur Pembelajaran Tahunan
Promes Bahasa Indonesia kelas 1 SD/MI fase A kurikulum merdeka disusun dengan memetakan tema dan sub-tema yang berkaitan dengan kehidupan siswa dan sesuai dengan kalender pendidikan. Contoh tema yang bisa diintegrasikan adalah:
“Aku dan Teman Baru” (Pengenalan diri, keluarga, dan interaksi sosial).
“Lingkungan Sekitarku” (Lingkungan rumah, sekolah, dan alam).
“Cerita dan Imajinasiku” (Mendongeng, berbicara kreatif, dan menggambar cerita).
Setiap tema dibagi menjadi sub-tema yang akan dikembangkan dalam jangka waktu 2-4 minggu, dengan mempertimbangkan kompleksitas materi dan kebutuhan siswa. Sebagai contoh, tema “Aku dan Teman Baru” dapat mencakup sub-tema berikut:
Minggu 1-2: “Perkenalan Diri dengan Bahasa yang Santun”.
Minggu 3-4: “Bermain Bersama Teman dengan Komunikasi Positif”.
Komponen Promes Kurikulum Merdeka
Promes Bahasa Indonesia kelas 1 SD/MI fase A kurikulum merdeka terdiri dari beberapa komponen berikut:
Tujuan Pembelajaran: Capaian pembelajaran (CP) fase A terdiri dari beberapa poin penting. Pertama, siswa diharapkan dapat mengenal huruf, bunyi, dan kata-kata dasar. Kedua, siswa harus mampu menyampaikan ide dengan baik dan sopan. Ketiga, siswa menunjukkan rasa percaya diri saat bercerita. Tujuan-tujuan ini juga berhubungan dengan dimensi Profil Pelajar Pancasila, yang meliputi kemampuan berpikir kritis dan berkolaborasi.
Materi Esensial: Literasi awal mencakup pengenalan huruf vokal dan konsonan, suku kata, serta kata-kata sederhana seperti “ibu,” “bola,” dan “mata. ” Dalam komunikasi lisan, anak-anak belajar sapaan seperti “selamat pagi” dan “terima kasih. ” Selain itu, mereka juga berlatih bercerita pendek dan melakukan tanya jawab. Apresiasi terhadap teks dilakukan melalui membaca nyaring buku bergambar, mendengarkan dongeng, dan memberikan respons terhadap cerita.
Aktivitas Pembelajaran: Didesain interaktif dan berdasarkan permainan, terdapat berbagai kegiatan yang dapat dilakukan. Pertama, permainan literasi bisa menggunakan kartu huruf atau kata, tebak gambar, atau teka-teki kata. Kedua, untuk kegiatan bercerita menggunakan media, bisa mengunakan boneka tangan, gambar berurutan, atau video pendek. Ketiga, terdapat proyek kreatif seperti membuat kartu ucapan sederhana atau buku gambar berlabel.
Asesmen Formatif: Observasi keterlibatan siswa dalam diskusi dan permainan. Portofolio dari hasil karya (gambar berlabel, rekaman cerita pendek). Unjuk kerja membaca nyaring atau bermain peran.
Pendekatan Pembelajaran yang Direkomendasikan
Pendekatan dalam kurikulum merdeka menekankan pada pembelajaran yang berarti, berorientasi pada siswa, dan kontekstual. Berikut adalah strategi yang bisa diimplementasikan oleh guru untuk mengoptimalkan Promes Bahasa Indonesia kelas 1 SD/MI fase A:
Pembelajaran Berbasis Projek (Project-Based Learning)
Konsep: Siswa diajak untuk menyelesaikan proyek sederhana yang melibatkan keterampilan literasi dan kerja sama. Proyek ini dirancang untuk mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari.
Contoh Projek: Para siswa bekerja dalam tim untuk membuat buku cerita bergambar yang bertemakan “Saya dan Keluarga Saya. ” Mereka menuliskan kata-kata sederhana seperti ayah, ibu, dan rumah, serta membuat ilustrasi. Selain itu, mereka juga menyusun poster tentang lingkungan sekolah dengan menempelkan label kata yang diambil dari eksplorasi di area sekolah, seperti pohon, meja, dan taman.
Manfaat: Mengembangkan kolaborasi dan kreativitas. Kegiatan praktis membantu memperkuat pemahaman kosakata. Tujuannya adalah untuk menciptakan dimensi Profil Pelajar Pancasila, seperti Bergotong Royong dan Kreatif.
Pembelajaran Diferensiasi
Konsep: Menyesuaikan metode, materi, dan evaluasi berdasarkan ragam kemampuan siswa.
Strategi: Pembelajaran kelompok dibagi sesuai tingkat literasi. Kelompok A (Pemula) mempelajari huruf dan suara lewat permainan kartu. Kelompok B (Sedang) berlatih menggabungkan suku kata menjadi kata. Kelompok C (Lanjut) membaca kalimat pendek dan menulis cerita 1-2 kalimat. Variasi media pengajaran mencakup audio seperti lagu alfabet, visual dengan gambar cerita, dan kinestetik dengan menyusun huruf dari lilin. Penugasan bersifat fleksibel, di mana siswa dapat memilih metode presentasi seperti bercerita, menggambar, atau merekam suara.
Manfaat: Memastikan semua siswa terlibat secara aktif sesuai kemampuan mereka. Selain itu, meningkatkan motivasi belajar karena tugas yang diberikan tidak terlalu mudah atau sulit.
Integrasi Literasi dan Numerasi
Konsep: Menghubungkan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan keterampilan dasar menghitung.
Contoh Aktivitas: Siswa menghitung jumlah suku kata dalam sebuah kata, seperti “me-ja” = 2 dan “se-ko-lah” = 3, sambil mempelajari struktur kata. Setiap hari, siswa menambahkan satu kata baru ke kalender kelas dan menghitung total kata yang sudah dipelajari. Mereka juga membandingkan panjang cerita atau menghitung jumlah tokoh dalam dongeng.
Manfaat: Mengembangkan kemampuan literasi dan numerasi secara bersamaan serta menjadikan kegiatan belajar lebih dinamis dan relevan.
Pembelajaran Kontekstual melalui Kehidupan Sehari-hari
Konsep: Memanfaatkan objek, situasi, atau pengalaman siswa sebagai sumber pembelajaran.
Contoh: Siswa berperan sebagai penjual dan pembeli di pasar kata dengan menggunakan sapaan dan label barang. Mereka juga mencari barang di sekolah yang dimulai dengan huruf tertentu. Selain itu, ada diskusi mengenai nilai mandiri ketika siswa berbagi pengalaman membersihkan meja mereka sendiri.
Tips Implementasi untuk Guru
Gunakan Media Sederhana: Manfaatkan benda di sekitar (seperti daun atau botol) untuk menciptakan permainan kata.
Fleksibilitas Waktu: Sesuaikan lama waktu kegiatan dengan daya konsentrasi siswa (contoh: 15-20 menit per sesi).
Refleksi Harian: Catat perkembangan siswa melalui jurnal observasi guna mengevaluasi efektivitas Promes kelas 1 SD/MI.
Tips Implementasi Program Semester untuk Guru
Pelaksanaan Promes kelas 1 fase A membutuhkan strategi yang adaptif, kreatif, dan berfokus pada kebutuhan siswa. Berikut ini adalah tips praktis bagi guru untuk memaksimalkan pelaksanaan Promes Bahasa Indonesia kelas 1 SD/MI:
Berkolaborasi dengan guru lain untuk mengaitkan Bahasa Indonesia dengan pelajaran lainnya, seperti Pendidikan Pancasila dan Seni Budaya.
Gunakan sumber daya lokal seperti daun atau gambar keluarga untuk kegiatan belajar.
Rencanakan aktivitas harian yang fleksibel dengan sesi yang singkat dan siapkan kegiatan alternatif jika siswa mulai merasa bosan.
Bagi siswa menjadi kelompok kecil berdasarkan kemampuan literasi untuk pembelajaran yang lebih terstruktur. Tawarkan pilihan aktivitas agar siswa merasa memiliki kontrol atas pembelajaran mereka.
Download Promes Bahasa Indonesia kelas 1 SD/MI fase A kurikulum merdeka selengkapnya disini
Kesimpulan
Program Semester (Promes) Bahasa Indonesia kelas 1 SD/MI fase A dalam kurikulum merdeka lebih dari sekadar rencana tertulis; ini adalah panduan yang memandu kegiatan belajar membaca dan menulis secara sistematis, bermakna, dan menyenangkan. Dengan adanya Promes kurikulum merdeka yang dirancang khusus untuk siswa berusia 6-7 tahun, guru bisa memberikan pengalaman belajar yang tidak hanya mengajarkan keterampilan membaca dan menulis, tetapi juga menanamkan nilai-nilai karakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.