BerandaKelas 9Promes IPA Kelas 9 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka
Promes IPA Kelas 9 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka
6 menit membaca
Share this:
Salah satu elemen kunci dalam pelaksanaan kurikulum merdeka adalah Program Semester (Promes). Promes kurikulum merdeka bertindak sebagai penghubung antara visi kurikulum merdeka dan praktik pembelajaran sehari-hari. Oleh karena itu, perencanaan yang terperinci dan sistematis seperti Promes IPA kelas 9 SMP/MTs fase D menjadi sangat penting agar aktivitas pengajaran dan pembelajaran bisa berlangsung secara efisien dan efektif sesuai dengan kebutuhan kompetensi di abad ke-21.
Komponen Promes IPA Kelas 9 Fase D Kurikulum Merdeka
Promes IPA kelas 9 SMP/MTs fase D kurikulum merdeka merupakan rencana pembelajaran yang dibuat untuk setiap semester guna mencapai capaian pembelajaran (CP) fase D. Di bawah ini adalah komponen utamanya:
Capaian Pembelajaran (CP) Fase D
CP IPA Fase D: Memahami konsep sistem organ, bioteknologi, gerak lurus, energi terbarukan, tata surya, serta dampak teknologi.
CP Keterampilan Proses Sainstifik: Merencanakan eksperimen, menganalisis data, menyajikan hasil penelitian, serta menilai dampak sains-teknologi.
Tujuan Pembelajaran (TP)
Dari CP IPA kelas 9 fase D, diturunkan menjadi tujuan pembelajaran per materi. Contoh untuk semester ganjil:
TP 1: Menganalisis sistem pernapasan dan sirkulasi darah manusia.
TP 2: Menjelaskan hukum Newton mengenai gerak lurus.
TP 3: Menilai penggunaan bioteknologi dalam lingkungan.
Materi Pembelajaran
Materi dalam Promes kelas 9 dikelompokkan berdasarkan tema sesuai dengan struktur kurikulum merdeka:
Asesmen Formatif: Kuis, laporan praktikum, diskusi, proyek sederhana (contohnya: membuat model tata surya).
Asesmen Sumatif: Asesmen sumatif tengah semester (ASTS) dan asesmen sumatif akhir semester (ASAS).
Kriteria Penilaian: Penguasaan konsep (40%), keterampilan proses (30%), sikap ilmiah (20%), proyek (10%).
Integrasi Literasi dan Numerasi dalam Promes IPA Kelas 9 Fase D
1. Definisi dan Tujuan Integrasi Literasi dan Numerasi
Integrasi literasi dan numerasi bertujuan untuk memperkuat kemampuan siswa dalam membaca, menulis, serta memahami dan memanfaatkan data numerik dalam konteks sains. Literasi sains membantu siswa dalam menafsirkan konsep-konsep IPA melalui teks, grafik, dan diagram, sedangkan numerasi memperkuat keterampilan berhitung dan analisis data yang mendukung pemecahan masalah ilmiah.
2. Strategi Literasi Sains
2. 1. Membaca Kritis Sumber Ilmiah
Artikel Umum dan Jurnal Sederhana: Memilih artikel mengenai fenomena alam (misalnya perubahan iklim, bioteknologi) yang ditulis menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
Langkah-langkah: Siswa membaca pratinjau (preview) dari judul, abstrak, dan subjudul; menandai kosakata kunci; lalu membuat ringkasan dari setiap paragraf.
Manfaat: Membiasakan siswa memahami struktur teks ilmiah dan memperkaya kosakata sains.
2. 2. Menulis Laporan Ilmiah dan Refleksi
Format Laporan: Judul, tujuan, hipotesis, langkah-langkah kerja, hasil, pembahasan, dan kesimpulan.
Aktivitas Reflektif: Siswa menuliskan pengalaman dari praktikum dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari, contohnya “Bagaimana prinsip gerak otot manusia berfungsi saat kita berlari? ”
Manfaat: Melatih keterampilan menulis dengan struktur yang jelas dan berpikir kritis.
2. 3. Diskusi Terstruktur dan Presentasi
Metode Jigsaw: Siswa dalam kelompok kecil membaca bagian teks yang berbeda, lalu saling mengajar.
Presentasi Singkat: Setiap kelompok mempresentasikan temuan mereka dan menjawab pertanyaan dari teman-teman.
Manfaat: Meningkatkan kemampuan komunikasi lisan dan memperdalam pemahaman isi bacaan.
3. Strategi Numerasi dalam IPA Kelas 9
3. 1. Analisis Data Percobaan
Pengolahan Data: Siswa mengumpulkan data dari praktikum (misalnya hasil pengukuran suhu atau massa), kemudian merapikan dan mencatatnya dalam tabel.
Perhitungan Dasar: Menghitung rata-rata, selisih, dan persentase perubahan menggunakan rumus yang sederhana.
Manfaat: Siswa dilatih untuk menganalisis data kuantitatif guna menarik kesimpulan ilmiah.
3. 2. Penggambaran Data Melalui Grafik
Tipe Grafik: Grafik garis (untuk data yang bersifat kontinu), grafik batang (untuk perbandingan kategori), dan grafik lingkaran (untuk menunjukkan pembagian persentase).
Proses Pembuatan: Menentukan sumbu, menetapkan skala dan label; menempatkan titik data; menggambar garis atau batang.
Manfaat: Memudahkan siswa dalam mengamati tren, pola, dan hubungan antara variabel secara visual.
3. 3. Penyelesaian Masalah Kontekstual
Contoh Kasus: Siswa diberikan permasalahan nyata, seperti menghitung aliran air pada pipa dengan diameter yang berbeda.
Proses Penyelesaian: Mengidentifikasi data yang tersedia, memilih rumus (Q = A × v), melakukan perhitungan, dan memeriksa hasilnya.
Manfaat: Mengembangkan kemampuan berpikir matematis dan penerapan konsep sains dalam konteks nyata.
Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Penguatan Profil Pelajar Pancasila menjadi aspek penting dalam penyusunan Promes IPA kelas 9 SMP/MTs fase D kurikulum merdeka. Dengan menguatkan nilai-nilai Pancasila, siswa tidak hanya mendapatkan keterampilan akademis, tetapi juga membangun karakter yang berlandaskan kearifan lokal dan kebangsaan. Berikut adalah strategi penguatan dalam tiga dimensi utama:
Beriman, Bertakwa, dan Berakhlak Mulia
Refleksi Nilai Spiritual dalam Pembelajaran
Setiap sesi praktikum dibuka dengan doa dan refleksi singkat, untuk menumbuhkan rasa syukur kepada Tuhan atas ciptaannya.
Diskusi tentang fenomena alam (seperti siklus air) dihubungkan dengan keagungan Tuhan, untuk menumbuhkan sikap tawakal dan rasa tanggung jawab.
Penekanan Etika Ilmiah
Menerapkan prinsip kejujuran dalam pencatatan data: siswa diharuskan mencatat hasil observasi secara akurat, tanpa mengubah angka.
Penghargaan akan diberikan untuk laporan yang mencerminkan integritas tinggi, serta adanya pertemuan kelas untuk membahas konsekuensi dari plagiarisme atau penipuan ilmiah.
Gotong Royong dan Kreativitas
Pembelajaran Berbasis Proyek Kolaboratif
Proyek kecil “Membuat Model Ekosistem Sederhana” dilakukan dalam kelompok, dengan pembagian tanggung jawab yang merata (peneliti, pencatat, penyaji).
Melakukan refleksi bersama setelah presentasi guna menilai kerjasama dan kontribusi masing-masing anggota.
Pengembangan Inovasi Sains
Tantangan kreativitas: merancang alat sederhana untuk mengukur panas (contohnya kalorimeter dasar dari material bekas).
Siswa didorong untuk berinovasi dan menampilkan prototipe, sehingga menciptakan semangat kewirausahaan dalam sains.
Kemandirian dan Bernalar Kritis
Tugas Riset Mandiri
Siswa memilih topik kecil (seperti efektivitas pupuk organik) dan melakukan eksperimen dengan bimbingan minimal dari guru.
Hasil penelitian disusun dalam bentuk makalah ilmiah singkat, yang melatih inisiatif dan kemampuan berpikir analitis.
Diskusi Terbuka dan Debat Ilmiah
Tema kontroversial seperti “Keuntungan dan Risiko Bioteknologi” diangkat; siswa dibagi menjadi kelompok pro dan kontra untuk berdiskusi terstruktur.
Guru bertindak sebagai moderator, mengarahkan pertanyaan kritis dan argumen yang berdasarkan bukti.
Dengan mengintegrasikan ketiga dimensi tersebut ke dalam setiap elemen Promes IPA kelas 9 SMP/MTs fase D kurikulum merdeka, guru bisa memperkuat karakter Pelajar Pancasila secara komprehensif. Siswa tidak hanya menjadi kompeten secara intelektual, tetapi juga mempunyai pondasi yang kuat dalam nilai-nilai keimanan, kolaborasi, kemandirian, dan berpikir kritis, siap untuk menjadi generasi yang unggul dan berkarakter.
Download Promes IPA kelas 9 SMP/MTs fase D kurikulum merdeka selengkapnya disini
Kesimpulan
Penyusunan Promes IPA kelas 9 SMP/MTs fase D dalam kurikulum merdeka membutuhkan pembagian waktu yang realistis, dan penerapan nilai literasi, numerasi, dan Profil Pelajar Pancasila. Dengan struktur yang jelas, Promes kurikulum merdeka bisa memandu pembelajaran terarah, kontekstual, dan berbasis kebutuhan siswa. Guru bisa memaksimalkan potensi siswa sambil menjaga keselarasan dengan tuntutan kurikulum yang lebih fleksibel dan kontekstual.