BerandaKelas 5Promes Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Promes Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
6 menit membaca
Share this:
Program Semester (Promes) adalah dokumen yang merinci rencana pembelajaran untuk tingkat semester, mencakup pembagian waktu, materi, dan strategi belajar. Promes kurikulum merdeka memberikan dukungan terhadap fleksibilitas serta relevansi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan lokal dan karakteristik siswa. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan pencapaian capaian pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, serta memperkuat nilai-nilai Pancasila sebagai dasar perilaku dan sikap warga negara yang baik.
Komponen Promes Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Berikut ini adalah komponen-komponen dari Promes Pendidikan Pancasila kelas 5 SD/MI fase C dalam kurikulum merdeka, yang disusun sesuai dengan kerangka operasional pendidikan:
Capaian Pembelajaran (CP) Fase C
CP fase C Pendidikan Pancasila kelas 5 kurikulum merdeka:
“Siswa akan menganalisis hubungan antara simbol-simbol Pancasila dan nilai-nilainya dalam kehidupan sehari-hari. Mereka diharapkan untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam interaksi sosial, menghargai keberagaman, serta menunjukkan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan dan komunitas.”
Peragaan: Simulasi dalam menyelesaikan konflik dengan prinsip musyawarah.
Studi Media: Analisis iklan atau berita yang tidak sesuai dengan Pancasila.
Asesmen
Asesmen Diagnostik: Kuis pra-pembelajaran untuk mengukur pemahaman tentang simbol Pancasila.
Asesmen Formatif:
Observasi sikap (rubrik kerjasama, toleransi).
Portofolio refleksi harian.
Presentasi proyek kelompok.
Asesmen Sumatif:
Proyek akhir: “Desain Kampanye Pancasila”.
Tes tertulis (esai analitis kasus).
Strategi dan Metode Pembelajaran
Ketika merancang Promes Pendidikan Pancasila kelas 5 SD/MI fase C dalam kurikulum merdeka, strategi dan metode pembelajaran perlu dipilih dengan hati-hati agar kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan dapat tercapai. Beberapa strategi dan metode yang bisa digunakan antara lain:
Pendekatan Tematik Integratif
1. Konsep Tematik
Pendekatan ini mengintegrasikan pembelajaran Pancasila dengan tema sentral yang relevan untuk kehidupan siswa sehari-hari. Contohnya, tema “Gotong Royong di Sekolah” bisa meminta siswa untuk memahami sila ketiga (Persatuan Indonesia) melalui kegiatan bersama membersihkan lingkungan sekolah.
2. Keunggulan
Meningkatkan keterhubungan antar mata pelajaran, sehingga siswa tidak hanya melihat Pancasila sebagai satu materi, tetapi sebagai nilai yang terintegrasi dalam berbagai aspek kehidupan.
3. Langkah Pelaksanaan
Menentukan tema besar untuk semester.
Mengidentifikasi CP/TP Pendidikan Pancasila yang bisa diintegrasikan.
Merancang kegiatan tematik yang menggabungkan diskusi nilai, praktik sosial, dan refleksi.
Metode Diskusi dan Proyek
Diskusi Terstruktur: Guru memfasilitasi diskusi kelompok kecil mengenai contoh-contoh penerapan nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Setiap kelompok kemudian akan mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
Proyek Berdasarkan Nilai: Para siswa diberikan tugas untuk mengerjakan proyek nyata seperti kampanye kebersihan lingkungan atau panduan etika yang berfokus pada sila kedua (Kemanusiaan yang Adil dan Beradab) yang kemudian dipublikasikan di papan pengumuman kelas atau media sekolah.
Manfaat: Memacu keterlibatan siswa secara aktif, berpikir kritis, dan mengembangkan kreativitas mereka, sekaligus memperkuat pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila.
Tantangan Implementasi Promes Kurikulum Merdeka
Pelaksanaan Promes Pendidikan Pancasila kelas 5 SD/MI fase C dalam kurikulum merdeka menghadapi berbagai tantangan yang perlu diatasi supaya aktivitas belajar bisa berlangsung dengan efektif serta berkontribusi pada perkembangan karakter siswa. Berikut adalah beberapa masalah utama dan saran solusinya:
Hambatan Sumber Daya Fisik dan Media
Keterbatasan Teknologi: Beberapa sekolah tidak memiliki peralatan multimedia (seperti proyektor, komputer, dan akses internet yang lancar) untuk mendukung penyampaian materi yang interaktif.
Keterbatasan Bahan Ajar: Terkadang sulit untuk mendapatkan modul atau buku pembelajaran Pancasila yang terbaru dan sesuai dengan kurikulum merdeka.
Saran:
Memaksimalkan penggunaan media yang tidak berbasis digital, seperti poster, kartu nilai, dan lembar kerja berbasis kertas.
Menggali sumber belajar dari lokal (seperti cerita rakyat atau wawancara dengan tokoh masyarakat) untuk mengaitkan nilai Pancasila dengan konteks siswa.
Variasi Kesiapan Guru
Perbedaan Pemahaman tentang kurikulum merdeka: Beberapa guru belum sepenuhnya memahami prinsip-prinsip dan fleksibilitas Kurikulum Merdeka.
Ketidaksiapan dalam Metodologi: Ada guru yang merasa kesulitan merancang strategi pembelajaran yang terintegrasi atau metode partisipatif seperti diskusi dan simulasi.
Saran:
Mengadakan pelatihan intensif dan workshop yang berbasis praktik untuk meningkatkan keterampilan mengajar.
Memfasilitasi pembentukan Kelompok Kerja Guru (KKG) atau forum diskusi online untuk berbagi materi, pengalaman, dan ide-ide baru.
Tingkat Motivasi dan Karakter Siswa
Minat yang Beragam: Sebagian siswa kurang bersemangat pada pelajaran Pancasila, karena dianggap terlalu teoretis dan tidak menarik.
Perbedaan Latar Belakang Sosial: Pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila bisa bervariasi tergantung pengalaman dari masing-masing keluarga dan lingkungan.
Saran:
Menggunakan pendekatan yang kontekstual dengan menghubungkan materi Pancasila ke pengalaman nyata siswa, contohnya melalui studi kasus kehidupan sehari-hari di sekitar mereka.
Menerapkan pembelajaran proyek yang memberikan kebebasan eksplorasi sesuai dengan minat siswa, sehingga mereka merasa lebih terlibat dan memiliki hubungan pribadi dalam pembelajaran.
Pengaturan Waktu dan Beban Kurikulum
Tumpang Tindih Materi: Jadwal pembelajaran untuk Promes Pendidikan Pancasila kelas 5 SD/MI terkadang bertabrakan dengan kegiatan tematik lainnya, sehingga waktu efektif untuk belajar berkurang.
Beban Administrasi yang Tinggi: Para guru dihadapkan pada berbagai dokumen perencanaan (seperti Prota, ATP, Promes kurikulum merdeka), yang menghabiskan banyak waktu untuk persiapan pengajaran.
Saran:
Membuat kalender akademik yang seimbang dan mengintegrasikan kegiatan lintas mata pelajaran supaya terhindar dari pengulangan materi.
Menggunakan template Promes kelas 5 yang sudah terstandarisasi namun tetap fleksibel, sehingga guru bisa lebih fokus pada penyampaian materi dan inovasi dalam metode.
Dengan memahami tantangan-tantangan ini dan menerapkan solusi yang tepat, pelaksanaan Promes Pendidikan Pancasila kelas 5 fase C kurikulum merdeka bisa lebih maksimal, membantu pencapaian kompetensi siswa, serta mendalami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila.
Download Promes Pendidikan Pancasila kelas 5 fase C kurikulum merdeka selengkapnya disini
Kesimpulan
Promes Pendidikan Pancasila kelas 5 SD/MI fase C dalam kurikulum merdeka adalah pondasi yang sangat penting untuk pengembangan karakter siswa. Dengan adanya komponen Promes kelas 5 yang rinci dan strategi pembelajaran yang inovatif, aktivitas belajar Pendidikan Pancasila bisa berlangsung dengan baik. Pelaksanaan Promes kurikulum merdeka yang efektif tidak hanya akan meningkatkan pemahaman siswa tentang Pancasila, tetapi juga membentuk sikap dan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa.