(Deep Learning) Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 SD/MI
6 menit membaca
Share this:
Dalam pelajaran Bahasa Indonesia kelas 4 SD/MI fase B, pengembangan modul ajar kurikulum merdeka harus berfokus pada pencapaian materi serta membangun beragam kompetensi. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendekatan Deep Learning yang menggabungkan Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyful Learning menjadi aspek yang sangat penting.
Memahami Dasar-Dasar Pendekatan Deep Learning
Dalam pembuatan modul ajar deep learning Bahasa Indonesia kelas 4 kurikulum merdeka diterapkan melalui tiga pendekatan yang saling berkaitan:
Mindful Learning: Mencakup cara “bagaimana” siswa belajar. Pendekatan tersebut membimbing siswa supaya sepenuhnya hadir, menyadari pikiran dan emosi mereka selama belajar, serta meningkatkan kemampuan regulasi diri dan empati.
Meaningful Learning: Mengaitkan materi pelajaran dengan realitas sehari-hari, pengalaman pribadi, dan pengetahuan awal siswa. Proses ini membuat pembelajaran menjadi lebih relevan dan mempunyai tujuan yang jelas.
Joyful Learning: Menghadirkan lingkungan belajar yang positif, aman, dan memicu rasa penasaran. Kegembiraan dalam pembelajaran berfungsi sebagai pendorong motivasi dari dalam diri siswa.
Ketiga pendekatan tersebut tidak bisa dipisahkan. Pembelajaran yang meaningful cenderung membuat pengalaman belajar menjadi joyful, dan untuk itu diperlukan kondisi mindful yang mendukung siswa untuk memahami makna dengan baik.
Mendesain Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 4
Mari kita terapkan ketiga pendekatan ini dalam desain modul ajar deep learning Bahasa Indonesia kelas 4 MI/SD fase B kurikulum merdeka.
1. Mengintegrasikan Mindful Learning dalam Bahasa Indonesia Kelas 4
Pembelajaran bahasa, khususnya sastra, menjadi sarana yang ideal untuk melatih kesadaran. Berikut adalah beberapa cara untuk mengintegrasikannya:
Pemanasan dengan Latihan Pernapasan dan Visualisasi: Sebelum membaca cerita, minta siswa untuk duduk dengan tenang selama 2-3 menit. Pandu mereka bernafas dalam dan membayangkan diri mereka masuk ke dalam dunia cerita. Kegiatan sederhana tersebut membantu meredakan “kebisingan” mental dan meningkatkan fokus.
Pertanyaan Reflektif: Setelah membaca, hindari pertanyaan langsung tentang fakta (“Siapa nama tokoh utama?”). Mulailah dengan pertanyaan yang mendorong kesadaran internal:
“Apa perasaanmu setelah membaca cerita ini?”
“Apakah ada bagian dari cerita yang mengingatkanmu pada pengalaman pribadimu?”
“Jika kamu berada di posisi tokoh itu, tindakan apa yang akan kamu ambil?”
Jurnal Singkat setelah Membaca: Berikan siswa buku catatan kecil untuk menuliskan refleksi singkat setelah kegiatan membaca. Ini bukan ringkasan, tetapi ungkapan perasaan, pertanyaan, atau hal baru yang mereka pelajari tentang diri mereka dari cerita tersebut. Ini melatih kesadaran metakognitif mengenali proses berpikir mereka sendiri.
Mendengarkan dengan Penuh Perhatian dalam Diskusi: Latih siswa untuk menjadi pendengar yang baik saat teman mereka berbicara. Tekankan pentingnya untuk mendengarkan secara menyeluruh tanpa memikirkan respons sebaliknya. Guru bisa menunjukkan ini dengan memberikan perhatian penuh kepada setiap siswa yang menyampaikan pendapat.
2. Mengintegrasikan Meaningful Learning dalam Bahasa Indonesia Kelas 4
Supaya unsur-unsur cerita tidak terasa abstrak, hubungkan dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Kontekstualisasi dengan Kehidupan Sehari-hari: Ganti cerita fiksi umum dengan cerita yang relevan dengan keseharian siswa atau yang berkaitan dengan kearifan lokal. Sebagai contoh, cerita mengenai persahabatan anak-anak di desa, petualangan di pasar tradisional, atau legenda dari daerah setempat. Hal ini menjadikan konten lebih relevan.
Proyek Berbasis Masalah (PBL): Ciptakan tugas utama sebagai proyek, bukan hanya lembar kerja. Contoh: “Kita akan menyelenggarakan Pameran Cerita Budaya Kita. Setiap kelompok akan mengeksplorasi sebuah cerita rakyat dari tempat asal orang tua kita, kemudian mempresentasikan elemen-elemen ceritanya melalui poster digital atau drama singkat.”
Pemberian Opsi dan Pilihan (Berdiferensiasi): Sadari bahwa setiap siswa mempunyai cara unik untuk menunjukkan pemahaman mereka. Dalam modul ajar deep learning Bahasa Indonesia kelas 4 kurikulum merdeka, tawarkan beberapa pilihan tugas:
Opsi A: Menulis surat kepada tokoh utama untuk memberikan saran.
Opsi B: Menciptakan peta pikiran yang kreatif mengenai elemen-elemen cerita.
Opsi C: Membuat video TikTok/Reels singkat yang menceritakan kembali plot cerita dengan kata-kata mereka sendiri.
3. Integrasi Joyful Learning dalam Bahasa Indonesia Kelas 4
Kegembiraan menjadi energi yang mendukung pembelajaran berkelanjutan.
Pembelajaran Berbasis Permainan (Game-Based Learning): Ubah kuis untuk mengidentifikasi elemen cerita menjadi permainan seperti “Kahoot!” atau “Cerita Berantai”. Dalam cerita berantai, setiap siswa menambahkan satu kalimat, dan seluruh kelas bersama-sama menganalisis elemen dari cerita yang dihasilkan dalam permainan tersebut.
Penggunaan Media yang Kreatif dan Multimodal: Jangan batasi pembelajaran hanya pada buku teks. Manfaatkan video animasi pendek, buku audio, komik, atau lagu yang menceritakan sebuah kisah. Minta siswa untuk menganalisis elemen cerita dari berbagai media tersebut.
Simulasi dan Role-Play: Setelah membaca cerita, bagi siswa ke dalam kelompok untuk memerankan adegan tertentu. Melalui role-play, mereka akan lebih mudah memahami karakter, konflik, dan latar cerita. Lingkungan kelas akan menjadi lebih hidup dan penuh tawa.
Lingkungan Belajar yang Positif dan Merdeka: Ciptakan lingkungan kelas di mana setiap pendapat dihargai, kesalahan dilihat sebagai bagian dari kegiatan belajar, dan eksplorasi didorong. Berikan pujian atas usaha (process praise), bukan hanya hasil akhir. Modul ajar deep learning Bahasa Indonesia kelas 4 kurikulum merdeka harus mencakup langkah-langkah guru dalam menciptakan lingkungan kelas seperti ini.
Contoh Rangkaian Kegiatan dalam Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 4
Pertemuan 1: Masuk ke Dunia Cerita (Mindful and Joyful)
Kegiatan Awal (5 menit): “Menyelam Tenang” – Latihan pernapasan dan visualisasi yang dipimpin oleh guru.
Kegiatan Inti (25 menit):
Guru memutar audio book cerita rakyat “Timun Mas” dengan latar suara yang mendebarkan.
Siswa mendengarkan dengan konsentrasi penuh.
Dalam pasangan, siswa berbagi perasaan (bukan fakta dari cerita) menggunakan pertanyaan untuk refleksi.
Kegiatan Penutup (5 menit): Siswa menuliskan satu kalimat refleksi di jurnal membaca mereka.
Pertemuan 2: Menjadi Detektif Cerita (Meaningful and Joyful)
Kegiatan Awal (5 menit): Icebreaker “Tebak Watakku”. Guru menampilkan sebuah karakter, siswa menebak.
Kegiatan Inti (25 menit):
Dalam kelompok yang beragam, siswa berperan sebagai “Detektif Cerita”. Mereka menerima amplop yang berisi potongan kartu berisi kalimat dari cerita Timun Mas.
Tugas mereka adalah mengelompokkan kartu-kartu tersebut ke dalam kategori: Tokoh, Watak, Latar, dan Amanat.
Setiap kelompok mempresentasikan hasil temuan mereka.
Kegiatan Penutup (5 menit): Guru mengaitkan amanat cerita (misalnya, tentang keberanian dan kebaikan) dengan nilai dalam Profil Pelajar Pancasila dan dimensi profil lulusan.
Pertemuan 3: Pameran Karya Kita (Joyful and Meaningful)
Kegiatan Awal (5 menit): Persiapan untuk pameran.
Kegiatan Inti (25 menit):
Berdiferensiasi: Setiap siswa memilih satu dari tiga proyek untuk menampilkan hasil analisis mereka:
Poster Digital: Mendesain poster yang menampilkan elemen-elemen cerita secara visual.
Drama Boneka: Memperagakan ulang cerita dengan menggunakan boneka jari.
Pesan untuk Timun Mas: Membuat pesan yang mengandung ajakan dan saran untuk karakter utama.
Para siswa mengelilingi kelas untuk melihat hasil karya teman-teman mereka dalam bentuk “pameran kelas”.
Aktivitas Penutup (5 menit): Diskusi bersama: “Apa pengalaman paling menarik yang kalian dapatkan dari proyek ini?”
Silahkan download modul ajar deep learning Bahasa Indonesia kelas 4 kurikulum merdeka disini
Kesimpulan
Merancang modul ajar deep learning Bahasa Indonesia kelas 4 SD/MI fase B kurikulum merdeka tidak dimaksudkan untuk menambah beban kerja bagi guru, tetapi untuk mengubah cara pandang. Ini adalah perubahan dari “mengajarkan materi” menjadi “memberdayakan para pembelajar”.
Sebuah modul ajar deep learning kurikulum merdeka yang efektif adalah yang bisa berfungsi sebagai peta petualangan untuk siswa. Dengan mengintegrasikan Mindful Learning, kita memberikan mereka alat untuk meningkatkan kesadaran diri. Dengan Meaningful Learning, kita menawarkan peta yang terkait dengan realitas kehidupan mereka. Dan dengan Joyful Learning, kita memastikan bahwa aktivitas belajar itu sendiri menjadi sebuah hadiah, sebuah pengalaman yang dipenuhi keajaiban, tawa, dan rasa ingin tahu yang tidak pernah padam.