Pembelajaran Seni Rupa kelas 5 SD/MI fase C bukan hanya soal kegiatan menggambar atau melukis, tetapi juga menjadi sarana untuk mengembangkan imajinasi, kepekaan terhadap estetika, serta kemampuan berpikir kritis dan reflektif pada siswa. Dalam kerangka kurikulum merdeka, pembelajaran Seni Rupa kelas 5 SD/MI memiliki peranan penting untuk membentuk dimensi holistik siswa, baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Melalui karya seni, anak-anak belajar mengekspresikan emosi, menghargai keindahan, dan memahami makna kehidupan.

Kurikulum merdeka mengajak para guru untuk menghadirkan pembelajaran yang bermakna, menyenangkan, dan mendalam. Salah satu pendekatan yang mendukung visi ini adalah Deep Learning, yang lebih menekankan pada pemahaman mendalam ketimbang sekadar menghafal atau mengulangi secara visual. Untuk memperkaya pengalaman dalam seni rupa, pendekatan ini dikombinasikan dengan Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyful Learning, tiga konsep yang saling melengkapi untuk menciptakan pengalaman belajar yang menyeluruh.
Desain modul ajar deep learning Seni Rupa kelas 5 kurikulum merdeka bisa diperkaya dengan penggabungan Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyful Learning. Ketiga konsep tersebut bersatu untuk membantu siswa belajar dengan kesadaran, makna, dan kegembiraan.
Modul ajar deep learning Seni Rupa kelas 5 SD/MI fase C dalam kurikulum merdeka bisa dibentuk dengan struktur berikut:
Siswa dapat mengenal, mengekspresikan, dan mengapresiasi karya seni rupa dua dimensi dan tiga dimensi melalui kegiatan eksplorasi dan penciptaan dengan teknik yang sederhana.
“Seni rupa merupakan bahasa visual yang mencerminkan pikiran, perasaan, dan nilai-nilai dalam kehidupan manusia.”
Terdiri atas tiga fase utama: Eksplorasi, Kreasi, dan Refleksi.
Tahap eksplorasi berfokus pada kesadaran, pengamatan, dan penyerapan pengalaman visual dengan lebih mendalam. Ini adalah tempat di mana Mindful Learning diterapkan.
Tujuan Tahap Eksplorasi
Contoh Aktivitas
Pendekatan Mindful
Siswa diajarkan untuk menghargai proses, bukan hanya hasil akhirnya. Mereka belajar untuk hadir sepenuhnya dalam kegiatan menggambar, memperhatikan setiap garis dan warna yang dibuat tanpa rasa takut melakukan kesalahan. Peran guru adalah sebagai pendamping yang menciptakan suasana yang tenang, positif, dan mendukung.
Tahap ini adalah bagian utama dari aktivitas seni rupa, di mana siswa mengekspresikan ide dan perasaan mereka dalam bentuk visual.
Tujuan Tahap Kreasi
Langkah-Langkah Aktivitas
Integrasi Meaningful Learning
Karya seni tidak diciptakan sembarangan, melainkan berakar dari makna yang pribadi. Misalnya, siswa yang suka bermain di taman bisa menggambarkan pemandangan tempat bermainnya, sementara siswa yang peduli akan lingkungan dapat membuat poster dengan tema daur ulang. Dengan begitu, karya tersebut menjadi cerminan pengalaman pribadi siswa.
Integrasi Joyful Learning
Guru menerapkan strategi permainan (art games) dan kerja kelompok kecil untuk membuat kegiatan terasa menyenangkan. Misalnya, membuat mural secara bersama-sama atau mengadakan “studio art day” di luar kelas. Melalui aktivitas yang ceria, siswa lebih terbuka untuk mengekspresikan diri dan merumuskan ide-ide yang orisinal.
Refleksi adalah tahap krusial dalam Deep Learning. Di tahap ini, siswa merenungkan makna dari proses berkarya, tantangan yang mereka hadapi, dan pelajaran yang didapat.
Tujuan Tahap Refleksi
Contoh Aktivitas
Melalui refleksi, pembelajaran Seni Rupa kelas 5 menjadi sarana untuk metakognisi, yaitu kemampuan untuk berpikir tentang cara berpikir sendiri. Siswa belajar untuk memahami diri mereka sebagai pencipta serta penikmat seni.
Silahkan download modul ajar deep learning Seni Rupa kelas 5 kurikulum merdeka disini
Modul ajar deep learning Seni Rupa kelas 5 SD/MI fase C dengan mengintegrasikan Mindful, Meaningful, dan Joyful Learning merupakan inovasi penting dalam pelaksanaan kurikulum merdeka. Pendekatan tersebut tidak hanya mengembangkan keterampilan teknis, tetapi juga membangun kesadaran, makna, dan kebahagiaan dalam aktivitas belajar.
Guru diharapkan untuk terus melakukan percobaan, menyesuaikan bahan ajar dengan keadaan setempat, dan mengembangkan budaya merenung di ruang kelas. Dengan cara tersebut, pengajaran seni rupa akan menjadi pengalaman yang dinamis, memotivasi, dan berpengaruh dalam jangka panjang bagi pertumbuhan karakter siswa.