BerandaKelas 10Modul Ajar Seni Tari Kelas 10 Kurikulum Merdeka Semua Materi
Modul Ajar Seni Tari Kelas 10 Kurikulum Merdeka Semua Materi
6 menit membaca
Share this:
Dalam era pembelajaran inovatif, modul ajar Seni Tari kelas 10 fase E pada kurikulum merdeka mempunyai peran yang sangat penting untuk mendukung guru dan siswa mencapai tujuan pembelajaran secara efektif di tingkat SMA (Sekolah Menengah Atas). Dengan mengintegrasikan kearifan lokal dan teknologi, pembelajaran ini dirancang untuk memastikan bahwa siswa tidak hanya menjadi penari yang terampil, tetapi juga generasi yang mampu melestarikan budaya sekaligus beradaptasi dengan perubahan zaman.
Struktur Modul Ajar Seni Tari Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul ajar Seni Tari kelas 10 SMA/MA fase E disusun secara sistematis guna mendukung pengalaman belajar yang holistik, kreatif, dan berbasis budaya. Berikut adalah struktur utamanya:
Tujuan Pembelajaran Seni Tari Kelas 10
Modul ajar SMA ini dikelompokkan dalam ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif:
Mengenalkan ragam gerak dasar tari tradisional, seperti Tari Saman, Jaipong, atau Legong.
Melakukan observasi video tari untuk memahami variasi gaya dan ekspresi.
Latihan teknik dasar: postur tubuh, kelenturan, dan keseimbangan dengan iringan musik.
Tujuan: Membangun keterampilan fisik dan kepekaan terhadap ritme.
b. Fase Interpretasi (Pertemuan 6-10)
Diskusi mengenai makna simbolis dari gerakan tari dalam konteks budaya, seperti Tari Topeng Cirebon sebagai media cerita.
Analisis perbedaan antara tari tradisional dan kontemporer melalui studi kasus.
Pembuatan peta pikiran tentang nilai-nilai budaya dalam karya tari.
Tujuan: Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan apresiasi terhadap konteks historis-sosial seni tari.
c. Fase Kreasi (Pertemuan 11-16)
Proyek koreografi kelompok dengan tema “Identitas Budaya Lokal” atau “Isu Sosial Kontemporer”.
Eksperimen dalam menggabungkan gerak tradisional dengan elemen modern, seperti Tari Piring dengan musik elektronik.
Persiapan pertunjukan akhir yang melibatkan penataan kostum, properti, dan pencahayaan sederhana.
Tujuan: Mengasah kreativitas, inovasi, dan kemampuan presentasi siswa.
Materi Pembelajaran Seni Tari Kelas 10
Materi pokok dalam modul ajar Seni Tari kelas 10 SMA/MA fase E kurikulum merdeka meliputi:
1. Makna dan Simbol pada Tari Tradisi
Pengertian makna dan simbol tari tradisi
Makna pada tari tradisi
Simbol pada tari tradisi
2. Apresiasi Tari Tradisi
Apresiasi tari
Makna dan simbol tari berdasarkan kajian tekstual dan kontekstual
Makna tari tradisi berdasarkan kajian tekstual dan kontekstual
Ide dalam membuat karya tari
3. Rancangan Karya Tari Tradisi Individu dan Kelompok
Menemukan ide atau gagasan karya tari
Menentukan tema tari individu maupun berkelompok
Mengeksplorasi gerak tari tradisi individu maupun berkelompok
Improvisasi gerak tari individu maupun berkelompok
Evaluasi gerak tari berdasarkan hasil eksplorasi dan improvisasi gerak tari
4. Membuat Tari Kreasi Berdasarkan Makna dan Simbol Tari Tradisi
Membuat gerak tari kreasi berdasarkan makna dan simbol dalam bentuk karya seni pertunjukan
Komposisi gerak tari berdasarkan makna dan simbol
Menentukan unsur pendukung tari berdasarkan makna dan simbol
5. Membuat Pertunjukan Karya Tari
Menentukan tema pertunjukan tari
Menyusun kepanitiaan dan jadwal persiapan pertunjukan tari
Menentukan dekorasi, setting, tata cahaya pendukung pertunjukan tari
Promosi pertunjukan tari
Persiapan gelar karya pertunjukan tari
Integrasi Kearifan Lokal dan Teknologi dalam Modul Ajar Kurikulum Merdeka
Perpaduan antara kearifan lokal dan teknologi menjadi kunci penting dalam modul ajar kurikulum merdeka untuk menciptakan pengalaman belajar yang relevan, menarik, dan mendalam. Modul ajar Seni Tari kelas 10 SMA/MA tidak hanya mencakup pengayaan wawasan budaya siswa, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menghadapi era digital. Berikut adalah beberapa strategi penerapannya:
Penguatan Kearifan Lokal
Modul ajar kelas 10 SMA/MA mendorong siswa untuk mempelajari tari tradisional dari daerah mereka sendiri atau daerah lain, seperti Tari Lenggang Betawi, Tari Kecak Bali, atau Tari Piring Minang. Penekanan pada makna filosofis, kostum, dan konteks sosial-historisnya. Pelibatan komunitas lokal untuk pengalaman langsung belajar dari seniman atau penari tradisional juga sangat dianjurkan.
Proyek Berbasis Budaya
Modul ajar SMA mengajak siswa untuk menciptakan koreografi yang terinspirasi dari cerita rakyat, ritual adat, atau isu lingkungan di daerah mereka. Misalnya, karya tari bertema “Pelestarian Hutan Mangrove” untuk siswa di wilayah pesisir. Penggunaan alat musik daerah, seperti kendang dan angklung, atau properti tari seperti kipas dan selendang dalam pertunjukan sangat dianjurkan.
Pelibatan Komunitas
Modul ajar Seni Tari kelas 10 SMA/MA juga bisa menyertakan penari atau koreografer tradisional sebagai pembicara tamu untuk berbagi teknik serta kisah inspiratif dalam pelestarian budaya. Selain itu, penyelenggaraan pentas seni bersama masyarakat lokal, seperti festival sekolah atau acara adat, bisa menjadi sarana yang efektif untuk mendekatkan siswa dengan budaya.
Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran
Dalam modul ajar SMA ini, teknologi bisa dimanfaatkan secara maksimal melalui platform seperti YouTube atau aplikasi pengeditan video seperti CapCut dan Kinemaster. Siswa bisa mengobservasi detail gerakan tari yang kompleks dengan lebih baik menggunakan tools seperti Dance Designer atau Coach’s Eye untuk memperbaiki postur, kecepatan, dan sinkronisasi gerakan.
Siswa juga diajak untuk membuat blog, saluran YouTube, atau akun Instagram khusus untuk mengunggah video latihan, proses kreatif, dan pertunjukan akhir. Aplikasi Augmented Reality (AR), seperti Artivive, bisa digunakan untuk menampilkan informasi visual mengenai sejarah tari saat siswa tampil.
Strategi pengajaran dalam modul ajar Seni Tari kelas 10 SMA/MA fase E kurikulum merdeka dirancang untuk menciptakan pembelajaran yang inklusif, kreatif, dan berakar pada konteks budaya. Berikut adalah beberapa pendekatan yang bisa diterapkan oleh guru untuk meningkatkan keterlibatan siswa:
Pendekatan Pembelajaran Berbasis Siswa
Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL): Siswa merancang karya tari dari konsep hingga pementasan dengan tema pilihan, seperti “Budaya Lokal vs. Modernitas. ” Sebagai contoh, kelompok siswa dapat menciptakan tari kontemporer yang mengangkat isu lingkungan dengan menggunakan gerak tradisional sebagai dasar.
Inkuiri Terbuka: Guru bisa mengajukan pertanyaan pemantik seperti, “Mengapa Tari Saman bisa menjadi simbol persatuan? ” atau “Bagaimana tari dapat merepresentasikan identitas generasi Z? ” Siswa akan melakukan riset mandiri, seperti wawancara dengan seniman dan analisis video, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.
Pembelajaran Diferensiasi
Modul ajar kelas 10 SMA/MA menggunakan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan dan minat siswa:
Diferensiasi Konten: Untuk siswa pemula, fokus diberikan pada teknik dasar seperti postur dan ritme. Sebaliknya, siswa yang lebih lanjut dapat mengeksplorasi koreografi yang kompleks atau improvisasi.
Diferensiasi Proses: Siswa diberi pilihan aktivitas, termasuk praktik gerak dan koreografi, mengaransemen musik untuk tari tradisional-modern, serta menganalisis makna simbolis tari daerah.
Diferensiasi Produk: Hasil akhir dari pembelajaran bisa berupa pertunjukan tari, video dokumenter, atau presentasi multimedia tentang sejarah tari.
Integrasi Metode Pembelajaran Berbasis Pengalaman
Pembelajaran dalam modul ajar kurikulum merdeka bisa dilakukan melalui pengalaman langsung:
Simulasi Budaya: Siswa berperan sebagai penari, penonton, dan kritikus dalam sebuah “festival tari mini” di kelas.
Field Trip Virtual/Offline: Siswa dapat mengunjungi situs budaya seperti candi atau museum, atau menyaksikan pertunjukan tari profesional melalui platform virtual seperti YouTube Live atau Zoom.
Refleksi Pengalaman: Siswa diharapkan menulis jurnal refleksi mengenai tantangan yang dihadapi selama proses kreatif dan hubungannya dengan nilai-nilai kehidupan.
Modul ajar Seni Tari kelas 10 SMA/MA fase E dalam kurikulum merdeka bukan hanya sebagai sarana untuk mengajarkan keterampilan menari, tetapi juga sebagai upaya edukatif untuk membentuk generasi muda yang kreatif, kritis, dan menghargai budaya bangsa. Pada akhirnya, modul ajar kelas 10 ini hadir untuk menciptakan penari yang andal sekaligus membangun karakter siswa yang menghargai keberagaman, berpikir solutif, dan berani bereksperimen.