BerandaKelas 11Modul Ajar Seni Tari Kelas 11 Kurikulum Merdeka Semua Materi
Modul Ajar Seni Tari Kelas 11 Kurikulum Merdeka Semua Materi
5 menit membaca
Share this:
Dalam era kurikulum merdeka, pengembangan modul ajar Seni Tari kelas 11 fase F menjadi salah satu aspek penting dalam mengoptimalkan kegiatan pembelajaran. Modul ajar kurikulum merdeka tidak hanya dimaksudkan sebagai sekumpulan materi, tetapi juga sebagai kerangka pembelajaran yang menyeluruh, yang bisa membantu siswa memahami, mengaplikasikan, dan mengkritisi teori serta praktik tari secara mandiri di tingkat SMA (Sekolah Menengah Atas).
Latar Belakang Kurikulum Merdeka
Kurikulum merdeka, yang diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, memberikan penekanan pada kebebasan untuk guru dan siswa dalam menentukan pola pembelajaran yang relevan dan kontekstual. Tujuan utamanya adalah untuk menumbuhkan keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kritis, berkolaborasi, dan berkreasi. Dalam konteks Seni Tari, hal ini menuntut para guru untuk mengembangkan modul ajar kurikulum merdeka yang bisa mengakomodasi keragaman budaya, perkembangan teknologi, serta kebutuhan emosional dan sosial siswa.
Tujuan Pembelajaran Seni Tari Kelas 11 Fase F
Modul ajar Seni Tari kelas 11 SMA/MA fase F kurikulum merdeka dirancang untuk mencapai beberapa tujuan pembelajaran utama, antara lain:
Mengembangkan kompetensi estetis siswa melalui pemahaman terhadap berbagai jenis tari, baik tradisional maupun kontemporer.
Meningkatkan kemampuan teknis dalam gerak dasar dan koreografi.
Mendorong kreativitas siswa dalam merancang dan menyajikan tarian.
Memperkuat rasa kebangsaan melalui eksplorasi warisan budaya Indonesia.
Menumbuhkan keterampilan kolaborasi di dalam kelompok tari.
Struktur Modul Ajar Seni Tari Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul ajar Seni Tari kelas 11 fase F yang dirancang dalam kurikulum merdeka bertujuan untuk memfasilitasi pengembangan kompetensi siswa secara holistik, yang mencakup aspek teknis, kreativitas, dan pemahaman budaya. Berikut adalah struktur utama modul ajar SMA tersebut:
Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) Seni Tari kelas 11 SMA/MA akan fokus pada:
Penguasaan Teknik Tari: Memperdalam teknik tari tradisional (misalnya, pola lantai, dinamika gerak, ekspresi) serta tari kontemporer. Selain itu, melakukan latihan intensif pada gerak dasar (seperti leher, tangan, kaki) yang sesuai dengan karakter tari tertentu.
Kreativitas dalam Berkarya: Mengembangkan kemampuan dalam menciptakan karya tari orisinal dengan tema yang bersifat personal atau sosial. Dan melakukan eksperimen untuk menggabungkan elemen tradisional dan modern (misalnya, perpaduan tari daerah dengan musik digital).
Literasi Budaya: Menganalisis nilai-nilai filosofis, sejarah, dan fungsi sosial tari tradisional dalam konteks saat ini. Selanjutnya, menghargai keberagaman tari Nusantara serta kontribusinya dalam pembentukan identitas bangsa.
Materi Pembelajaran Seni Tari Kelas 11
Materi pokok dalam modul ajar Seni Tari kelas 11 SMA/MA fase F kurikulum merdeka mencakup:
Karakteristik tari tradisi dan tari kreasi baru
Komposisi tari tradisi
Rancangan pertunjukan tari
Pertunjukan tari tradisi
Evaluasi karya tari tradisi
Metode Pembelajaran Modul Ajar SMA
Modul ajar SMA kurikulum merdeka menekankan pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan metode sebagai berikut:
Pembelajaran Berdiferensiasi: Mengelompokkan siswa berdasarkan gaya belajar (visual, kinestetik, auditori) guna eksplorasi gerak. Berikutnya, memberikan pilihan proyek (individu atau kelompok) yang sesuai dengan minat siswa.
Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL): Mengikuti tahapan proyek: riset tema, eksplorasi gerak, latihan, pertunjukan, dan evaluasi. Contoh proyek: menciptakan video tari pendek yang mengangkat cerita rakyat lokal.
Integrasi Teknologi: Menggunakan aplikasi pengedit video (misalnya, CapCut, Kinemaster) untuk dokumentasi dan analisis gerak. Lalu, mengadakan workshop virtual dengan seniman tari nasional atau internasional melalui Zoom atau YouTube.
Integrasi Kearifan Lokal dalam Modul Ajar Kelas 11
Integrasi kearifan lokal dalam modul ajar Seni Tari kelas 11 SMA/MA fase F kurikulum merdeka bukan sekadar tentang mempelajari gerak tari tradisional, tetapi juga menanamkan nilai-nilai budaya, filosofi hidup, dan identitas masyarakat yang terwujud melalui seni tari. Pendekatan tersebut bertujuan untuk membentuk siswa yang tidak hanya terampil menari, tetapi juga menghargai akar budaya serta mampu mengadaptasikannya dalam konteks masa kini.
Revitalisasi Budaya melalui Tari Tradisional
1. Pemilihan Tari Daerah sebagai Basis Pembelajaran:
Siswa mempelajari tari tradisional yang kaya akan nilai historis dan filosofis, seperti:
Tari Saman (Aceh): Melambangkan kebersamaan dan kekuatan komunitas.
Tari Legong (Bali): Menggambarkan harmoni antara manusia dan alam.
Tari Jaipongan (Jawa Barat): Menyampaikan ekspresi kegembiraan dan kehidupan masyarakat agraris.
2. Kolaborasi dengan Maestro dan Komunitas Lokal:
Mengundang seniman tari daerah untuk mengadakan workshop atau sesi mentoring.
Melakukan kunjungan ke sanggar tari atau festival budaya untuk observasi langsung.
Pembelajaran Kontekstual
Siswa mengeksplorasi makna simbolis dari gerakan, kostum, dan iringan musik dalam tari tradisional. Salah satu aktivitas yang dapat dilakukan adalah “Membaca Gerak,” di mana siswa menganalisis makna gerakan tangan dalam Tari Topeng Cirebon atau pola lantai dalam Tari Bedhaya.
Tari sebagai Medium Refleksi Sosial-Budaya
1. Proyek Tari Bertema Kearifan Lokal:
Siswa merancang karya tari yang mengangkat isu-isu lokal, seperti:
Pelestarian lingkungan, misalnya tari yang bertema sungai, hutan, atau laut yang terancam.
Revitalisasi bahasa atau ritual adat yang hampir punah.
Toleransi antarumat beragama dalam masyarakat multikultural.
Contoh proyek yang bisa dilakukan adalah “Tari untuk Bumi,” yang menciptakan gerakan terinspirasi oleh kearifan lokal dalam menjaga lingkungan, seperti filosofi Tri Hita Karana di Bali.
2. Penggabungan Unsur Tradisi dan Modern:
Eksperimen penggabungan gerak tari tradisional dengan musik digital, visual mapping, atau kostum futuristik. Contohnya, Tari Lenggang Jakarta yang diiringi oleh musik elektronik, atau Tari Piring dengan pencahayaan LED interaktif.
Integrasi Nilai Filosofis dalam Proses Kreatif
1. Pembelajaran Nilai-Nilai Luhur:
Setiap tari tradisional dapat dianalisis sebagai “buku hidup” yang mengandung pesan moral, seperti:
Kepemimpinan, contohnya Tari Bedhaya Ketawang dari Surakarta.
Kesederhanaan, seperti Tari Gandrung dari Banyuwangi.
Keteguhan hati, misalnya Tari Hudoq dari Kalimantan.
Siswa diajak untuk merefleksikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari melalui diskusi atau jurnal refleksi.
2. Penghubungan dengan Isu Global:
Kearifan lokal dapat menjadi lensa untuk memahami tantangan global, seperti:
Perubahan iklim: mempelajari tari ritual pemanggil hujan dari NTT atau Sumba.
Teknologi vs. budaya: menganalisis dampak digitalisasi terhadap pelestarian tari tradisional.
Asesmen Berbasis Apresiasi Budaya
Kriteria penilaian proyek tari mencakup:
Kedalaman Penelitian Budaya: Seberapa dalam siswa menggali sumber primer, seperti wawancara dengan tokoh adat atau studi naskah kuno.
Kreativitas dalam Interpretasi: Kemampuan menghadirkan kearifan lokal dengan sudut pandang yang segar, namun tetap mempertahankan esensinya.
Kolaborasi dengan Komunitas: Partisipasi aktif dalam kegiatan budaya lokal sebagai wujud kontribusi sosial.
Modul ajar Seni Tari kelas 11 SMA/MA fase F dalam kurikulum merdeka harus dirancang secara holistik, fleksibel, dan berbasis autentik, mencakup teori, praktik, penilaian, serta refleksi. Dengan modul ajar kurikulum merdeka yang komprehensif, kegiatan pembelajaran seni tari bisa membangkitkan kreativitas, kemandirian, dan kecintaan terhadap budaya di kalangan siswa kelas 11.