(Deep Learning) Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 8 SMP/MTs
6 menit membaca
Share this:
Pada mata pelajaran Bahasa Inggris kelas 8 fase D untuk tingkat SMP/MTs, kurikulum merdeka memberikan kesempatan luas bagi metode pengajaran yang lebih berarti dan berfokus pada siswa. Di sini, konsep Deep Learning mulai mendapatkan perhatian, sebagai filosofi yang melebihi sekedar hafalan dasar.
Untuk merealisasikannya, modul ajar deep learning Bahasa Inggris kelas 8 SMP/MTs fase D harus dirancang dengan teliti, menggabungkan tiga pilar utama: Mindful Learning (Pembelajaran Penuh Kesadaran), Meaningful Learning (Pembelajaran Bermakna), dan Joyful Learning (Pembelajaran yang Menyenangkan).
Memahami Trilogi Deep Learning dalam Bahasa Inggris Kelas 8
Sebelum modul ajar kurikulum merdeka dibuat, sangat penting untuk memahami inti dari setiap pilar Deep Learning dan hubungannya dengan pembelajaran bahasa.
1. Mindful Learning (Pembelajaran Penuh Kesadaran)
Mindful Learning menekankan pada keterlibatan siswa secara total dalam aktivitas pembelajaran. Siswa menyadari apa yang mereka pelajari, cara mereka mempelajarinya, dan pentingnya hal tersebut. Dalam modul ajar deep learning Bahasa Inggris kelas 8 kurikulum merdeka, ini berarti:
Kesadaran Metakognitif: Siswa menyadari pendekatan belajar mereka sendiri. Misalnya, mereka berpikir tentang alasan di balik kesulitan dalam memahami Past Tense atau metode apa yang mereka gunakan untuk mengingat kosakata baru.
Fokus dan Perhatian Penuh: Membuat kondisi di mana siswa bisa sepenuhnya berkonsentrasi pada aktivitas mendengarkan (listening) atau berbicara (speaking) tanpa gangguan yang berlebihan.
Penerimaan tanpa Penilaian: Siswa merasa nyaman untuk melakukan kesalahan karena mereka memahami bahwa kesalahan adalah bagian penting dari aktivitas pembelajaran bahasa.
2. Meaningful Learning (Pembelajaran Bermakna)
Meaningful Learning menyoroti hubungan antara materi baru dan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa. Pembelajaran menjadi “bermakna” bila mempunyai keterkaitan langsung dengan kehidupan, minat, dan pengalaman siswa. Dalam modul ajar deep learning Bahasa Inggris kelas 8 SMP/MTs fase D, hal ini diwujudkan melalui:
Kontekstualisasi: Materi mengenai descriptive text tidak hanya menggambarkan individu atau tempat secara umum, tetapi juga mencakup selebriti, atlet, atau lokasi wisata di Indonesia yang dikenal mereka.
Tugas Otentik: Tugas yang menunjukkan penggunaan bahasa Inggris dalam situasi nyata, seperti menciptakan poster tentang kampanye lingkungan, mereview film atau permainan, dan melakukan wawancara singkat tentang hobi.
Pembelajaran Berbasis Masalah: Membawa isu-isu nyata ke dalam kelas. Contohnya, “Bagaimana cara meyakinkan turis asing untuk datang berkunjung ke tempat wisata di daerah kita?” menggunakan bahasa Inggris sebagai alat untuk menyelesaikan masalah tersebut.
3. Joyful Learning (Pembelajaran yang Menyenangkan)
Joyful Learning berfokus pada membuat pengalaman belajar yang positif, memotivasi, dan memicu rasa ingin tahu. Ketika siswa menikmati aktivitas pembelajaran, hambatan emosional (seperti rasa takut dan malu) berkurang, dan tingkat keterlibatan (engagement) meningkat. Ini bisa diwujudkan melalui:
Permainan (Game-Based Learning): Kuis interaktif, permainan peran yang lucu, atau permainan kata.
Proyek Kreatif: Membuat video TikTok dengan narasi dalam bahasa Inggris, merancang komik digital, atau menulis lirik lagu.
Penggunaan Multimedia dan Teknologi: Memanfaatkan platform edukasi, video pendek, lagu, dan aplikasi yang menarik.
Kerangka Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 8
Berikut adalah kerangka untuk membuat modul ajar deep learning Bahasa Inggris kelas 8 kurikulum merdeka.
Tujuan Pembelajaran
Di akhir pembelajaran, siswa diharapkan untuk:
Menganalisis dan mendeskripsikan masalah lingkungan di sekitar mereka menggunakan Descriptive Text dengan kosakata yang sesuai.
Menyusun dan mempresentasikan langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah lingkungan dalam bentuk Procedure Text.
Bekerjasama dalam kelompok untuk mengembangkan kampanye pelestarian lingkungan (dalam format poster digital/video pendek) dengan menggunakan bahasa Inggris.
Alur Pembelajaran Berbasis Deep Learning
Fase 1: Menggugah Rasa Curiosity dan Kesadaran (Awal – 1 Pertemuan)
Aktivitas (Joyful & Mindful): Guru menunjukkan video singkat yang menyentuh tentang keindahan alam Indonesia serta perbandingannya dengan isu sampah plastik atau pencemaran. Setelah pemutaran, guru memimpin sesi “Mindful Minute”.
Penerapan Mindful Learning: Siswa didorong untuk sejenak diam dan merefleksikan pertanyaan: “Apa yang kamu rasakan setelah melihat video itu?” dan “Apa satu hal mengenai lingkungan di sekitarmu yang paling mencolok belakangan ini?”. Refleksi tersebut bisa ditulis dalam jurnal kecil atau dibahas berpasangan. Aktivitas ini melatih kesadaran emosional dan kognitif mereka terkait tema yang akan dipelajari.
Peningkatan Kosakata: Guru mengenalkan istilah kunci (contoh: pollution, waste, recycle, ecosystem, sustainable) melalui gambar dan benda nyata, bukan sekadar daftar kata.
Fase 2: Eksplorasi dan Koneksi yang Bermakna ( Kegiatan Inti – 3 Pertemuan)
Siswa diminta untuk melakukan “observasi lingkungan” di sekitar sekolah atau rumah mereka. Mereka mengambil gambar atau menggambar sketsa mengenai suatu masalah lingkungan (contoh: tumpukan sampah, selokan tersumbat, udara berdebu).
Menggunakan template Descriptive Text, mereka menjelaskan masalah tersebut: Identification (masalah apa?), Description (seperti apa penampakannya? di mana? dampaknya? ), dan Conclusion (apa harapanmu? ).
Penerapan Meaningful Learning: Aktivitas tersebut sangat kontekstual dan pribadi karena mereka menjelaskan sesuatu yang nyata dalam hidup mereka. Bahasa dipakai untuk tujuan yang jelas dan autentik.
Berdasarkan isu yang telah dijelaskan, siswa secara kelompok menyusun ” Action Plan”. Misalnya, “Procedure to Make a Simple Compost Bin” atau “Steps to Organize a School Clean-Up Day”.
Penerapan Joyful Learning: Proses penulisan procedure text tersebut disajikan dalam bentuk tantangan. Guru bisa menyediakan berbagai bahan (untuk praktik langsung) atau menggunakan alat digital seperti Canva untuk merancang instruksi yang menarik secara visual.
Penerapan Mindful Learning: Sebelum presentasi, siswa saling bertukar draf teks dan memberikan umpan balik (penilaian sejawat). Ini melatih kesadaran mereka terhadap struktur bahasa, kosakata, dan kejelasan pesan.
Fase 3: Creative Synthesis & Joyful Demonstration (Bermakna dan Kontekstual – 2 Pertemuan)
Aktivitas Utama – Eco-Warrior Project (Joyful & Meaningful):
Tugas akhir pembelajaran adalah membuat kampanye lingkungan. Siswa bisa memilih format: poster digital, video pendek (gaya reels/TikTok), podcast, atau presentasi multimedia.
Kampanye harus mencakup unsur descriptive (menggambarkan masalah) dan prosedur (menawarkan solusi) dengan bahasa Inggris yang sesuai.
Penerapan Joyful Learning: Siswa diberi kebebasan untuk berekspresi dan berkreasi dengan media yang mereka sukai. Lingkungan kelas berubah menjadi “galeri proyek” atau “pemutaran film” yang menggembirakan.
Penerapan Meaningful Learning: Karya-karya terbaik bisa diposting di media sosial sekolah atau diserahkan kepada OSIS untuk dijadikan program nyata. Ini memberikan rasa tujuan yang kuat, bahwa belajar bahasa Inggris bukan hanya untuk nilai, tetapi untuk membuat perubahan.
Silahkan download modul ajar deep learning Bahasa Inggris kelas 8 kurikulum merdeka disini
Penutup
Modul ajar deep learning Bahasa Inggris kelas 8 SMP/MTs fase D dalam kurikulum merdeka bukan sekadar sekumpulan aktivitas. Ini merupakan sebuah sistem pembelajaran yang mengubah cara belajar. Siswa tidak hanya belajar bahasa Inggris; mereka merasakan dan memanfaatkan bahasa Inggris sebagai alat yang sangat efektif untuk memahami diri mereka (mindful), berinteraksi dengan lingkungan mereka (meaningful), dan mengekspresikan ide-ide mereka dengan keyakinan dan kebahagiaan (joyful).
Pada akhirnya, tujuan dari pendidikan bahasa tidak hanya untuk menghasilkan siswa yang mampu menjawab pertanyaan ujian, melainkan untuk memberikan mereka keterampilan dalam berkomunikasi, berpikir kritis, bekerja sama, dan berkontribusi bagi masyarakat global.