(Deep Learning) Modul Ajar IPAS Kelas 6 Kurikulum Merdeka
6 menit membaca
Share this:
Mata pelajaran IPAS kelas 6 SD/MI fase C memiliki peranan penting. IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial) adalah gabungan antara sains dan ilmu sosial yang diciptakan untuk membantu siswa mengerti peristiwa alam serta sosial di sekitarnya dengan cara yang menyeluruh dan tidak terpisah-pisah.
Namun, untuk mencapai visi yang baik ini, memerlukan lebih dari sekadar metode pengajaran biasa. Di sinilah ide Deep Learning menjadi relevan sebagai pendekatan yang sejalan dengan konsep kurikulum merdeka. Metode ini biasanya direalisasikan melalui tiga pilar utama: Mindful Learning (Pembelajaran Penuh Kesadaran), Meaningful Learning (Pembelajaran Bermakna), dan Joyful Learning (Pembelajaran yang Menyenangkan).
Memahami Trilogi Deep Learning dalam IPAS Kelas 6
Sebelum kita mendalami perancangan modul ajar deep learning IPAS kelas 6 kurikulum merdeka, sangat penting untuk mengerti makna dari setiap pilar metode tersebut dalam pembelajaran.
1. Mindful Learning
Mindful Learning mengarahkan fokus pada saat siswa sepenuhnya hadir dan berpartisipasi secara mental serta emosional dalam materi belajar. Mereka tidak hanya mengamati atau mencatat, namun merenungi, memikirkan, dan mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki. Dalam modul ajar deep learning IPAS kelas 6 SD/MI fase C, ini berarti mengajak siswa supaya menjadi pengamat yang teliti terhadap fenomena alam (seperti siklus air atau reproduksi tanaman) dan interaksi sosial (seperti aktivitas ekonomi di sekitarnya). Siswa diminta untuk menyadari posisi mereka sebagai bagian dari sistem alam dan sosial yang kompleks.
Meaningful Learning menekankan pada pentingnya menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa. Pembelajaran dianggap bermakna ketika materinya berkaitan langsung dengan kehidupan siswa. Modul ajar deep learning IPAS kelas 6 kurikulum merdeka perlu mampu menjembatani konsep-konsep abstrak (seperti gaya gravitasi atau keragaman budaya) dengan pengalaman konkret yang dialami siswa sehari-hari. Saat siswa menyadari bahwa ilmu yang mereka pelajari mempunyai kegunaan dalam mengatasi masalah di sekitar, motivasi intrinsik mereka akan muncul.
3. Joyful Learning
Joyful Learning bukan hanya tentang kesenangan dan hiburan. Ini lebih kepada membentuk lingkungan belajar yang tidak memberikan tekanan berlebihan, menumbuhkan rasa ingin tahu, dan memberikan kepuasan dalam aktivitas belajar. Dalam Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS), kegembiraan bisa dirasakan dari momen “Aha!” ketika sebuah eksperimen ilmiah berhasil, dari rasa bangga saat mempresentasikan hasil wawancara dengan pelaku ekonomi lokal, atau dari kesenangan bekerja sama dalam sebuah proyek. Lingkungan yang menyenangkan bisa mengurangi kecemasan dan membuka pikiran untuk menerima pengetahuan baru.
Ketiga pilar tersebut saling berhubungan. Pembelajaran yang meaningful sering kali juga bisa menjadi pengalaman yang joyful. Dan untuk mencapai kedua aspek tersebut, diperlukan keterlibatan mindful dari siswa.
Menerapkan Modul Ajar Deep Learning IPAS Kelas 6
Berikut adalah skema untuk merancang modul ajar deep learning IPAS kelas 6 kurikulum merdeka.
1. Fase Perencanaan: Menentukan Tujuan yang Dalam
Capaian Pembelajaran (CP): Pastikan CP tidak hanya menekankan pemahaman fakta, tapi juga keterampilan proses (seperti menyelidiki, menganalisis) serta sikap (seperti mencintai lingkungan dan menghargai keragaman).
Contoh CP yang Diperdalam: Siswa tidak hanya bisa menyebutkan bagian dalam ekosistem, tetapi juga mampu menganalisis pengaruh perubahan pada satu komponen terhadap keseimbangan keseluruhan ekosistem, serta memberikan saran tindakan sederhana untuk mempertahankan keseimbangan tersebut.
Pemantik Pembelajaran (Provokasi): Mulailah pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) dengan sebuah pertanyaan atau fenomena yang bisa membangkitkan rasa ingin tahu dan refleksi (Mindful Learning).
Contoh: Menampilkan video pendek mengenai banjir bandang di suatu lokasi serta sampah plastik yang terdapat di sungai. Ajukan pertanyaan reflektif: “Apa pendapat kalian mengenai kaitan antara kebiasaan pembuangan sampah kita dengan bencana yang menimpa daerah ini?”.
2. Tahap Pelaksanaan: Kegiatan yang Menggabungkan Tiga Pilar Deep Learning
Modul ajar deep learning IPAS kelas 6 SD/MI fase C harus mencakup rangkaian kegiatan yang menyatukan ketiga pilar tersebut. Berikut adalah contoh urutan kegiatannya:
Aktivitas 1: Penjelajahan Mindful di Alam Sekitar (Mindful dan Joyful Learning)
Penjelasan: Para siswa diajak untuk menjelajahi lingkungan sekolah (taman, kebun, atau bahkan dari jendela kelas) untuk melakukan pengamatan sederhana. Mereka menggunakan lembar catatan yang membantu mereka mencatat tidak hanya apa yang mereka lihat (tanaman, hewan, manusia), tetapi juga interaksi yang berlangsung (Contoh: kupu-kupu sedang menghisap nektar, pedagang berbicara dengan pembeli, aliran air di saluran).
Keterkaitan dengan Deep Learning:
Mindful: Para siswa dilatih untuk sepenuhnya hadir, menggunakan semua indera mereka, dan merenungkan hubungan yang mereka amati.
Joyful: Aktivitas di luar ruang kelas menghadirkan lingkungan baru yang menyenangkan. Mereka merasa seperti “detektif alam”.
Penjelasan: Di dalam kelas, setiap siswa berperan sebagai satu elemen ekosistem (matahari, padi, tikus, ular, elang, petani, pabrik, sampah plastik). Mereka dihubungkan dengan benang wol, menciptakan jaring makanan dan ikatan sosial-ekonomi. Guru kemudian memberikan “skenario gangguan” (misalnya, “populasi ular menurun drastis karena penangkapan” atau “pabrik mencemari sungai dengan limbah”). Siswa yang terkena dampak dari gangguan tersebut menarik benangnya.
Keterkaitan dengan Deep Learning:
Meaningful: Siswa merasakan secara langsung konsep abstrak “jaring makanan” dan “dampak tindakan manusia” dalam sebuah simulasi yang konkret dan mudah dicerna.
Joyful: Aktivitas bermain peran dan penggunaan benang wol bersifat interaktif dan menyenangkan, membuat konsep yang kompleks menjadi lebih mudah diingat.
Aktivitas 3: Proyek Berbasis Masalah (PBL) “Menjadi Agen Perubahan” (Meaningful, Mindful, & Joyful Learning)
Penjelasan: Siswa dikelompokkan dalam tim kecil dan diminta untuk menemukan satu masalah lingkungan atau sosial di sekitar sekolah atau rumah mereka yang berkaitan dengan tema (misalnya: sampah di kantin, penggunaan air yang boros, atau konflik antar siswa). Mereka kemudian merencanakan sebuah aksi nyata yang sederhana untuk mengatasi masalah tersebut. Sebagai contoh: kampanye “Hari Tumbler”, membuat poster tentang penghematan air, atau mengadakan pasar hasil kebun sendiri sebagai simulasi kewirausahaan.
Keterkaitan dengan Deep Learning:
Meaningful: Proyek tersebut sangat terkait dan berdampak langsung pada kehidupan siswa. Mereka menyadari bahwa Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) bisa berkontribusi pada perubahan positif.
Mindful: Proyek ini membutuhkan refleksi mendalam mengenai masalah, analisis penyebabnya, dan evaluasi terhadap solusi yang diusulkan.
Joyful: Rasa kepemilikan terhadap proyek dan kebanggaan ketika berhasil melakukan aksinya membentuk pengalaman belajar yang sangat memuaskan dan menyenangkan.
Contoh Integrasi dalam Materi Lain
Tema “Gaya dan Gerak”:
Mindful: Siswa melakukan pengamatan dengan teliti terhadap berbagai gerak di sekitar mereka (ayunan kursi, jatuhnya daun) dan mencatatnya.
Meaningful: Merancang dan membuat sebuah proyek sederhana yang memanfaatkan prinsip gaya, seperti ketapel dari stik es krim atau mobil mainan yang digerakkan dengan balon.
Joyful: Kompetisi merancang mobil mainan balon yang mampu menempuh jarak terjauh.
Silahkan download modul ajar deep learning IPAS kelas 6 kurikulum merdeka disini
Kesimpulan
Modul ajar deep learning IPAS kelas 6 SD/MI fase C dalam kurikulum merdeka bukanlah sekadar serangkaian rencana pembelajaran dan materi. Ini merupakan acuan perjalanan belajar yang dirancang untuk meningkatkan kesadaran (mindful), membangun hubungan yang mendalam (meaningful), dan menumbuhkan rasa cinta terhadap pembelajaran (joyful). Dengan pendekatan tersebut, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) akan bertransformasi dari sekadar mengingat fakta-fakta yang terpisah menjadi sebuah petualangan penemuan yang penuh semangat. Pada akhirnya, tujuan yang ingin dicapai bukan hanya sekadar mendapatkan nilai ujian yang tinggi, tetapi juga melahirkan generasi yang berpikir kritis, peduli terhadap lingkungan sosial dan alam, serta mempunyai kemampuan untuk terus belajar sepanjang hidup sebagai dasar yang kuat untuk masa depan Indonesia.