(Deep Learning) Modul Ajar PJOK Kelas 11 Kurikulum Merdeka
6 menit membaca
Share this:
Dalam lanskap perubahan pendidikan di Indonesia, kurikulum merdeka muncul sebagai angin segar yang menekankan pentingnya pembelajaran yang mendalam, relevan, dan yang memberikan kebebasan bagi siswa. Dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) kelas 11 SMA/MA fase F, perubahan paradigma ini mengharuskan kita untuk menggunakan pendekatan yang lebih dari sekadar penguasaan keterampilan motorik.
Di sinilah perlunya merancang ulang konsep modul ajar deep learning PJOK kelas 11 SMA/MA fase F kurikulum merdeka yang menggabungkan Mindful Learning (Pembelajaran Sadar), Meaningful Learning (Pembelajaran Bermakna), dan Joyful Learning (Pembelajaran Menyenangkan).
Memahami Dasar-Dasar: Deep Learning dalam Kurikulum Merdeka
Deep Learning dalam kerangka kurikulum merdeka bukan hanya sekadar teknik, melainkan pendekatan pedagogis yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi siswa secara menyeluruh, di luar pencapaian kognitif dan psikomotorik, menuju pengembangan karakter dan pola pikir yang baik. Dalam modul ajar deep learning PJOK kelas 11 kurikulum merdeka, pendekatan ini mendorong guru untuk beralih dari model “latihan berulang” yang kaku ke eksplorasi gerakan yang sarat makna.
Mindful Learning menekankan pada kesadaran penuh terhadap setiap gerakan, sensasi tubuh, dan interaksi sosial saat beraktivitas. Ini berfokus pada “keberadaan penuh” dalam setiap momen latihan.
Meaningful Learning memastikan bahwa semua kegiatan berkaitan erat dengan konteks kehidupan nyata siswa. Keterampilan yang diajarkan harus langsung terkait dengan kesehatan, kebugaran, dan kehidupan sehari-hari mereka.
Joyful Learning membuat suasana belajar yang mendorong rasa ingin tahu, eksplorasi, dan kebahagiaan saat bergerak, mengurangi ketegangan dan kecemasan yang kerap muncul dalam pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK).
Penggabungan ketiga aspek tersebut dalam modul ajar deep learning PJOK kelas 11 SMA/MA fase F akan menghasilkan kegiatan pembelajaran yang tidak hanya mengajarkan siswa untuk melakukan gerakan, tetapi juga memahami arti penting gerakan tersebut, bagaimana tubuh mereka merespons, dan menikmati pengalaman belajar.
Berikut adalah skema dan contoh dalam penyusunan modul ajar deep learning PJOK kelas 11 kurikulum merdeka.
Tujuan Pembelajaran
Kognitif: Menganalisis prinsip dasar permainan bola basket (ruang, waktu, kerja sama) dan mengaplikasikannya dalam strategi sederhana.
Psikomotorik: Menunjukkan teknik dribble, pass, dan shoot yang efisien dengan kontrol tubuh yang baik.
Afektif: Memperlihatkan sikap kerjasama, sportivitas, dan ketahanan menghadapi kekalahan dalam permainan.
Mengintegrasikan Mindful Learning ke dalam Kegiatan Gerak
Mindful Learning dalam modul ajar deep learning PJOK kelas 11 SMA/MA fase F berkaitan dengan mengembalikan kesadaran siswa pada tubuh mereka sendiri.
Pemanasan yang Sadar (Mindful Warm-up): Daripada hanya berlari-lari ringan, mulailah sesi pemanasan dengan mendorong siswa fokus pada pernapasan dan sensasi di otot-otot. Misalnya, instruksikan, “Rasakan tarikan napas saat lengan diangkat, lalu hembuskan perlahan saat menurunkan tubuh.”
Refleksi Gerakan Intrapersonal: Setelah melakukan latihan teknik tertentu (seperti shooting bola basket), luangkan waktu 1-2 menit bagi siswa untuk merenungkan pertanyaan seperti, “Posisi kaki mana yang paling stabil untukmu?” atau “Dari bagian tubuh mana kamu merasakan tenaga untuk mendorong bola?”. Ini melatih metakognisi, kemampuan untuk merenungkan cara berpikir (dan bergerak) mereka sendiri.
Menggunakan Umpan Balik Internal: Ajak siswa untuk memperhatikan “pesan” dari tubuh mereka sendiri daripada selalu bergantung pada umpan balik dari guru. Misalnya, “Jika lututmu terasa tidak nyaman saat mendarat, itu tanda untuk mengevaluasi teknik lompatanmu.”
Menciptakan Meaningful Learning melalui Kontekstualisasi dan Projek
Pembelajaran yang bermakna dalam pelajaran PJOK kelas 11 SMA/MA fase F terwujud ketika siswa memahami alasan di balik apa yang mereka pelajari.
Hubungan dengan Gaya Hidup Sehat: Saat mengajarkan materi kebugaran fisik, jangan hanya menyampaikan rumus VO2Max atau denyut nadi maksimal sebagai konsep semata. Rancanglah proyek sederhana di mana siswa merencanakan dan menjalani program kebugaran pribadi selama dua minggu sesuai dengan tujuan mereka sendiri (misalnya, meningkatkan stamina untuk mendaki gunung atau mengurangi kelelahan saat belajar). Mereka akan mencatat perkembangan serta merefleksikan pengaruhnya terhadap kehidupan sehari-hari.
Analisis Permainan dari Sudut Pandang Ilmiah: Untuk permainan bola besar maupun kecil, ajak siswa (dalam kelompok) untuk menganalisis video dari pertandingan profesional. Tugas mereka adalah mengidentifikasi penerapan prinsip-prinsip taktis (seperti pemanfaatan dan penciptaan ruang) serta kesalahan teknik yang mengakibatkan kegagalan. Kegiatan tersebut mengtransformasikan olahraga dari sekadar kegiatan fisik menjadi bidang ilmu yang menarik.
Debat tentang Isu Kesehatan Terkini: Diskusikan topik-topik Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) seperti “Pengaruh Media Sosial terhadap Kesehatan Mental Remaja” atau “Cara Mengatasi Stres Akademik Melalui Kegiatan Fisik.” Diskusi semacam ini menjadikan materi kesehatan lebih hidup dan langsung relevan dengan tantangan yang dihadapi siswa kelas 11 SMA/MA.
Menanamkan Joyful Learning melalui Permainan dan Otonomi
Kegembiraan menjadi pendorong bagi kegiatan belajar yang berkelanjutan. Pembelajaran yang menyenangkan dalam modul ajar deep learning PJOK kelas 11 kurikulum merdeka tidak berarti tanpa disiplin, tetapi lebih kepada membuat tingkat keterlibatan yang tinggi.
Modifikasi Permainan (Pendekatan Berbasis Permainan): Gantikan latihan dribble yang monoton dengan permainan “Dribble Tag” di mana siswa mendapatkan poin bila mereka berhasil menyentuh bola lawan. Atau, ubahlah latihan lari estafet dengan tantangan memecahkan kode terlebih dahulu sebelum berlari. Pendekatan berbasis permainan tersebut membuat siswa tidak menyadari bahwa mereka sebenarnya berlatih keterampilan yang sulit.
Pemberian Pilihan (Student Voice and Choice): Dalam unit senam atau aktivitas seni gerak, berikan kebebasan kepada siswa. Misalnya, dari beberapa elemen gerakan yang telah diajarkan (rol, lompatan, keseimbangan), minta mereka untuk bekerja sama menciptakan rangkaian gerak mereka sendiri dengan iringan musik pilihan. Proses kreatif ini sangat memicu rasa senang dan kepemilikan.
Lingkungan Belajar yang Positif dan Mendukung: Guru berfungsi sebagai fasilitator dan penyemangat. Berikan pujian atas usaha (pujian proses) alih-alih hanya hasil akhir (pujian produk). Ucapan seperti “Saya menghargai semangatmu dalam mencoba variasi operan yang berbeda!” akan lebih berpengaruh dibandingkan “Kamu adalah pengoper bola terbaik”. Hindari menciptakan budaya malu bagi siswa yang kurang terampil. Bangun norma di kelas di mana setiap usaha dihargai.
Peran Guru dan Asesmen yang Memberdayakan
Dalam perspektif ini, peran guru beralih dari pengajar menjadi perancang pengalaman belajar, fasilitator, dan penyemangat. Asesmen yang digunakan harus sesuai dengan filosofi Deep Learning.
Asesmen Diagnostik: Kuesioner awal untuk mengetahui minat, pengalaman, dan kekhawatiran siswa terhadap olahraga tertentu.
Asesmen Formatif: Observasi selama proses berlangsung (daftar periksa untuk teknik dan sikap), jurnal refleksi harian siswa, dan umpan balik dari teman sejawat.
Asesmen Sumatif: Tidak hanya mencakup keterampilan teknis dalam pertandingan, tetapi juga portofolio yang berisi laporan proyek kebugaran, analisis video, dan jurnal refleksi akhir yang menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang makna pembelajaran.
Silahkan download modul ajar deep learning PJOK kelas 11 kurikulum merdeka disini
Kesimpulan
Merancang modul ajar deep learning PJOK kelas 11 SMA/MA fase F dalam kurikulum merdeka menjadi suatu keharusan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan di abad ke-21. Dengan mengintegrasikan Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyful Learning, tujuan akhirnya bukan hanya menciptakan atlet yang handal, tetapi juga menghasilkan generasi yang mempunyai kecerdasan kinestetik, ketahanan mental, kesehatan fisik, dan kebijaksanaan dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Inilah inti dari Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang membebaskan.