BerandaKelas 1Modul Ajar Fikih Kelas 1 MI Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Fikih Kelas 1 MI Fase A Kurikulum Merdeka
6 menit membaca
Share this:
Modul ajar kurikulum merdeka memiliki fungsi krusial dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran yang sukses dan efisien. Modul ajar Fikih kelas 1 fase A dalam kurikulum merdeka ini diarahkan untuk memberikan dasar pemahaman tentang agama sejak usia dini dengan cara yang kontekstual dan menyenangkan di jenjang Madrasah Ibtidaiyah (MI).
Komponen Utama Modul Ajar Fikih Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Berikut adalah bagian-bagian dari modul ajar Fikih kelas 1 MI fase A (Umumnya usia 6-7 tahun) yang disusun berdasarkan prinsip kurikulum merdeka:
Alokasi Waktu: Total waktu pelajaran (misalnya, 2 JP x 4 Pertemuan).
Tahun Pelajaran: Tahun yang sedang berjalan.
2. Kompetensi Awal
Pengetahuan atau sikap dasar yang diharapkan sudah dimiliki oleh siswa sebelum memulai modul ajar kelas 1 (misalnya, kemampuan mendengarkan cerita sederhana, mengenali lingkungan sekitar, mengenali huruf Hijaiyah dasar).
Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia: (Utama) Menghargai ciptaan Allah, melaksanakan perintah agama dasar, berbicara dan berperilaku dengan baik.
Bergotong Royong: Bekerja sama dalam aktivitas kelompok kecil (misalnya, permainan, menyusun gambar).
Mandiri: Mencoba melakukan praktik ibadah sederhana secara mandiri (misalnya, mengucapkan salam, mencontohkan gerakan wudu).
Berkebinekaan Global: Memahami bahwa semua ciptaan Allah memiliki perbedaan yang perlu dihormati.
4. Sarana dan Prasarana
Media: Gambar/foto/video animasi mengenai aktivitas ibadah, objek suci (Al-Qur’an, Masjid), alam ciptaan Allah. Boneka tangan untuk storytelling. Kartu bergambar kalimat thayyibah.
Alat/Bahan: Krayon atau spidol, kertas gambar, gunting tumpul, lem, alat wudu mainan, sajadah kecil, poster berwarna.
Sumber Belajar: Buku Siswa Fikih Fase A, buku cerita Islami anak, lagu-lagu Islami untuk anak, lingkungan sekitar (seperti taman, kelas).
5. Target Siswa
Siswa Reguler: Aktivitas utama.
Siswa dengan Kesulitan Belajar: Penyederhanaan instruksi, lebih banyak bimbingan individual, alat bantu visual yang lebih besar atau sederhana, waktu yang lebih fleksibel.
Siswa Cepat Belajar: Pengayaan melalui pertanyaan yang lebih mendalam, tantangan tambahan (misalnya, menghafal dengan melodi yang berbeda, menceritakan ulang dengan kata-kata sendiri).
6. Model Pembelajaran
Model yang sesuai untuk anak usia dini (misalnya, Pembelajaran Berbasis Permainan, Pembelajaran Berbasis Cerita, Pembelajaran Proyek Sederhana, Pendekatan Saintifik Sederhana).
Capaian Pembelajaran (CP) Fase A Fikih Kelas 1: Mengacu langsung pada capaian yang ingin dicapai dalam modul ajar MI ini (misalnya, CP Elemen Al-Qur’an dan Hadis, Ibadah, Akhlak).
Tujuan Pembelajaran (TP): Pernyataan spesifik, terukur, dan operasional mengenai apa yang akan dikuasai oleh siswa di akhir bab atau pertemuan. Gunakan kata kerja konkret untuk Kelas 1 (misalnya, menyebutkan, menunjukkan, membedakan, mengucapkan, mempraktikkan, mencontohkan, mewarnai, menyusun).
Contoh TP Fikih Kelas 1:
“Setelah bermain peran, siswa dapat mengucapkan kalimat Bismillah dengan tepat sebelum memulai kegiatan.”
“Siswa mampu menyebutkan dua benda ciptaan Allah yang dilihatnya di gambar.”
“Siswa dapat meniru gerakan wudu sederhana (membasuh wajah dan tangan) dengan bimbingan guru.”
“Siswa menunjukkan sikap tenang dan hormat saat mendengarkan ayat Al-Qur’an.”
8. Pemahaman Bermakna (Understanding By Design)
Pernyataan singkat tentang “Apa inti atau makna besar yang ingin dipahami siswa?” yang berkaitan dengan konsep Fikih yang diajarkan.
9. Pertanyaan Pemantik
Pertanyaan yang sederhana dan menggugah untuk menstimulasi rasa ingin tahu siswa dari awal.
Contoh:
“Apa yang kita katakan sebelum makan atau minum?”
“Siapa yang menciptakan bunga yang indah ini?”
“Mengapa kita perlu mencuci tangan sebelum makan?”
“Bagaimana kita seharusnya menghormati Al-Qur’an?”
10. Kegiatan Pembelajaran (Langkah-Langkah)
Struktur: Pendahuluan – Kegiatan Inti – Penutupan.
Alokasi Waktu: Terpisah dan jelas setiap tahapnya.
Langkah Detail (Sangat Praktis dan Interaktif):
Pendahuluan (misalnya, 15 menit): Aktivitas pembuka islami, menyanyi lagu Bismillah, melihat gambar atau foto terkait, dan menjelaskan tujuan belajar hari ini dengan cara yang mudah dipahami.
Kegiatan Inti (misalnya, 45 menit):
Eksplorasi: Mendengarkan cerita dari guru mengenai topik (misalnya, kisah seorang anak baik yang selalu membaca Bismillah), menonton video atau melihat praktik guru, serta melakukan tanya jawab ringan.
Elaborasi: Melakukan bermain peran (misalnya, etika saat masuk rumah atau masjid), permainan menyusun kartu kalimat baik, praktik wudhu sederhana dengan menggunakan alat mainan, mewarnai gambar aktivitas ibadah, membuat kolase “Ciptaan Allah”, dan bernyanyi bersama.
Konfirmasi: Guru memberikan penguatan akan konsep yang benar, dengan lembut membetulkan kesalahan praktik, serta memberikan pujian.
Penutupan (misalnya, 15 menit): Refleksi singkat (misalnya, “Apa yang kita pelajari hari ini?”, “Apa yang paling menyenangkan?”), menyanyikan lagu penutup (misalnya, Assalamu’alaikum), berdoa bersama, dan menyampaikan pesan akhlak untuk diterapkan di rumah (misalnya, “Ingat untuk selalu mengucapkan Alhamdulillah setelah makan!”).
Observasi: Lembar ceklis untuk mencatat sikap (misalnya, antusias, tertib, kerja sama) dan keterampilan praktik (misalnya, urutan gerakan, kelancaran dalam mengucapkan kalimat).
Unjuk Kerja: Rubrik sederhana untuk menilai praktik langsung (misalnya, mencuci tangan dengan doa, mencontoh gerakan salat).
Portofolio: Kumpulan karya siswa (misalnya, gambar yang diwarnai Masjid, hasil kolase, lembar kerja menyusun doa).
Catatan Anekdot: Catatan singkat dari guru mengenai kejadian atau kemajuan tertentu siswa selama pembelajaran.
Kriteria Ketercapaian: Deskripsi sederhana tentang apa yang menunjukkan siswa “memenuhi harapan” (misalnya, “Mampu mengucapkan Bismillah dan Alhamdulillah pada konteks yang tepat dengan sedikit bimbingan”).
12. Remedial dan Pengayaan
Remedial: Aktivitas tambahan secara individu atau kelompok kecil, menggunakan media yang lebih konkret (objek nyata), dan mengulang dengan metode yang berbeda seperti lagu atau gerakan.
Pengayaan: Memberikan tugas kecil (misalnya, mengajari teman yang belum bisa), tantangan untuk menghafal kalimat yang lebih panjang (misalnya, doa pendek), eksplorasi lebih dalam mengenai topik (misalnya, mencari ciptaan Allah lain di rumah), atau membuat karya seni bertema terkait.
13. Refleksi Pembelajaran (Diisi Setelah Dilaksanakan)
Refleksi dari guru mengenai keberhasilan kegiatan, tantangan siswa, efektivitas media yang digunakan, dan rencana perbaikan untuk modul ajar Fikih kelas 1 MI (Madrasah Ibtidaiyah) di masa mendatang.
Modul ajar Fikih kelas 1 MI (Madrasah Ibtidaiyah) fase A kurikulum merdeka adalah alat penting untuk menciptakan pembelajaran agama yang relevan, menyenangkan, serta berfokus pada pencapaian CP. Dengan menyusun modul ajar kurikulum merdeka yang mengandung semua komponen di atas secara menyeluruh dan sesuai dengan karakteristik siswa kelas 1 fase A, maka pembelajaran Fikih akan menjadi lebih terarah, berarti, dan menyenangkan, sehingga bisa mencapai tujuan kurikulum merdeka dalam membentuk Profil Pelajar Pancasila sejak usia dini.