BerandaKelas 8Prota Akidah Akhlak Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Prota Akidah Akhlak Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
6 menit membaca
Share this:
Prota atau Program Tahunan merupakan panduan pembelajaran yang harus disiapkan setiap guru sesuai dengan kebutuhan kurikulum merdeka. Prota kurikulum merdeka berfungsi sebagai dokumen perencanaan yang menggambarkan kegiatan pembelajaran selama satu tahun, mencakup pembagian waktu, materi penting, metode, dan asesmen. Prota Akidah Akhlak kelas 8 MTs (Madrasah Tsanawiyah) fase D menjadi acuan supaya pengajaran nilai-nilai keislaman bisa tersampaikan dengan baik dan tidak terpecah belah.
Komponen Prota Akidah Akhlak Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Di bawah ini adalah komponen Prota Akidah Akhlak kelas 8 MTs fase D, yang diatur berdasarkan kerangka kurikulum merdeka:
Dalam menyusun Prota Akidah Akhlak kelas 8 MTs fase D kurikulum merdeka, pemilihan strategi dan metode pembelajaran sangat penting untuk menjamin bahwa materi disampaikan dengan baik dan mampu membentuk sikap serta perilaku siswa. Berikut beberapa strategi dan metode yang disarankan:
Model Pembelajaran Aktif: Gunakan diskusi, simulasi, atau role play supaya siswa tidak hanya mendengarkan, tetapi juga secara aktif berlatih menerapkan akhlak.
Pendekatan Kontekstual: Hubungkan materi Akidah Akhlak kelas 8 MTs dengan isu-isu aktual di lingkungan sekolah atau di media sosial supaya lebih relevan dan menarik.
Pembelajaran Berbasis Proyek: Contohnya proyek “Aksi Kebaikan”: siswa merencanakan dan melaksanakan kegiatan sosial untuk mengembangkan nilai empati dan kerjasama.
Implementasi Prota Kelas 8 di Sekolah
Pelaksanaan Prota Akidah Akhlak kelas 8 MTs fase D di sekolah memerlukan kerjasama yang baik antara berbagai pihak guru, siswa, dan orang tua. Berikut adalah langkah-langkah kunci untuk memaksimalkan penerapan Prota kurikulum merdeka:
1. Peran Guru sebagai Fasilitator dan Perencana Pembelajaran
Perencanaan dan Koordinasi: Guru merancang Prota kelas 8 secara kolektif dalam Tim Mata Pelajaran, menyesuaikan alokasi waktu, materi, dan metode dengan karakteristik siswa. Koordinasi antar mata pelajaran juga dilakukan untuk mengintegrasikan nilai akhlak dalam kegiatan pembelajaran lainnya.
Fasilitasi Aktivitas Belajar: Pada setiap pertemuan, guru bertugas memandu diskusi, memantau aktivitas proyek, serta memberikan umpan balik yang positif. Guru juga harus memastikan suasana kelas mendukung diskusi nilai-nilai keislaman.
2. Keterlibatan Siswa dalam Perencanaan dan Pelaksanaan
Partisipasi dalam Menentukan Tujuan dan Tema: Mengundang para siswa untuk menyumbangkan gagasan mengenai tema “Aksi Kebaikan” atau topik nilai refleksi akan meningkatkan rasa memiliki mereka terhadap aktivitas belajar mengajar.
Tanggung Jawab dalam Proyek: Siswa diberikan tanggung jawab tertentu (sebagai koordinator, dokumentator, atau presenter) dalam setiap proyek pembelajaran, sehingga mereka bisa berlatih mengelola tugas, berkolaborasi, dan berkomunikasi dengan baik.
3. Kerja Sama dengan Orang Tua dan Komite Sekolah
Sosialisasi Program Tahunan kepada Orang Tua: Mengadakan pertemuan secara teratur (baik online maupun langsung) untuk menjelaskan inti dari Prota kurikulum merdeka, tujuan, dan cara evaluasi. Orang tua diundang untuk memberikan masukan dan mendukung aktivitas “Aksi Kebaikan” di rumah atau lingkungan sekitar.
Dukungan Komite Sekolah dan Pihak Terkait: Melibatkan komite sekolah, tokoh masyarakat setempat, atau lembaga sosial lokal dapat memperkaya sumber pembelajaran dan memberikan pengakuan terhadap kegiatan siswa. Misalnya, kerja sama dengan masjid terdekat untuk kegiatan kunjungan atau program bakti sosial.
4. Pengawasan dan Refleksi Rutin
Rapat Evaluasi Setiap Akhir Tema: Setiap enam minggu, guru, wakil siswa, dan orang tua berkumpul untuk melakukan refleksi bersama guna mengevaluasi pencapaian CP fase D, tantangan, dan rencana tindak lanjut. Dokumentasi dari hasil pertemuan ini akan menjadi dasar untuk merevisi program tahunan pada periode berikutnya.
Penggunaan Data Portofolio: Hasil pengamatan sikap, jurnal refleksi, dan dokumentasi proyek dikumpulkan dan dianalisis untuk menilai perkembangan kompetensi afektif dan psikomotorik siswa.
5. Siklus Perbaikan yang Berkelanjutan
Revisi Program Tahunan: Berdasarkan hasil evaluasi dan masukan dari semua pihak, Prota kelas 8 diperbaharui untuk meningkatkan kesesuaian materi, efektivitas metode, dan kelayakan alokasi waktu.
Peningkatan Kompetensi Guru: Sekolah menyediakan pelatihan atau workshop terkait kurikulum merdeka dan pembelajaran Akidah Akhlak di MTs, supaya guru selalu bisa memperbaharui pendekatan dan teknik pengajaran sesuai dengan kebutuhan yang berkembang.
Dengan pelaksanaan yang terstruktur dan melibatkan berbagai pihak, Prota Akidah Akhlak kelas 8 fase D kurikulum merdeka tidak hanya menjadi dokumen administratif, tetapi juga pedoman hidup yang membentuk karakter siswa secara menyeluruh.
Tantangan dan Solusi
Dalam menjalankan Prota Akidah Akhlak kelas 8 MTs fase D kurikulum merdeka, guru serta sekolah sering kali menghadapi berbagai masalah yang bisa memengaruhi efektivitas pembelajaran. Berikut beberapa tantangan utama beserta solusi yang dapat diterapkan:
Kendala Waktu dan Sumber Daya
Solusi: Gabungkan pembelajaran akhlak dalam pelajaran lain, serta gunakan sumber daya yang ada di lingkungan lokal.
Respon Terhadap Karakter Siswa yang Berbeda
Solusi: Terapkan pembelajaran diferensiasi, kelompok kecil, dan bimbingan secara pribadi.
Download Prota Akidah Akhlak kelas 8 MTs fase D kurikulum merdeka selengkapnya disini
Secara keseluruhan, Prota Akidah Akhlak kelas 8 MTs fase D dalam kurikulum merdeka merupakan kerangka yang penting untuk menanamkan nilai-nilai keimanan dan akhlak yang baik. Dengan perencanaan yang matang dari tujuan pembelajaran, struktur, metode, hingga asesmen, guru bisa menciptakan aktivitas belajar yang relevan, interaktif, dan memberikan dampak jangka panjang. Tantangan seperti keterbatasan waktu serta keberagaman karakter siswa bisa diatasi dengan strategi pembelajaran yang aktif, kolaboratif, dan pemanfaatan teknologi. Mari kita jadikan Prota kurikulum merdeka sebagai lebih dari sekadar dokumen, melainkan sebuah peta hidup yang membimbing siswa menuju profil pelajar Pancasila yang sejati.