BerandaKelas 10Prota Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Prota Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
6 menit membaca
Share this:
Program Tahunan (Prota) adalah dokumen perencanaan jangka panjang yang berisi penjadwalan waktu dan daftar materi inti selama satu tahun akademik. Penyusunan Prota kurikulum merdeka yang benar sangat penting sebagai langkah awal supaya kegiatan pembelajaran terlaksana secara teratur, tujuan pembelajaran bisa dicapai, dan asesmen hasil belajar siswa menjadi lebih mudah.
Komponen Prota Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Capaian Pembelajaran (CP) Fase E
Mencatat secara lengkap CP Bahasa Indonesia kelas 10 SMA/MA fase E yang sesuai prinsip kurikulum merdeka sebagai panduan utama dalam pengembangan program. (Dapat dilampirkan atau direferensikan)
Tujuan Pembelajaran (TP)
Rumusan Tujuan: Menguraikan CP fase E menjadi tujuan pembelajaran spesifik yang ingin dicapai oleh siswa secara bertahap selama satu tahun di kelas 10 SMA/MA.
Fokus: Meliputi pengembangan keterampilan literasi (mendengarkan, membaca, berbicara, menulis), analisis teks (fiksi dan nonfiksi), apresiasi sastra, serta penerapan bahasa dalam konteks yang bermakna.
Contoh Tujuan Pembelajaran:
“Siswa dapat menganalisis struktur, penggunaan bahasa, dan tujuan dari teks prosedur yang kompleks serta menyusun teks prosedur dengan topik yang relevan secara teratur.”
“Siswa bisa mengartikan nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam cerita pendek dan novel modern Indonesia serta mempresentasikan hasil analisis yang dilakukan.”
Alokasi Waktu
Distribusi waktu untuk setiap elemen Capaian Pembelajaran (CP) Bahasa Indonesia kelas 10 SMA/MA fase E:
Mendengarkan dan Memirsa: 20 JP
Membaca dan Memirsa: 20 JP
Berbicara dan Mempresentasikan: 20 JP
Menulis: 20 JP
Kebahasaan (Tata Bahasa dan Kosakata): 20 JP
Sastra (Apresiasi dan Kreativitas): 20 JP
Pemetaan Materi Pokok dan Tema
Daftar materi utama yang akan diajarkan sepanjang tahun, disusun secara logis (bisa secara kronologis, tematik, atau berdasarkan tingkat kesulitan). Tema/unsur pembelajaran (Opsional, jika menggunakan pendekatan tematik/kontekstual). Contoh materi pokok kelas 10 SMA/MA:
Menghubungkan materi pokok dengan alokasi jam dan perkiraan waktu (Bulan/Minggu).
Teks Prosedur Kompleks: 20 JP, Agustus Minggu 1-3
Teks Eksposisi: 20 JP, Agustus – September (Minggu 4-8)
Cerita Pendek: 20 JP, September – Oktober
Kebahasaan (Terintegrasi): 20 JP, Sepanjang Semester
Novel: 20 JP, November – Desember
Strategi Pembelajaran Umum
Penjelasan singkat mengenai pendekatan utama yang diterapkan (misalnya, Berbasis Proyek/PBL, Berbasis Teks, Pembelajaran Penemuan, Diskusi, Presentasi, Pembelajaran yang Berbeda).
Penekanan pada pembelajaran diferensiasi dan berpusat pada siswa.
Asesmen (Penilaian)
Jenis Asesmen: Pemetaan jenis asesmen yang akan digunakan secara utama untuk setiap materi/tujuan (misalnya, Asesmen Diagnostik, Asesmen Formatif: Observasi, Diskusi, Portofolio Draf Tulis, Kuis Kebahasaan; Asesmen Sumatif: Proyek Menulis Teks, Ujian Analisis Teks, Presentasi, Portofolio Akhir).
Prinsip: Asesmen untuk kegiatan pembelajaran, asesmen sebagai bagian dari pembelajaran, dan asesmen hasil pembelajaran.
Tahapan Penyusunan Prota Kurikulum Merdeka
Menyusun Prota kurikulum merdeka yang berkualitas memerlukan pendekatan yang terstruktur agar rencana pembelajaran selama satu tahun ajaran berlangsung dengan efektif dan efisien. Berikut tahapan utama yang harus dilalui oleh guru dalam menyusun Prota Bahasa Indonesia kelas 10 SMA/MA fase E kurikulum merdeka:
Analisis Kondisi Sekolah dan Siswa
a. Pengumpulan Data Sekolah
Akreditasi dan Visi-Misi Sekolah: Mengetahui status akreditasi serta visi-misi sekolah penting untuk menyesuaikan tujuan Prota kelas 10 dengan standar kualitas dan arah pengembangan institusi.
Sarana dan Prasarana: Inventarisasi sarana (perpustakaan, laboratorium bahasa, akses internet) diperlukan untuk mengidentifikasi sumber-sumber pembelajaran serta cara-cara pengajaran yang bisa diterapkan.
Kebijakan Lokal dan Karakteristik Budaya Sekolah: Memahami peraturan dari kepala sekolah, budaya institusi (nilai-nilai setempat), dan aktivitas ekstrakurikuler dapat memperkaya tema dan metode pengajaran.
b. Profil Siswa
Aspek Akademik: Menganalisis hasil belajar dari tahun sebelumnya, nilai ujian akhir SMP, serta data asesmen CP (literasi, numerasi) memberikan gambaran kemampuan awal siswa.
Aspek Psikososial: Mempelajari minat, bakat, dan cara belajar siswa melalui kuesioner, diskusi, dan observasi dari guru bisa membantu dalam merancang kegiatan yang lebih sesuai dan menarik.
Keberagaman Latar Belakang: Mengidentifikasi perbedaan sosial, budaya, dan ekonomi dalam keluarga siswa membantu dalam pemilihan contoh teks dan konteks pembelajaran yang inklusif.
c. Penetapan Kebutuhan Pembelajaran
Mengidentifikasi selisih antara capaian pembelajaan (CP) dan kondisi aktual siswa.
Menentukan prioritas materi yang harus dikuasai lebih awal supaya mendukung TP yang lebih lanjut.
Penentuan Tema dan Pemetaan Materi
a. Pemilihan Tema Besar
Relevansi Kontekstual: Tema sebaiknya mencerminkan isu-isu terkini atau nilai lokal yang relevan dengan kehidupan siswa, seperti “Literasi Digital di Era Globalisasi” atau “Kebhinekaan dalam Sastra Indonesia”.
Keterkaitan Lintas Mata Pelajaran: Pilih tema yang memungkinkan terjadinya integrasi dengan pelajaran lain (Sejarah, Informatika, Seni Budaya) untuk memperkuat pendekatan pengajaran yang terpadu.
b. Pemetaan Tujuan Pembelajaran (TP)
Susun urutan TP secara logis: dari pemahaman konsep teks yang sederhana menuju analisis dan kreasi teks yang lebih kompleks.
Tandai TP yang membutuhkan kegiatan proyek, diskusi, laboratorium bahasa, atau penilaian yang otentik.
c. Distribusi Materi ke dalam Kalender Akademik
Pembagian Semester dan Mingguan: Alokasikan TP untuk Semester 1 dan Semester 2 dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran (JP) yang tersedia per minggu.
Penentuan Bulan dan Minggu Prioritas: Catat bulan dan minggu kapan materi tertentu akan diajarkan, sesuai dengan tanggal penting (hari besar nasional, pekan budaya sekolah).
d. Perancangan Kegiatan Pembelajaran
Pilih metode (ceramah interaktif, diskusi kelompok, studi kasus, literasi digital) dan media (video, podcast, e-modul).
Rencanakan asesmen baik formatif maupun sumatif, seperti kuis online, portofolio, tugas presentasi, dan ujian tertulis.
Sinkronisasi dengan ATP dan Modul Ajar
a. Koordinasi Antar-Dokumen
Pastikan semua TP dalam Prota Bahasa Indonesia kelas 10 SMA/MA fase E kurikulum merdeka tercantum di alur tujuan pembelajaran (ATP) dengan indikator pencapaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang jelas.
Hubungkan rencana tahunan dengan modul ajar kurikulum merdeka untuk menjaga konsistensi antara perencanaan makro dan mikro.
b. Penajaman Indikator dan Asesmen
Buat rubrik penilaian (analitik atau holistik) untuk semua jenis tugas: penulisan esai, diskusi panel, dan asesmen formatif.
Sesuaikan metode asesmen dengan karakteristik TP contohnya, asesmen kinerja untuk TP keterampilan berbicara.
c. Review dan Validasi
Adakan diskusi bersama tim kurikulum dan guru mata pelajaran lainnya untuk mendapatkan masukan dan memperkaya Prota Bahasa Indonesia kelas 10 SMA/MA fase E.
Dapatkan persetujuan dari kepala sekolah atau pengawas kurikulum sebelum dokumen Prota kurikulum merdeka mulai diterapkan.
Download Prota Bahasa Indonesia kelas 10 SMA/MA fase E kurikulum merdeka selengkapnya disini
Kesimpulan
Prota Bahasa Indonesia kelas 10 SMA/MA fase E dalam kurikulum merdeka adalah dasar penting untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran sepanjang tahun ajaran. Melalui langkah-langkah tersebut dengan mendalam dan sistematis, Prota kelas 10 akan menjadi dasar yang kokoh untuk merencanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai, terukur, dan responsif terhadap kebutuhan siswa serta tuntutan yang ada dalam kurikulum merdeka.