(Deep Learning) Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 SD/MI
6 menit membaca
Share this:
Pembelajaran Bahasa Indonesia kelas 2 SD/MI fase A kini tidak hanya terpaku pada mengeja dan menghafal aturan, melainkan lebih pada membekali siswa dengan keterampilan komunikasi yang efektif, berpikir kritis, serta kecintaan terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Untuk mencapai tujuan ini, penerapan pendekatan Deep Learning yang menggabungkan prinsip Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyful Learning dalam modul ajar deep learning kurikulum merdeka menjadi kunci keberhasilan.
Memahami Fondasi: Deep Learning dalam Konteks Kelas 2
Deep Learning dalam kurikulum merdeka lebih dari sekadar metode; ini merupakan suatu filosofi. Proses ini memungkinkan siswa untuk tidak hanya menerima informasi secara dangkal, tetapi juga memahami, menginternalisasi, dan menerapkannya dalam situasi yang berbeda. Dalam modul ajar deep learning Bahasa Indonesia kelas 2 kurikulum merdeka, artinya siswa mampu bukan hanya membaca teks, tetapi juga memahami maknanya, merespons, dan bahkan menciptakan teks menggunakan bahasa mereka sendiri. Tiga pilar pendekatan ini terdiri dari:
Mindful Learning: Menciptakan fokus penuh pada aktivitas belajar, di mana siswa sepenuhnya terlibat dan sadar akan apa yang sedang mereka pelajari serta alasan di baliknya. Dalam kelas 2 SD/MI fase A, hal ini bisa dilakukan melalui kegiatan yang mengasah konsentrasi, refleksi, dan kesadaran akan kekayaan kosakata serta struktur bahasa.
Meaningful Learning: Mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa, pengalaman, dan pengetahuan yang telah ada sebelumnya. Dengan demikian, pembelajaran menjadi relevan serta mudah diingat oleh siswa. Mereka melihat Bahasa Indonesia bukan hanya sekadar pelajaran, tetapi sebagai alat untuk berinteraksi, bercerita, dan memahami dunia di sekitar mereka.
Joyful Learning: Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, aman, dan mendukung melalui aktivitas seperti permainan, nyanyian, cerita, dan aktivitas kreatif lainnya. Ketika siswa merasa gembira, rasa ingin tahunya dan motivasinya untuk belajar akan meningkat secara signifikan.
Mendesain Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 2
Modul ajar deep learning kurikulum merdeka yang dibangun berdasarkan pendekatan ini akan mempunyai ciri khas tertentu. Modul ajar deep learning Bahasa Indonesia kelas 2 SD/MI fase A tersebut tidak sekadar kumpulan lembar kerja, melainkan sebuah narasi pembelajaran yang utuh. Berikut adalah kerangka dan contoh pelaksanaannya:
A. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dalam modul ajar deep learning harus terukur dan jelas, tetapi juga sejalan dengan pengembangan dimensi Profil Pelajar Pancasila dan dimensi profil lulusan. Sebagai contoh, untuk topik “Kosakata Baru dari Cerita”, tujuannya tidak hanya “siswa dapat menyebutkan kosakata baru”, tetapi “siswa dapat mengenali kosakata baru dari cerita tentang persahabatan, memahami maknanya dalam konteks, dan menggunakan kosakata tersebut dalam kalimat sederhana untuk menceritakan pengalaman membantu teman (menggambarkan dimensi Bergotong-royong)”.
Materi yang diajarkan hendaknya relevan dengan kehidupan anak berusia 7-8 tahun. Cerita rakyat (seperti “Keong Mas” atau “Timun Mas”), dongeng tentang binatang, puisi anak yang berhubungan dengan alam, atau teks prosedur sederhana seperti “Cara Membuat Sandwich Kesukaanku”, adalah pilihan yang baik. Materi ini kaya akan nilai-nilai moral, imajinasi, dan hubungan dengan kehidupan sehari-hari.
C. Aktivitas Pembelajaran yang Mengombinasikan Tiga Pilar Deep Learning
Berikut adalah contoh alur aktivitas dalam modul ajar deep learning Bahasa Indonesia kelas 2 kurikulum merdeka:
1. Fase Mindful Learning: Membangkitkan Kesadaran dan Kepekaan
Kegiatan: “Safari Kata di Sekitar Sekolah”. Guru mengajak siswa untuk berjalan-jalan di halaman sekolah. Siswa diminta menggunakan seluruh indra mereka: mengamati berbagai warna bunga, mendengarkan kicauan burung, merasakan hembusan angin, dan mencium aroma tanah setelah hujan.
Implementasi Deep Learning: Siswa diminta untuk sepenuhnya “hadir” dan menyadari lingkungan di sekitar mereka. Guru memberikan pertanyaan pemantik, seperti, “Apa yang kalian rasakan ketika angin menyentuh kulitmu?” atau “Bagaimana suara daun yang berdesir?” Aktivitas tersebut mengasah kepekaan bahasa dan emosional, yang merupakan dasar untuk menulis puisi.
2. Fase Meaningful Learning: Mengaitkan Pengalaman dengan Konsep
Kegiatan: “Kumpulan Kata Emosional”. Setelah kembali ke ruang kelas, siswa berbincang tentang pengalaman mereka. Guru mencatat kata-kata yang diucapkan siswa di papan tulis (contohnya: “angin lembut”, “bunga berwarna cerah”, “burung berkicau gembira”). Selanjutnya, guru menjelaskan bahwa perasaan dan gambaran indah ini bisa dituangkan menjadi tulisan yang disebut puisi. Guru memberikan contoh puisi sederhana tentang matahari atau hujan.
Implementasi Deep Learning: Siswa menyadari bahwa puisi bukan hal yang rumit dan abstrak, melainkan cara lain untuk menggambarkan apa yang mereka lihat dan rasakan. Mereka memahami hubungan langsung antara pengalaman inderawi mereka yang bermakna dengan konsep puisi.
3. Fase Joyful Learning: Berkarya dengan Gembira
Kegiatan: “Puisiku Menghiasi Dunia”. Siswa diminta untuk membuat puisi sederhana (2-4 baris) menggunakan kata-kata dari “Kumpulan Kata Emosional”. Siswa diberi keleluasaan untuk berimajinasi. Untuk menambah kesenangan, aktivitas terebut bisa dipadukan dengan menggambar ilustrasi untuk puisi mereka atau membacakan puisi di depan kelas dengan perasaan dan gerakan.
Implementasi Deep Learning: Kegiatan penulisan menjadi menyenangkan karena lebih menekankan pada ungkapan diri daripada kesempurnaan tata bahasa. Lingkungan kelas yang mendukung membuat siswa merasa berani untuk membagikan karya mereka tanpa rasa takut akan kesalahan. Kegembiraan inilah yang akan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa dan sastra.
D. Asesmen yang Autentik dan Berkelanjutan
Modul ajar deep learning Bahasa Indonesia kelas 2 SD/MI fase A memerlukan asesmen yang tidak hanya mengukur hasil akhir, tetapi juga proses yang terjadi.
Asesmen Formatif: Guru mengobservasi partisipasi siswa selama “Safari Kata” dan diskusi (penilaian untuk pembelajaran). Memberikan umpan balik yang konstruktif terhadap draf puisi siswa, misalnya dengan mengapresiasi metafora sederhana yang mereka buat.
Asesmen Sumatif: Tidak hanya pada puisi yang telah selesai, tetapi juga pada presentasi atau pembacaan puisi. Kriteria penilaian bisa mencakup aspek kreativitas dalam pemilihan kata, keberanian dalam penyampaian, dan ekspresi. Ini menilai kemampuan komunikasi secara menyeluruh.
Refleksi untuk Guru
Penerapan modul ajar deep learning Bahasa Indonesia kelas 2 kurikulum merdeka mengharuskan guru untuk berperan sebagai fasilitator, motivator, dan perancang pembelajaran. Guru perlu kreatif dalam merencanakan kegiatan, bersabar dalam membimbing proses, dan peka dalam menilai kemajuan setiap individu. Sumber daya seperti buku cerita, alat peraga, dan lingkungan sekitar harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Silahkan download modul ajar deep learning Bahasa Indonesia kelas 2 kurikulum merdeka disini
Kesimpulan
Modul ajar deep learning Bahasa Indonesia kelas 2 SD/MI fase A kurikulum merdeka melalui Mindful, Meaningful, dan Joyful Learning adalah jawaban atas kebutuhan pendidikan di abad ke-21. Modul ajar deep learning kurikulum merdeka ini tidak hanya mendistribusikan pengetahuan bahasa, tetapi juga membentuk siswa yang reflektif, kreatif, komunikatif, dan mencintai budaya mereka. Dengan memahami pembelajaran sebagai perjalanan yang penuh kesadaran, makna, dan kebahagiaan, guru tidak hanya mengajarkan siswa untuk membaca dan menulis, tetapi juga untuk merasakan, berpikir, dan berkembang menjadi individu yang utuh yang siap menghadapi masa depan dengan percaya diri. Pada akhirnya, inilah esensi dari kurikulum merdeka: membebaskan potensi setiap siswa untuk belajar dengan cara terbaik bagi mereka.