BerandaKelas 3Modul Ajar Fikih Kelas 3 MI Fase B Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Fikih Kelas 3 MI Fase B Kurikulum Merdeka
6 menit membaca
Share this:
Pembelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah (MI) memiliki peranan penting dalam membangun fondasi pemahaman serta praktik ibadah dan akhlak Islami sejak usia dini. Untuk siswa kelas 3 MI fase B (yang umumnya berusia 8-9 tahun), cara belajar yang praktis, menyenangkan, dan relevan dengan kehidupan sehari-hari menjadi faktor penentu keberhasilan. Modul ajar Fikih kelas 3 MI fase B dalam kerangka kurikulum merdeka muncul sebagai solusi atas kebutuhan ini, memberikan fleksibilitas dan pendalaman yang fokus pada siswa.
Memahami Esensi Modul Ajar Fikih dalam Kurikulum Merdeka
Kurikulum merdeka memberikan lebih banyak kebebasan bagi lembaga pendidikan dan para guru dalam merancang aktivitas pembelajaran. Modul ajar kurikulum merdeka menjadi alat utama yang digunakan guru, yang berisi langkah-langkah pembelajaran dengan detail yang lebih mendalam, kontekstual, dan terintegrasi. Modul ajar Fikih kelas 3 MI fase B ini dibuat dengan prinsip-prinsip berikut:
Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan Lil ‘Alamin: Memasukkan nilai-nilai agama, kemandirian, kemampuan berpikir kritis, kreativitas, kerjasama, keragaman global, taaddub, tawassuth, tathawwur wa ibtikar, dan tasamuh dalam setiap kegiatan belajar Fikih kelas 3 MI.
Pembelajaran Berdiferensiasi: Memperhatikan berbagai cara belajar, minat, dan kemampuan dasar siswa kelas 3.
Pembelajaran Bermakna: Mengaitkan materi Fikih (thaharah, shalat, adab) dengan pengalaman nyata dan persoalan yang dihadapi siswa sehari-hari.
Berbasis Proyek/Produk (P5): Mendorong siswa untuk menciptakan sesuatu atau mengambil tindakan nyata yang berkaitan dengan materi yang dibahas (contohnya, membuat poster tentang tata cara wudhu, menerapkan adab makan di kelas).
Asesmen Autentik: Penilaian tidak hanya dilakukan di akhir pembelajaran, tetapi juga selama proses berlangsung (meliputi observasi sikap, evaluasi praktik, dan portofolio karya siswa).
Struktur Umum Modul Ajar Fikih Kelas 3 Fase B Kurikulum Merdeka
Modul ajar Fikih kelas 3 MI fase B kurikulum merdeka umumnya terdiri dari komponen-komponen berikut:
Informasi Umum: Identitas modul ajar MI (nama, mata pelajaran, materi pokok, kelas, semester, waktu yang dialokasikan).
Kompetensi Awal: Pengetahuan dan keterampilan fundamental yang harus dimiliki siswa sebelum memulai modul ajar kelas 3 tersebut.
Profil Pelajar Pancasila: Aspek profil yang dikembangkan dalam modul ajar kurikulum merdeka ini.
Sarana dan Prasarana: Media, alat, dan bahan yang diperlukan (seperti gambar, video, alat peraga wudhu/shalat, buku teks, serta lembar kerja).
Target Siswa: Siswa reguler, siswa yang mengalami kesulitan belajar, atau siswa yang memiliki kemampuan lebih.
Model Pembelajaran: Metode yang digunakan (misalnya, discovery learning, project based learning, role play).
Tujuan Pembelajaran: Capaian spesifik yang diharapkan dari siswa (biasanya dalam konteks Fikih mencakup pemahaman konsep dan kemampuan praktik).
Pemahaman Bermakna: Penjelasan mengenai pentingnya materi ini untuk kehidupan siswa kelas 3.
Pertanyaan Pemantik: Pertanyaan untuk menarik rasa ingin tahu dan keterlibatan siswa (Contoh: “Apa yang akan terjadi jika kita shalat tanpa berwudhu terlebih dahulu? “, “Mengapa kita harus mengucapkan ‘Bismillah’ sebelum makan? “).
Kegiatan Pembelajaran: Rincian langkah-langkah kegiatan dari pendahuluan, kegiatan inti (mengamati, bertanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan), hingga penutup, lengkap dengan alokasi waktu. Bagian ini menjadi “inti” modul ajar Fikih kelas 3 Madrasah Ibtidaiyah (MI).
Asesmen: Teknik dan instrumen penilaian (rubrik observasi praktik wudhu/shalat, rubrik kinerja adab, lembar penilaian diri, kuis singkat, portofolio karya).
Pengayaan dan Remedial: Aktivitas untuk siswa yang lebih cepat memahami materi serta siswa yang memerlukan dukungan tambahan.
Refleksi Guru dan Siswa: Panduan untuk merefleksikan pengalaman belajar.
Strategi dan Metode Pembelajaran Modul Ajar Fikih Kelas 3
Modul ajar Fikih kelas 3 MI fase B kurikulum merdeka memerlukan penerapan strategi dan metode yang tidak hanya mendukung pemahaman teori, tetapi juga memotivasi penerapan praktis dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa metode yang dapat digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif:
Pendekatan kontekstual menghubungkan materi Fikih kelas 3 MI (Madrasah Ibtidaiyah) seperti tata cara wudhu dan salat dengan pengalaman nyata siswa. Guru dapat:
Mengamati Lingkungan Sekitar: Mengajak siswa untuk melakukan kunjungan singkat ke lokasi wudhu di masjid atau mushalla di sekolah supaya siswa bisa melihat fasilitas serta proses wudhu secara langsung.
Kajian Kasus Sederhana: Menyajikan situasi sehari-hari, contohnya “Apa yang terjadi jika keran wudhu di masjid tidak berfungsi? ” dan meminta siswa untuk mencari solusi, sehingga pemahaman fikih menjadi lebih relevan dan berarti.
Refleksi Pribadi: Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menulis catatan singkat tentang pengalaman mereka dalam berwudhu atau melakukan salat di rumah, agar mereka menyadari tantangan serta keuntungan dari ibadah ini.
Problem Based Learning (PBL)
Model PBL mendorong siswa untuk bekerja secara bersama-sama dalam menyelesaikan masalah fikih yang ada:
Penentuan Masalah: Guru mempresentasikan sebuah situasi: “Komunitas muallaf di sekitar kita membutuhkan bantuan untuk memahami salat. Apa yang bisa kita lakukan?”
Penelitian dan Penelusuran: Siswa mencari bukti dan referensi singkat dari Al-Qur’an dan Hadis mengenai salat atau wudhu, lalu membahas hasil pencarian mereka dalam kelompok.
Presentasi dan Diskusi: Setiap kelompok menyampaikan solusinya secara ringkas, contohnya dengan membuat infografis mengenai langkah-langkah wudhu, setelah itu guru dan teman-teman memberikan umpan balik positif.
Diskusi Kelompok dan Simulasi
Metode dalam modul ajar kelas 3 menekankan interaksi antar siswa dan praktik langsung:
Pembentukan Kelompok Kecil: Siswa dikelompokkan dalam tim yang terdiri dari 3 hingga 4 orang untuk mempraktikkan gerakan salat atau prosedur wudhu secara berurutan.
Simulasi Ibadah: Menyiapkan “stasiun” wudhu lengkap dengan perlengkapan (keran, ember, gayung) dan mengatur “saf salat” untuk mensimulasikan salat berjamaah, supaya siswa merasakan prosesnya secara utuh.
Penilaian Teman Sebaya: Setelah simulasi, setiap kelompok saling menilai dengan menggunakan rubrik sederhana (ketepatan gerakan, urutan bacaan, serta sikap sopan) dan berdiskusi untuk memperbaiki kesalahan yang ada.
Dengan menggabungkan ketiga strategi tersebut kontekstual, PBL, dan diskusi simulasi, modul ajar Fikih kelas 3 MI fase B kurikulum merdeka menjadi lebih menarik, melahirkan keterampilan berpikir kritis, serta memperkuat nilai-nilai spiritual dan karakter siswa Madrasah Ibtidaiyah.
Keuntungan Penggunaan Modul Ajar Fikih Kurikulum Merdeka
Panduan untuk Guru: Mempersiapkan panduan yang terstruktur namun fleksibel bagi guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran Fikih.
Pembelajaran Lebih Menarik: Aktivitas yang beragam dan sesuai konteks membuat pelajaran Fikih kelas 3 menjadi lebih menarik dan bisa dipahami oleh siswa.
Pencapaian Kompetensi Lebih Terukur: Tujuan pembelajaran dan evaluasi yang jelas membantu menjamin bahwa pemahaman serta keterampilan praktis siswa dapat dicapai.
Pengembangan Karakter Holistik: Mengintegrasikan nilai-nilai Islam serta Profil Pelajar Pancasila membentuk siswa yang tidak hanya taat beribadah tetapi juga berbudi pekerti yang baik dan bermanfaat bagi lingkungan.
Tanggung Jawab dan Refleksi: Mempermudah dokumentasi serta refleksi aktivitas pembelajaran untuk perbaikan yang berkelanjutan.
Modul ajar Fikih kelas 3 MI fase B merupakan alat penting dalam penerapan kurikulum merdeka. Dengan desain yang berfokus pada siswa, penekanan pada praktik langsung, dan penggabungan nilai-nilai keislaman serta kebangsaan, modul ajar kurikulum merdeka ini diharapkan bisa menciptakan pengalaman belajar Fikih yang berarti, menyenangkan, dan berkesan bagi siswa di tingkat dasar. Melalui pendekatan ini, dasar pemahaman serta pengamalan ajaran Islam, terutama dalam hal ibadah dan moral, dapat ditanamkan dengan lebih kuat dan relevan bagi generasi muda Muslim. Keberhasilan pelaksanaannya sangat tergantung pada kreativitas dan komitmen guru dalam mengadaptasi modul ajar kelas 3 menjadi pembelajaran yang hidup dan menginspirasi di Madrasah Ibtidaiyah.