Seni teater adalah salah satu cara pendidikan yang tidak hanya mengembangkan kemampuan seni, tetapi juga memperkuat keterampilan hidup seperti kreativitas, komunikasi, kerjasama, dan rasa percaya diri. Di zaman yang mendorong para pelajar untuk berpikir kritis dan menyesuaikan diri, seni teater berfungsi sebagai alat yang efektif untuk menyelami emosi, nilai-nilai moral, dan masalah sosial melalui metode yang praktis dan mendalam.
Pada fase E di tingkat SMA (Sekolah Menengah Atas), modul ajar Seni Teater kelas 10 difokuskan pada pencapaian tiga kompetensi utama yang diatur dalam Capaian Pembelajaran (CP):
Modul ajar kurikulum merdeka ini juga dirancang untuk mendukung pengembangan Profil Pelajar Pancasila dengan menekankan:
Dengan pendekatan tersebut, siswa tidak hanya berperan sebagai “pemain,” tetapi juga sebagai pencipta, penafsir, dan penikmat seni yang kritis.
Seni teater tidak hanya mengembangkan kemampuan ekspresi dan kreativitas, tetapi juga melatih keterampilan berpikir kritis, kerjasama, dan empati. Melalui modul ajar SMA yang dirancang dengan baik, siswa bisa memahami nilai kemanusiaan, mengembangkan karakter, dan meningkatkan rasa percaya diri saat tampil di depan publik.
Modul ajar Seni Teater kelas 10 SMA/MA fase E disusun untuk menggabungkan pembelajaran teori dan praktik langsung, dengan komponen berikut:
Mengembangkan kompetensi teknis seperti akting, analisis naskah, dan produksi serta soft skills seperti kolaborasi dan kreativitas. Mendorong siswa untuk memahami teater sebagai sarana untuk mengekspresikan diri dan merefleksikan masyarakat. Merujuk pada CP kelas 10 fase E:
Materi pokok dalam modul ajar Seni Teater kelas 10 SMA/MA fase E kurikulum merdeka antara lain:
Alur Pembelajaran modul ajar kelas 10 SMA/MA terdiri dari empat fase utama yang berpusat pada pengalaman siswa.
Penilaian dalam modul ajar kurikulum merdeka dilakukan secara formatif dengan mengamati partisipasi dalam latihan dan menggunakan jurnal refleksi harian yang mencatat perkembangan emosi dan teknis. Asesmen sumatif dilakukan melalui evaluasi pertunjukan akhir dengan menggunakan rubrik (kreativitas, akurasi akting, kerjasama) dan portofolio yang mencakup skrip revisi, sketsa desain panggung, serta catatan evaluasi diri.
Berikut beberapa pendekatan dalam modul ajar SMA yang bisa dilakukan:
Modul ajar kelas 10 SMA/MA ini mendorong siswa untuk melakukan pengamatan, bertanya, berpikir, mencoba, dan berkomunikasi (5M). Aktivitas yang disusun relevan dengan pengalaman sehari-hari para siswa, seperti menjelajahi kebiasaan komunikasi nonverbal di sekitar mereka.
Fase E fokus pada pengembangan keterampilan sosial dan pemikiran metakognitif. Kegiatan pembelajaran di fase tersebut bersifat partisipatif dan reflektif, mendorong siswa untuk merancang pertunjukan berskala kecil hingga menengah dengan tingkat kreativitas yang tinggi.
Guru melakukan riset tentang minat dan keterampilan awal siswa melalui kuesioner sederhana atau diskusi kelompok.
Materi pembelajaran mengenai sejarah teater, berbagai jenis pertunjukan, dan tokoh penting, diintegrasikan dengan praktik improvisasi serta teknik dasar teater.
Kegiatan dirancang secara berurutan:
Membuat rubrik dan lembar portofolio untuk menilai kemajuan siswa dengan objektif.
Guru menunjukkan contoh teknik vokal dan gerakan, kemudian siswa menirukan dan melakukan modifikasi sesuai dengan kreativitas mereka.
Siswa dibagi menjadi kelompok kecil untuk membahas teks naskah pendek dan memperagakannya.
Sebagai puncak dari modul ajar Seni Teater kelas 10 SMA/MA fase E kurikulum merdeka, siswa merancang pertunjukan singkat (3–5 menit) dengan tema yang mereka pilih.
Dalam modul ajar Seni Teater kelas 10 SMA/MA, guru mempunyai peran yang sangat penting dalam pembelajaran ini yang menyenangkan dan berarti. Dalam kurikulum merdeka, guru berfungsi sebagai pendidik, fasilitator, mentor, dan mitra kolaborasi untuk membantu siswa mengeksplorasi potensi mereka.
Sebagai fasilitator, guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bereksperimen dan memilih tema teater yang sesuai dengan minat mereka. Mereka juga menyediakan berbagai sumber belajar. Dalam peran sebagai mentor, guru mengajarkan teknik akting dan analisis naskah, serta mengenalkan teater tradisional Indonesia.
Sebagai motivator, guru membangun rasa percaya diri siswa dan membantu mengatasi rasa takut. Mereka juga merancang pembelajaran supaya sesuai dengan minat dan gaya belajar siswa. Guru bekerja sama dengan siswa dalam proses kreatif dan tidak mengendalikan, melainkan melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan.
Sebagai penilai, guru memberikan umpan balik yang membangun dan mendorong siswa untuk melakukan refleksi. Selain itu, mereka menghubungkan siswa dengan komunitas seni, mengundang praktisi teater, dan mengajak siswa untuk menikmati pertunjukan teater.
Modul ajar Seni Teater kelas 10 SMA/MA fase E dalam kurikulum merdeka menyediakan pendekatan yang menyeluruh yang tidak hanya mengasah keterampilan teknis siswa, tetapi juga membangun karakter kreatif, kolaboratif, dan kritis. Beragam metode pembelajaran dan penggunaan media digital mendukung pencapaian kompetensi. Dengan mempersiapkan diri menghadapi tantangan dan menerapkan solusi yang kreatif, modul ajar kelas 10 ini diharapkan bisa memaksimalkan perkembangan kreativitas, keterampilan, dan karakter siswa.