Promes Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka

Program Semester (Promes) merupakan dokumen penting dalam kurikulum merdeka. Dokumen tersebut menjadi acuan bagi guru untuk mengarahkan pembelajaran selama satu semester. Untuk pelajaran Bahasa Indonesia kelas 2 SD/MI fase A, disusun dengan cara yang sesuai untuk siswa berusia 7–8 tahun, yang berfokus pada pengembangan kemampuan dasar berbahasa secara menyeluruh.

Promes Bahasa Indonesia Kelas 2 SD Fase A Kurikulum Merdeka

Promes kurikulum merdeka bukan sekadar daftar materi, tetapi juga mencakup strategi pembelajaran, penilaian, serta integrasi nilai yang tercantum dalam Profil Pelajar Pancasila. Dengan adanya Promes kelas 2, diharapkan guru dapat merancang aktivitas yang relevan, menarik, dan dapat meningkatkan minat belajar siswa sejak awal.

Komponen Utama Promes Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka

1. Identitas Promes Kelas 2

  • Satuan Pendidikan : SD/MI …………
  • Kelas/Semester (Kelas II/Semester 1 atau 2)
  • Fase (Fase A)
  • Tahun Ajaran

2. Capaian Pembelajaran (CP) Fase A

Berdasarkan CP Bahasa Indonesia kelas 2 fase A kurikulum merdeka yang mencakup:

  1. Membaca dan Memahami: Pengertian teks lisan/tulis yang sederhana dan kosakata baru.
  2. Menulis: Menyusun kalimat pendek dan membuat teks fungsional (seperti pesan dan daftar).
  3. Berbicara dan Mempresentasikan: Menceritakan pengalaman pribadi dan berpartisipasi dalam diskusi.
  4. Sastra: Menanggapi cerita atau dongeng.

3. Tujuan Pembelajaran (TP)

Merupakan rincian dari CP yang ditentukan per semester atau per minggu, contohnya:

  • “Siswa mampu menceritakan ulang dongeng dengan urutan yang logis.”
  • “Siswa menulis kalimat ajakan dengan ejaan sederhana.”

4. Alokasi Waktu

  1. Jumlah minggu efektif dalam satu semester (contohnya: 16–18 minggu).
  2. Pembagian jam pelajaran per minggu (minimal 4 jam sesuai dengan struktur kurikulum merdeka).

5. Materi Pokok

Disesuaikan dengan tema dan TP Bahasa Indonesia kelas 2 SD/MI, contohnya:

  • Teks instruksi sederhana (misalnya, petunjuk permainan).
  • Kosakata tentang keluarga atau hobi.
  • Dongeng tentang binatang (fabel).
  • Kalimat ajakan dan larangan.

6. Pendekatan Pembelajaran

  1. Literasi Bermakna: Pembelajaran yang kontekstual (proyek, permainan, cerita).
  2. Diferensiasi: Penyesuaian metode sesuai dengan kebutuhan siswa.
  3. Integrasi dengan Tema: Hubungan dengan tema yang ada di sekolah (contohnya: “Kegemaranku”, “Hidup Bersih”).

7. Asesmen

  • Asesmen Formatif: Pengamatan partisipasi, portofolio tulisan, rekaman saat bercerita.
  • Asesmen Sumatif: Ujian kosakata, proyek membuat buku mini.
  • Asesmen Diagnostik: Sebelum pembelajaran untuk mengetahui kemampuan awal.

8. Sumber Belajar

  1. Buku teks (contohnya: “Bahasa Indonesia Kelas 2” dari Kemendikbud).
  2. Buku cerita anak, video dongeng, dan gambar seri.
  3. Lingkungan sekolah atau rumah (wawancara keluarga).

Strategi Implementasi Promes Kurikulum Merdeka di Kelas

Supaya Promes Bahasa Indonesia kelas 2 SD/MI fase A dalam kurikulum merdeka bisa berjalan dengan efektif dan menarik, guru harus menerapkan strategi pembelajaran yang inovatif, kontekstual, dan berpusat pada siswa. Berikut adalah dua pendekatan utama beserta langkah-langkah praktisnya:

Model Pembelajaran Bermakna

A. Aktivasi Pengetahuan Awal

Sebelum memulai materi baru, guru memotivasi siswa dengan menghubungkan topik pembelajaran dengan pengalaman sehari-hari. Misalnya, saat tema “Keluarga”, guru bisa bertanya, “Apa yang biasanya dilakukan Ayah dan Ibu di rumah pada akhir pekan? ” Ini membantu siswa membangun kerangka berpikir yang relevan.

B. Penyajian Konsep Melalui Demonstrasi

Guru menunjukkan cara membaca teks dengan intonasi dan ekspresi yang tepat. Misalnya, dengan membaca dialog singkat antara kakak dan adik. Metode ini memberi contoh nyata bagi siswa tentang membaca dengan baik.

C. Aktivitas Kolaboratif Berbasis Masalah

Siswa dibagi menjadi kelompok kecil untuk menyelesaikan tugas: menyusun urutan kata menjadi kalimat yang benar berdasarkan gambar cerita yang disediakan. Kelompok tersebut akan berdiskusi dan mempresentasikan hasilnya di depan kelas, sehingga terjadi pertukaran ide dan pembelajaran antar teman.

D. Refleksi dan Jurnal Pembelajaran

Setelah aktivitas utama, guru membimbing siswa untuk mencatat dua kalimat singkat di jurnal mereka: satu hal yang telah mereka pelajari dan satu hal yang ingin mereka ketahui lebih lanjut. Hal ini berfungsi untuk melatih metakognisi serta memberikan umpan balik kepada guru mengenai pemahaman siswa.

E. Tugas Berkelanjutan

Guru memberikan tugas rumah yang berjudul “Menulis Kartu Pos untuk Keluarga” berdasarkan gambar yang tersedia. Tugas tersebut mengajak siswa untuk menggunakan keterampilan menulis dalam situasi nyata, sekaligus memperkuat penerapan pembelajaran bermakna.

Pendekatan Kontekstual

a. Menghubungkan Materi dengan Lingkungan Sekitar

Guru mengajak siswa melakukan “Tur Mini” di area sekolah, memperhatikan papan nama kelas, tanda-tanda, atau poster kegiatan ekstrakurikuler. Setelah kembali ke kelas, siswa diminta untuk menuliskan kalimat deskriptif mengenai apa yang mereka lihat.

b. Pembelajaran Berbasis Proyek Sederhana

Sebagai contoh, proyek “Buku Mini Cerita Keluargaku”: setiap siswa mengumpulkan foto anggota keluarganya, lalu menuliskan nama dan satu kalimat tentang hobi atau kesenangan masing-masing. Proyek ini dipresentasikan dalam bentuk pameran kecil di kelas.

c. Pemanfaatan Sumber Belajar Lokal

Guru menggunakan cerita rakyat atau lagu daerah sebagai bahan bacaan dan pendengaran. Siswa mendengarkan dan kemudian mendiskusikan kosakata baru serta makna cerita, sehingga pembelajaran terasa lebih dekat dengan budaya setempat.

d. Integrasi Teknologi Sederhana

Menggunakan aplikasi interaktif (seperti kuis Kahoot atau video animasi pendek) untuk latihan membaca kata. Walaupun berbentuk digital, guru tetap menekankan pentingnya diskusi lisan sesudahnya supaya siswa berpartisipasi aktif dalam berbicara dan mendengarkan rekan-rekan mereka.

e. Penilaian Kontekstual

Alih-alih hanya menggunakan tes tertulis, guru melakukan “Wawancara Kecil” dengan setiap siswa: menanyakan perasaan mereka saat membuat cerita keluarga atau pemahaman mereka tentang teks cerita rakyat. Dengan cara ini, penilaian mencakup konteks nyata dan aspek emosional siswa.

Tantangan dan Solusi

Dalam pelaksanaan Promes Bahasa Indonesia kelas 2 SD/MI fase A kurikulum merdeka, guru sering kali berhadapan dengan berbagai kendala yang bisa menghambat pencapaian kompetensi. Berikut beberapa tantangan umum beserta solusinya:

  1. Variasi Kemampuan Siswa: Siswa mempunyai tingkat kemampuan literasi dan bahasa yang bervariasi. Untuk mengatasi masalah ini, guru bisa menerapkan diferensiasi tugas dengan tiga tingkat kesulitan dan pembelajaran berpasangan, menggabungkan siswa yang lebih mahir dengan yang masih mengalami kesulitan.
  2. Keterbatasan Sumber Belajar: Banyak sekolah mengalami kekurangan sumber belajar, sehingga bisa memanfaatkan sumber lokal seperti majalah bekas dan membuat media sederhana dengan tangan sendiri.
  3. Waktu Pembelajaran yang Terbatas: Waktu yang sedikit dapat diatasi dengan menggabungkan kegiatan antar-mata pelajaran dan menerapkan microlearning untuk fokus pada satu keterampilan tertentu.
  4. Keterlibatan Orang Tua yang Minim: Untuk meningkatkan partisipasi orang tua, dapat dibuat panduan singkat dan menyelenggarakan “Hari Membaca Keluarga.” Dalam kelas, rotasi stasiun pembelajaran dan penilaian diri bisa membantu.
  5. Kurangnya Kesiapan dan Pelatihan Guru: Penting untuk menyelenggarakan lokakarya dan pelatihan daring bagi guru.
  6. Motivasi Siswa yang Beragam: Untuk menjaga semangat siswa, diperlukan variasi metode dan penguatan positif.

Download Promes Bahasa Indonesia kelas 2 SD/MI fase A kurikulum merdeka selengkapnya disini

Kesimpulan

Program Semester (Promes) Bahasa Indonesia kelas 2 SD/MI fase A kurikulum merdeka merupakan dokumen penting yang memastikan kegiatan pembelajaran berlangsung secara terstruktur, relevan, dan kontekstual. Keberhasilan implementasi Promes kurikulum merdeka memerlukan perencanaan yang matang, asesmen yang autentik, dan kerjasama yang erat antara seluruh pemangku kepentingan pendidikan.

You might also like
Promes PJOK Kelas 4 SD/MI Fase B Kurikulum Merdeka

Promes PJOK Kelas 4 SD/MI Fase B Kurikulum Merdeka

Promes Matematika Kelas 12 Fase F Kurikulum Merdeka

Promes Matematika Kelas 12 Fase F Kurikulum Merdeka

Modul Ajar Al-Qur’an Hadis Kelas 2 Kurikulum Merdeka

Modul Ajar Al-Qur’an Hadis Kelas 2 Kurikulum Merdeka

Promes PAI dan Budi Pekerti Kelas 12 Kurikulum Merdeka

Promes PAI dan Budi Pekerti Kelas 12 Kurikulum Merdeka

Promes Bahasa Inggris Kelas 9 Fase D Kurikulum Merdeka

Promes Bahasa Inggris Kelas 9 Fase D Kurikulum Merdeka

ATP PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka

ATP PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka