Modul Ajar Kurikulum Merdeka Antropologi Kelas 11 Fase F

Antropologi sebagai disiplin ilmu yang mempelajari manusia dan kebudayaannya, memiliki peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Di kelas 11 fase F di tingkat SMA (Sekolah Menengah Atas), siswa berada dalam fase perkembangan kognitif yang memungkinkan mereka untuk menganalisis fenomena sosial budaya dengan cara yang kritis. Melalui modul ajar Antropologi kelas 11 SMA/MA, siswa tidak hanya didorong untuk memahami berbagai teori kebudayaan, tetapi juga diajak untuk merefleksikan realitas multikultural masyarakat Indonesia. Pembelajaran tersebut menjadi semakin relevan di tengah era globalisasi, di mana isu-isu seperti toleransi, identitas, dan perubahan sosial seringkali menimbulkan gesekan antarkelompok.

Modul Ajar Kurikulum Merdeka Antropologi Kelas 11 SMA Fase F

Konsep Dasar Modul Ajar Antropologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka

Modul ajar Antropologi kelas 11 SMA/MA fase F kurikulum merdeka dibangun di atas fondasi filosofis yang mengedepankan kemerdekaan belajar, kontekstualitas budaya, dan pengembangan kompetensi secara holistik. Konsep dasar ini tidak hanya memastikan siswa memahami teori-teori antropologi, tetapi juga mampu mengaitkannya dengan realitas sosial-budaya di sekitar mereka. Berikut adalah penjelasan mendalam mengenai kerangka konseptual modul ajar kurikulum merdeka:

Integrasi dengan Prinsip Kurikulum Merdeka

Fleksibilitas Konten
Modul ajar kurikulum merdeka dirancang secara adaptif, sehingga guru mampu menyesuaikan materi dengan karakteristik daerah, minat siswa, dan isu sosial terkini. Sebagai contoh, di Bali, materi tentang Tri Hita Karana (keseimbangan manusia, alam, dan Tuhan) dapat diintegrasikan dengan pembahasan mengenai ekologi budaya.

Pembelajaran Berdiferensiasi
Siswa diberi kebebasan untuk memilih topik proyek sesuai minat mereka, seperti analisis tradisi lokal, dampak media sosial terhadap budaya, atau studi tentang migrasi etnis.

Penguatan Kompetensi Holistik
Pembelajaran tidak hanya berfokus pada aspek kognitif, tetapi juga mengasah keterampilan sosial (kolaborasi), emosional (empati), dan spiritual (penghargaan terhadap nilai budaya).

Pendekatan Pembelajaran Berpusat pada Siswa

Siswa sebagai Subjek Aktif
Dalam pendekatan tersebut, guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa untuk mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan esensial, seperti:

  • “Mengapa tradisi leluhur masih relevan di era digital? “
  • “Bagaimana globalisasi memengaruhi identitas budaya generasi muda? “

Inkuiri Terbimbing
Dalam modul ajar SMA, siswa diajak untuk melakukan riset sederhana, misalnya dengan mewawancarai tetua adat atau mengamati perubahan budaya di lingkungan mereka, lalu menyajikan hasilnya dalam bentuk presentasi kreatif.

Pembelajaran Eksperiensial
Melalui simulasi, seperti debat mengenai pelestarian vs modernisasi budaya, atau role play sebagai antropolog lapangan, siswa bisa mengalami langsung proses analisis budaya.

Kontekstualisasi Budaya Lokal

Budaya sebagai Laboratorium Belajar
Modul ajar Antropologi kelas 11 SMA/MA fase F kurikulum merdeka dikaitkan dengan praktik budaya lokal yang ada di masyarakat. Contohnya, studi tentang ritual Ngaben di Bali untuk memahami konsep kematian dalam perspektif antropologi agama, atau analisis sistem kekerabatan matrilineal di Minangkabau yang mencerminkan struktur sosial yang unik.

Penghubung Global-Lokal
Dalam modul ajar kelas 11 SMA/MA, siswa didorong untuk membandingkan budaya lokal dengan fenomena global, seperti dampak Korean Wave terhadap gaya hidup remaja Indonesia atau pengaruh pariwisata terhadap komodifikasi budaya.

Antropologi sebagai Alat Membangun Kesadaran Kritis

Analisis Kekuasaan dan Ketimpangan Sosial
Modul ajar Antopologi kelas 11 SMA/MA mengajarkan siswa untuk mengkritisi isu-isu seperti marginalisasi suku minoritas, diskriminasi gender dalam adat, atau konflik akibat sumber daya alam melalui perspektif antropologi.

Pemahaman Multikulturalisme
Modul ajar kurikulum merdeka dirancang untuk mengikis prasangka dengan mempelajari keberagaman etnis, agama, dan tradisi di Indonesia. Contoh aktivitas yang dapat dilakukan adalah membuat peta budaya digital untuk merekam kekayaan bahasa daerah.

Teknologi sebagai Pendukung Pembelajaran

Digitalisasi Sumber Budaya
Siswa menggunakan aplikasi seperti Google Arts and Culture atau platform digital museum untuk mengakses artefak budaya secara virtual.

Konten Kreatif Berbasis Teknologi
Pembuatan podcast tentang mitos lokal, video TikTok edukatif mengenai upacara adat, atau blog analisis budaya menjadi alternatif media penilaian yang menarik.

Materi Pembelajaran Antropologi Kelas 11

Materi pokok dalam modul ajar Antropologi kelas 11 SMA/MA fase F kurikulum merdeka meliputi:

  1. Pengantar Antropologi
  2. Sejarah perkembangan antropologi
  3. Prinsip dasar antropologi
  4. Implementasi pembelajaran antropologi dalam kehidupan sehari-hari
  5. Ruang lingkup antropologi
  6. Antropologi ragawi
  7. Arkeologi: cabang dalam ilmu antropologi
  8. Penerapan etnologi (bahasa) dalam mengkaji keberagaman
  9. Etnografi
  10. Konsep dasar dan kedudukan etnografi
  11. Analisis laporan hasil penelitian etnografi
  12. Langkah-langkah dalam melakukan penelitian etnografi
  13. Netnografi: etnografi pada masyarakat digital

Tujuan Pembelajaran Modul Ajar Kelas 11

Modul ajar Antropologi kelas 11 SMA/MA fase F dalam kurikulum merdeka dirancang dengan tujuan pembelajaran yang sejalan dengan prinsip merdeka belajar serta penguatan Profil Pelajar Pancasila. Fokusnya tidak hanya pada penguasaan materi akademis, tetapi juga pada pengembangan karakter, keterampilan sosial, dan kesadaran budaya siswa. Berikut adalah rincian dari modul ajar kelas 11 ini:

Capaian Pembelajaran (CP)

Pemahaman Konseptual
Siswa diharapkan mampu memahami konsep dasar Antropologi, seperti budaya, etnografi, struktur sosial, akulturasi, dan globalisasi. Siswa didorong untuk menganalisa bagaimana konsep-konsep tersebut dapat menjelaskan fenomena sosial-budaya yang terjadi di Indonesia dan dunia.

Analisis Kontekstual
Siswa belajar untuk mengidentifikasi dan membandingkan berbagai praktik budaya dari etnis yang ada di Indonesia, termasuk nilai-nilai kearifan lokal yang tetap relevan di kehidupan modern.

Keterampilan yang Dikembangkan

Keterampilan Kritis dan Analitis
Melalui studi kasus budaya, seperti tradisi Rambu Solo di Toraja atau dampak pariwisata terhadap masyarakat Bali, siswa dilatih untuk mengevaluasi dinamika budaya dengan pendekatan yang objektif dan multidimensional.

Keterampilan Kolaboratif
Modul ajar kelas 11 SMA/MA melibatkan siswa dalam proyek kelompok, contohnya mendokumentasikan budaya lokal atau merancang kampanye toleransi. Kegiatan tersebut melatih kemampuan siswa untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengelola konflik.

Keterampilan Komunikasi Lintas Budaya
Modul ajar SMA mendorong siswa untuk berlatih dalam menyampaikan pandangan dengan empati, misalnya melalui simulasi dialog antaragama atau presentasi tentang budaya minoritas.

Penguatan Profil Pelajar Pancasila dalam Modul Ajar Kurikulum Merdeka

Kebinekaan Global

Modul ajar kurikulum merdeka mendorong siswa untuk memahami bahwa keragaman budaya adalah aset bangsa, bukan ancaman. Mereka didorong untuk menghargai perbedaan lewat eksplorasi budaya daerah dan refleksi terhadap stereotip sosial.

Gotong Royong

Pembelajaran berbasis proyek mendorong siswa untuk aktif berkontribusi dalam kegiatan kolektif, seperti membantu masyarakat lokal mendokumentasikan tradisi lisan.

Berpikir Kreatif dan Solutif

Modul ajar SMA memotivasi siswa untuk menciptakan solusi inovatif terhadap isu budaya kontemporer, misalnya dalam mengurangi konflik antar-etnis atau mempromosikan budaya lokal di era digital.

Keterkaitan dengan Konteks Global dan Lokal

Konteks Lokal

Siswa memahami peran budaya lokal dalam menjaga harmoni sosial, seperti ritual Sasi di Maluku yang mengajarkan tentang kelestarian lingkungan.

Konteks Global

Siswa mampu mengkritisi dampak globalisasi terhadap identitas budaya, contohnya hilangnya bahasa daerah atau homogenisasi budaya populer.

DOWNLOAD

Kesimpulan

Modul ajar Antropologi kelas 11 SMA/MA fase F dalam kurikulum merdeka merupakan kerangka pembelajaran yang transformatif, berupaya membentuk siswa menjadi individu yang kritis, empatik, dan mampu bersaing di tingkat global. Dengan pendekatan holistik yang mengintegrasikan teori budaya, keterampilan analitis, dan aksi sosial, modul ajar SMA ini menjawab tantangan era modern, menjaga identitas lokal di tengah arus globalisasi, mengatasi gesekan antarbudaya, serta membangun kesadaran mengenai pentingnya keberagaman sebagai pondasi untuk bangsa.

You might also like
KKTP Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka

KKTP Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka

ATP Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka

ATP Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka

Modul Ajar Prakarya Budidaya Kelas 12 Kurikulum Merdeka

Modul Ajar Prakarya Budidaya Kelas 12 Kurikulum Merdeka

Modul Ajar Prakarya Pengolahan Kelas 10 Kurikulum Merdeka

Modul Ajar Prakarya Pengolahan Kelas 10 Kurikulum Merdeka

Modul Ajar Prakarya Rekayasa Kelas 7 Kurikulum Merdeka

Modul Ajar Prakarya Rekayasa Kelas 7 Kurikulum Merdeka

Modul Ajar Prakarya Kerajinan Kelas 12 Kurikulum Merdeka

Modul Ajar Prakarya Kerajinan Kelas 12 Kurikulum Merdeka