Modul ajar merupakan desain pembelajaran yang bersifat mandiri, mencakup kompetensi awal, profil pelajar Pancasila, tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, metode, serta evaluasi. Dalam konteks modul ajar SKI kelas 9 fase D, modul ajar kurikulum merdeka ini dirancang khusus untuk membantu guru dalam memfasilitasi pembelajaran secara terstruktur dan fleksibel di tingkat MTs (Madrasah Tsanawiyah). Dengan peran sebagai pedoman langkah demi langkah, modul ajar MTs memungkinkan guru dan siswa mencapai capaian pembelajaran (CP) secara lebih terarah dan terukur. Selain itu, modul ajar kelas 9 ini bisa diterapkan dalam berbagai model pembelajaran, seperti flipped classroom, blended learning, atau tatap muka langsung, sehingga bisa disesuaikan dengan kebutuhan madrasah serta karakteristik siswa.
Ketika merancang modul ajar SKI kelas 9 MTs fase D, pemahaman terhadap landasan filosofis kurikulum merdeka sangat penting. Kurikulum tersebut mengusung prinsip kemerdekaan belajar, pemberdayaan, dan relevansi. Lahir dari paradigma bahwa setiap siswa mempunyai potensi unik yang perlu dikembangkan secara maksimal, modul ajar kurikulum merdeka dirancang untuk memberikan ruang eksplorasi dan refleksi, sekaligus menyediakan penopang untuk guru dalam mengelola aktivitas pembelajaran.
Secara teoritis, modul ajar MTs ini berakar pada teori konstruktivisme, yang menekankan bahwa pengetahuan dibangun oleh siswa melalui pengalaman autentik dan interaksi sosial. Dalam konteks Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), siswa didorong untuk mengkaji sumber primer, menganalisis artefak budaya, serta menyusun narasi sejarah secara kritis. Prinsip pembelajaran abad ke-21 juga menjadi pijakan, dengan fokus pada pengembangan literasi digital, kolaborasi, serta keterampilan berpikir kritis dan kreatif. Dengan landasan ini, modul ajar kelas 9 tidak hanya berfungsi sebagai bahan belajar, tetapi juga sebagai jembatan menuju kompetensi holistik yang diperlukan di era modern.
Siswa kelas 9 MTs fase D mempunyai perkembangan kognitif dan emosional yang lebih matang dibandingkan dengan fase sebelumnya. Di usia remaja awal, siswa mulai bisa berpikir abstrak, melakukan refleksi diri, dan terlibat dalam diskusi konstruktif. Namun, mereka juga rentan terhadap gangguan digital dan memerlukan motivasi tinggi supayar tetap fokus dalam memahami materi SKI kelas 9 MTs.
Konteks pembelajaran fase D menuntut guru untuk memfasilitasi proses berpikir tingkat tinggi, seperti analisis, sintesis, dan evaluasi. Selain itu, karakteristik sosial emosional siswa mengharuskan pendekatan kolaboratif dan suportif. Modul ajar SKI kelas 9 MTs fase D harus berisi aktivitas yang memadukan kerja kelompok, diskusi tim, serta tugas individu yang mendorong tanggung jawab dan kemandirian belajar. Dengan memperhatikan karakteristik perkembangan siswa, guru mampu menyesuaikan kecepatan dan kompleksitas materi supaya sesuai dengan kebutuhan kelompok belajar.
Materi pokok dalam modul ajar SKI kelas 9 MTs fase D kurikulum merdeka adalah:
Dengan pendekatan Project Based Learning, siswa akan merancang proyek penelitian mengenai situs sejarah lokal, mulai dari identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan, hingga presentasi hasil. Proyek tersebut diharapkan bisa membangun rasa mempunyai terhadap pembelajaran dan meningkatkan kemampuan manajerial siswa.
Siswa menyelesaikan proyek kolaboratif yang mengaitkan sejarah Islam dengan isu-isu terkini.
Debat terstruktur memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempertahankan argumen mengenai peran tokoh Islam dan relevansi warisan budaya. Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kemampuan berpikir kritis tetapi juga keterampilan komunikasi.
Siswa menganalisis isu-isu sejarah untuk melatih pola pikir kritis dan solutif.
Modul ajar SKI kelas 9 MTs fase D kurikulum merdeka ini mencakup panduan penggunaan aplikasi peta interaktif, platform webinar, serta perangkat lunak desain grafis yang sederhana untuk membuat infografik sejarah. Ini bertujuan untuk mendorong literasi digital dan meningkatkan kreativitas siswa.
Memanfaatkan teknologi untuk menciptakan pembelajaran yang lebih interaktif dan visual.
Agar pelaksanaan modul ajar kelas 9 MTs ini efektif, guru disarankan untuk melakukan langkah-langkah berikut:
Penilaian autentik bertujuan untuk menilai keterampilan berpikir dan produk nyata:
Asesmen sumatif akan dilengkapi oleh tes tertulis berbentuk pilihan ganda dan esai singkat untuk mengukur pemahaman konseptual siswa.
Setelah pelaksanaan, guru dan siswa diharapkan melakukan refleksi dengan pertanyaan-pertanyaan berikut:
Refleksi sangat sangat penting guna memperbaiki modul ajar MTs dalam siklus berikutnya sesuai dengan prinsip pembelajaran berkelanjutan.
Modul ajar SKI kelas 9 MTs fase D kurikulum merdeka merupakan fondasi yang krusial untuk mencapai pembelajaran yang bermakna dan efektif. Dengan mengintegrasikan teknologi dan mekanisme evaluasi yang baik, kualitas aktivitas belajar mengajar akan semakin meningkat. Dengan demikian, modul ajar MTs ini tidak hanya memenuhi standar akademik, tetapi juga mempersiapkan siswa menjadi generasi yang kritis, kreatif, dan memiliki apresiasi yang tinggi terhadap warisan Sejarah Kebudayaan Islam.