ATP PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka

Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) adalah kerangka strategis yang diperkenalkan oleh kurikulum merdeka supaya setiap kegiatan pembelajaran memiliki tujuan dan arah yang tegas. Dalam konteks Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti untuk siswa kelas 2 SD fase A, ATP kurikulum merdeka memiliki peranan yang signifikan untuk membantu siswa mengerti nilai-nilai agama dan karakter mulai dari usia dini. Dengan ATP kelas 2, guru bisa merancang kegiatan pembelajaran yang fokus pada pencapaian kompetensi secara bertahap, sesuai dengan perkembangan kognitif dan emosional siswa.

Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka

Komponen ATP PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka

Berikut adalah komponen ATP PAI dan Budi Pekerti kelas 2 SD fase A dalam kurikulum merdeka:

A. Capaian Pembelajaran (CP)

  • Kemampuan utama yang perlu dicapai oleh siswa pada akhir fase A (kelas 1 dan 2).
  • Berorientasi pada pemahaman fundamental tentang Islam (aqidah, ibadah, Al-Qur’an, sejarah Islam), pengembangan karakter (akhlak yang baik), serta penerapan nilai-nilai etika dalam kehidupan sehari-hari.

B. Tujuan Pembelajaran (TP)

  1. Penjelasan yang jelas dari capaian pembelajaran (CP) menjadi sasaran yang lebih terperinci dan bisa diukur.
  2. Direncanakan setiap semester (TP Semester 1 dan TP Semester 2).
  3. Menjadi pedoman langsung dalam merancang modul ajar kurikulum merdeka dan aktivitas belajar.
  4. Contoh pernyataan: “Siswa bisa membaca surat Al-Fatihah dengan baik dan menghafalnya dengan lancar.” atau “Siswa dapat menjelaskan arti syahadatain dan memberikan contoh perilaku yang menunjukkan iman kepada Allah. “

C. Topik Utama

  • Konten utama yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran (TP).
  • Disesuaikan dengan konteks untuk siswa kelas dua (usia 7-8 tahun).
    Contoh: Huruf Hijaiyah, Surat Al-Fatihah, Surat An-Nas, Asmaulhusna (Ar-Rahman, Ar-Rahim), Kisah Nabi Adam a. s. , Kisah Nabi Nuh a. s. , Cara Wudhu, Cara Shalat, Sikap Kejujuran, Sikap Santun, Sikap Tanggung Jawab, dan lain-lain.

D. Alokasi Waktu

Perkiraan jumlah jam pengajaran yang ditetapkan untuk mencapai tujuan pembelajaran (TP) tertentu atau mempelajari suatu pokok materi.

E. Profil Pelajar Pancasila

  1. Karakteristik nilai yang dihasilkan melalui kegiatan pembelajaran. Terkait dengan tujuan pembelajaran dan aktivitas yang dilakukan.
  2. Contoh Unsur yang Penting: Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME dan Berakhlak Mulia, Berkebinekaan Global, Gotong Royong, Mandiri.

Ciri-Ciri Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A

  • Kontekstual dan Konkret: Materi dihubungkan secara langsung dengan pengalaman sehari-hari siswa (di rumah, sekolah, dan lingkungan sekitar).
  • Metode yang Menarik dan Interaktif: Melibatkan bernyanyi, bercerita, bermain peran, permainan edukatif, praktik langsung, pengamatan, diskusi ringan, serta proyek kecil.
  • Pembentukan Karakter: Menggabungkan nilai-nilai budi pekerti (kejujuran, disiplin, kesopanan, kepedulian, dan tanggung jawab) dalam setiap aspek pembelajaran dan interaksi di lingkungan sekolah.
  • Pengembangan Literasi Dasar: Membaca huruf hijaiyah, kalimat singkat dari Al-Qur’an (surat pendek), memahami cerita Islami yang mudah.
  • Asesmen Komprehensif: Melibatkan pengamatan terhadap sikap, kemampuan (hafalan, praktik ibadah), portofolio sederhana (gambar, karya), penilaian diri/teman sebaya yang sederhana, serta tes lisan/tulis yang mendasar.

ATP PAI dan Budi Pekerti kelas 2 fase A adalah petunjuk yang dapat disesuaikan. Guru diberikan kebebasan untuk menyusun urutan, mengubah, dan memperkaya modul ajar kurikulum merdeka sesuai dengan kebutuhan siswa dan situasi sekolah, asalkan tetap merujuk pada capaian pembelajaran (CP) fase A dan tujuan akhir penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Struktur ATP PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A

Detail tentang Capaian Pembelajaran (CP) PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A

Dalam kurikulum merdeka, CP PAI dan Budi Pekerti kelas 2 fase A terbagi menjadi beberapa domain.

  1. Domain Pengetahuan (Kognitif): Pengertian siswa mengenai nilai-nilai dasar agama, contohnya memahami rukun Islam, kisah para nabi, serta arti moral dari kisah-kisah tersebut.
  2. Domain Sikap (Afektif): Sikap yang baik seperti menghormati orang tua, bersikap jujur, memiliki disiplin, dan saling menghargai.
  3. Domain Keterampilan (Psikomotorik): Kemampuan dasar seperti membaca huruf hijaiyah dengan tepat, melaksanakan doa harian, atau meniru gerakan shalat.

Indikator serta Sub-Indikator yang Dipergunakan

Indikator yang terdapat pada fase A umumnya berupa “Siswa dapat. . . “ Diikuti dengan istilah tindakan yang mudah dipahami. Rincian sub-indikator yang lebih spesifik, contohnya:

  • Siswa diharapkan dapat menyebutkan rukun Islam sesuai dengan urutan yang tepat.
  • Siswa dapat memperlihatkan rasa syukur sebelum dan sesudah makan.
  • Siswa dapat menggambarkan kisah nabi yang mudah dengan menggunakan ilustrasi.

Penggabungan Nilai Agama dan Karakter dalam Kurikulum

Kurikulum merdeka fokus pada penggabungan nilai-nilai agama dengan pengembangan karakter secara komprehensif. Dengan demikian, bukan hanya konten PAI yang mengandung nilai spiritual, tetapi seluruh aktivitas di sekolah juga berkontribusi pada pengembangan karakter. Misalnya:

  1. Dalam aktivitas pembagian buku, nilai sedekah dan kepedulian sosial diintegrasikan.
  2. Pada saat kegiatan piket kelas, ditanamkan rasa tanggung jawab dan kebersamaan.

Dalam ATP PAI dan Budi Pekerti kelas 2 fase A, integrasi ini bisa terlihat dengan jelas ketika materi pembelajaran mengandung nilai-nilai moral dan dorongan untuk bertindak baik dalam kehidupan berbangsa.

Peran ATP PAI dan Budi Pekerti Kelas 2

ATP kurikulum merdeka menjadikan tujuan sebagai fokus utama dalam perancangan pembelajaran. Dengan demikian, setiap kegiatan yang dilakukan di kelas akan difokuskan untuk mencapai tujuan tertentu, baik yang berkaitan dengan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), maupun keterampilan (psikomotorik). Dalam PAI dan Budi Pekerti kelas 2 SD, hal ini mengindikasikan:

  • Fokus pada Nilai Spiritual dan Moral: Setiap pelajaran disusun sedemikian rupa agar siswa tidak hanya memahami konsep agama, tetapi juga dapat menerapkan nilai-nilai positif dalam kehidupan sehari-hari.
  • Pembelajaran Kontekstual: Sebagai contoh, saat membahas shalat, siswa diajarkan bukan hanya mengenai gerakan, tetapi juga mengenai arti dan nilai kebersihan, kejujuran, serta disiplin yang bersangkutan.
  • Pengembangan Karakter Sejak Usia Dini: Dengan melakukan aktivitas sederhana seperti berdoa sebelum makan atau berbagi dengan teman, para siswa mulai menyadari makna penting dari empati dan kerjasama.

Tantangan dan Solusi dalam Pelaksanaan ATP Kelas 2

Tantangan dalam Fasilitas dan Keterbatasan Sumber Daya

Sebagian sekolah dasar di kawasan terpencil mengalami tantangan seperti minimnya sumber daya seperti media dan buku ajar, kondisi ruang kelas yang kurang memadai, serta akses terhadap teknologi yang terbatas. Solusi yang bisa diambil untuk mengatasi masalah ini mencakup pemanfaatan bahan lokal melalui pembuatan media pembelajaran sendiri, kerjasama dengan komunitas untuk menyumbangkan buku atau alat edukasi, serta pengoptimalan ruang terbuka di sekolah guna mendukung aktivitas kelompok dan permainan yang bersifat pendidikan.

Tingkat Penguasaan dan Keterampilan Guru

Tidak semua guru mempunyai pendidikan agama atau pelatihan khusus mengenai kurikulum merdeka, yang bisa mengakibatkan kesulitan dalam menetapkan tujuan pembelajaran dan penerapan metode yang kurang sesuai. Solusi yang diajukan meliputi pelatihan dan lokakarya rutin yang diadakan oleh Dinas Pendidikan, pendampingan dari guru berpengalaman melalui bimbingan kelas, serta pembelajaran secara daring dan modul mandiri yang mudah diakses mengenai penyusunan tujuan pembelajaran.

Download ATP PAI dan Budi Pekerti kelas 2 SD fase A kurikulum merdeka selengkapnya disini

Kesimpulan

ATP PAI dan Budi Pekerti kelas 2 SD fase A dalam kurikulum merdeka merupakan dasar yang penting untuk mengembangkan karakter religius, moral, dan sosial pada siswa berusia 7 hingga 8 tahun. Oleh karena itu, diharapkan bahwa siswa tidak hanya memahami pengetahuan agama, tetapi juga memiliki sikap dan keterampilan yang mencerminkan nilai-nilai keimanan dan moralitas dalam aktivitas sehari-hari.

You might also like
ATP Bahasa Inggris Kelas 1 SD/MI Fase A Kurikulum Merdeka

ATP Bahasa Inggris Kelas 1 SD/MI Fase A Kurikulum Merdeka

ATP PJOK Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka

ATP PJOK Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka

ATP Pendidikan Pancasila Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka

ATP Pendidikan Pancasila Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka

Prota Matematika Kelas 2 SD/MI Fase A Kurikulum Merdeka

Prota Matematika Kelas 2 SD/MI Fase A Kurikulum Merdeka

ATP Bahasa Indonesia Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka

ATP Bahasa Indonesia Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka

ATP IPAS Kelas 3 SD/MI Fase B Kurikulum Merdeka

ATP IPAS Kelas 3 SD/MI Fase B Kurikulum Merdeka