Modul ajar adalah referensi utama kepada guru dalam merancang aktivitas pembelajaran yang efektif. Dokumen tersebut memiliki tujuan untuk memberikan dasar yang komprehensif dan praktis. Diharapkan modul ajar kelas 2 fase A berdasarkan kurikulum merdeka ini, bisa membantu guru mencapai tujuan pembelajaran dengan cara yang maksimal di jenjang sekolah dasar (SD).
Di usia 7–8 tahun, anak-anak berada pada tahap perkembangan kognitif yang sesuai dengan operasi konkret menurut Jean Piaget. Mereka mulai mampu memahami logika konkret melalui penghitungannya terhadap benda-benda riil. Namun, kemampuan mereka untuk berpikir abstrak masih terbatas, sehingga materi yang diajarkan sebaiknya memanfaatkan alat bantu atau kegiatan praktis. Anak-anak juga dapat mengelompokkan barang berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran, serta melakukan permainan sederhana dengan bantuan guru.
Dalam aspek sosial-emosional, kemandirian anak masih berada pada tahap awal. Mereka menunjukkan inisiatif, tetapi memerlukan dukungan saat menghadapi tantangan yang sulit. Kerjasama dalam kelompok kecil sangat mereka sukai, tetapi pada saat yang sama, mereka cenderung merasakan rasa iri. Regulasi emosi anak sedang dalam tahap perkembangan, dan kegiatan reflektif bisa membantu mereka dalam mengekspresikan perasaan mereka.
Penting untuk memahami gaya belajar anak. Gaya kinestetik melibatkan aktivitas fisik, gaya visual berfokus pada penggunaan gambar, gaya auditori berhubungan dengan pendengaran dalam memproses informasi, dan gaya interpersonal menekankan interaksi sosial dalam aktivitas belajar.
Dengan memahami karakteristik kognitif, sosial-emosional, dan gaya belajar siswa kelas 2 SD/MI, guru bisa merancang modul ajar kurikulum merdeka yang tidak hanya informatif, tetapi juga menarik, inklusif, dan sesuai dengan kebutuhan perkembangan belajar siswa.
Pengetahuan atau keterampilan dasar yang harus dimiliki siswa sebelum memulai menggunakan modul ajar SD. Contohnya “Siswa bisa membaca kata sederhana serta menghitung benda dari 1 sampai 20.”
Kebutuhan belajar yang beragam:
Capaian akhir yang didasarkan pada CP Fase A. Contohnya “Siswa bisa mengenali pecahan sederhana (½, ⅓) menggunakan benda nyata. ”
Alasan mengapa materi perlu dipelajari dan hubungan dengan kehidupan nyata. Contohnya “Memahami pecahan membantu anak mengasah kepekaan terhadap pembagian sumber daya yang adil.”
Pertanyaan yang merangsang rasa ingin tahu siswa. Contohnya “Bagaimana cara membagi 1 kue agar adil untuk 3 orang?”
Rangkaian kegiatan yang terstruktur:
Langkah diferensiasi (aktivitas yang berbeda sesuai dengan kemampuan siswa).
Strategi untuk siswa yang belum tuntas atau memerlukan tantangan lebih.
Panduan untuk refleksi dalam proses belajar (contoh: “Apa yang paling menantang hari ini? “).
Pelaksanaan modul ajar kelas 2 SD/MI fase A kurikulum merdeka sangat bergantung pada guru sebagai penggerak utama dalam aktivitas belajar. Berikut adalah penjelasan mengenai peran kunci guru dalam tahap persiapan, pelaksanaan, dan asesmen:
Guru perlu mempelajari semua bagian dari modul ajar SD secara detail, mulai dari identitas, capaian pembelajaran (CP), tujuan pembelajaran (TP), hingga bahan ajar dan alat evaluasi supaya mengerti kerangka dan tujuan dari setiap aktivitas belajar.
Dengan mempertimbangkan karakteristik kelas serta lingkungan sekolah, guru melakukan penyesuaian pada konten dan metode. Contohnya, menambahkan contoh lokal atau alat peraga yang sesuai dengan kondisi siswa.
Guru menyiapkan alat peraga, LKPD kelas 2 SD/MI, bahan manipulatif, serta media digital (seperti video dan aplikasi sederhana) sebelum kegiatan berlangsung. Persiapan media tersebut membantu menghindari pemborosan waktu dan menjaga kelancaran pembelajaran.
Guru membangun kondisi kelas yang aman dan menyenangkan dengan memberikan pujian, dorongan, dan umpan balik yang membangun. Ini akan meningkatkan rasa percaya diri dan partisipasi aktif siswa.
Selama kegiatan baik diskusi, eksperimen, atau proyek, guru berfungsi sebagai fasilitator, memberikan pertanyaan pemandu, membantu siswa yang mengalami kesulitan, serta mendorong kolaborasi di antara siswa.
Guru mengatur tingkat kesulitan tugas sesuai kemampuan masing-masing siswa atau kelompok. Bagi siswa yang cepat mengerti, guru memberikan tantangan tambahan, untuk yang memerlukan pengulangan, gur memberikan penjelasan yang lebih rinci atau contoh nyata.
guru mencatat perkembangan keterampilan serta sikap siswa melalui jurnal, catatan anekdot, atau portofolio. Pengamatan ini meliputi kemampuan kognitif (pemahaman materi), keterampilan sosial (kerjasama), dan karakter (tanggung jawab, empati).
Di akhir setiap kegiatan, guru menggunakan metode seperti tanya jawab, kuis singkat, atau presentasi untuk menilai pemahaman siswa. Hasil dari asesmen tersevut sangat berguna untuk merancang intervensi yang diperlukan.
guru mendorong siswa untuk melakukan refleksi singkat tentang apa yang telah dipelajari, tantangan yang dihadapi, dan rencana untuk perbaikan. Berdasarkan hasil refleksi dan data penilaian, guru akan merevisi modul ajar SD supaya lebih efektif pada pertemuan selanjutnya.
Silahkan download modul ajar kelas 2 SD/MI fase A kurikulum merdeka yang sesuai mata pelajaran:
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 2
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2
Modul Ajar Seni Budaya Kelas 2
Modul ajar kelas 2 SD/MI fase A kurikulum merdeka merupakan alat penting bagi guru dalam merancang pengalaman belajar yang efektif dan menarik. Melalui persiapan yang matang, fasilitasi yang aktif, dan penilaian yang berkala, guru bisa memastikan modul ajar kurikulum merdeka bukan hanya sekadar dokumen, melainkan acuan yang mengantarkan siswa untuk mencapai kompetensi dengan maksimal.