Perkembangan teknologi dan tuntutan industri kreatif memerlukan generasi muda memiliki kemampuan teknis, rekayasa, serta kreativitas yang tinggi. Kurikulum merdeka diciptakan untuk memberikan kebebasan kepada guru dalam menyusun materi pembelajaran yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan siswa di tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Dalam fase D kelas 7, pelajaran Prakarya Rekayasa berfokus pada proses desain, pembuatan, dan evaluasi produk sederhana dengan pendekatan ilmiah dan komprehensif.
Kurikulum merdeka berfokus pada kebebasan belajar, kerja sama, dan adaptabilitas. Peran guru adalah sebagai pendamping yang membantu siswa menjelajahi pengetahuan melalui proyek yang nyata (Project Based Learning). Penekanan pada kemampuan abad ke-21 seperti berpikir kritis, kolaborasi, dan kreativitas menjadi fondasi utama dalam kurikulum ini.
Fase D ditujukan untuk siswa kelas 7 di modul ajar SMP ini, dengan fokus pada kemampuan menciptakan dan merancang karya prakarya sederhana. Pembelajaran yang bersifat tematik dan kontekstual menggabungkan elemen teknologi, seni, dan rekayasa. Siswa didorong untuk berpikir secara analitis serta memanfaatkan sumber daya lokal yang ada.
Modul ajar Prakarya Rekayasa kelas 7 SMP/MTs fase D memegang peranan penting dalam kurikulum merdeka. Di fase ini, siswa dikenalkan pada prinsip dasar rekayasa seperti desain, fungsi, dan keberlanjutan, sekaligus melatih keterampilan teknis seperti merancang, memodelkan, dan menguji prototipe. Pembelajaran Prakarya Rekayasa kelas 7 juga mengajarkan siswa untuk berpikir sistematis, mengapresiasi proses iterasi (percobaan yang dilakukan berulang kali), serta mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal dengan menggunakan bahan daur ulang atau sumber yang ada di sekitar mereka.
Modul ajar Prakarya Rekayasa kelas 7 SMP/MTs fase D dalam kurikulum merdeka dirancang dengan metode sistematis, tapi tetap fleksibel untuk disesuaikan dengan kebutuhan tiap siswa. Berikut adalah komponen utama dan langkah-langkah yang perlu diperhatikan:
Capaian pembelajaran (CP) fase D kurikulum merdeka mencakup pemahaman tentang prinsip dasar rekayasa, seperti kestabilan, fungsi, dan estetika. Siswa diharapkan bisa menerapkan proses desain untuk memecahkan masalah sederhana. Selanjutnya, mereka juga perlu mengembangkan sikap kerjasama dan tanggung jawab ketika bekerja dalam kelompok. Sebagai contoh, tujuan pembelajaran dalam modul ajar kurikulum merdeka ini yang harus dicapai adalah siswa mampu mendesain dan membuat prototipe jembatan mini dari bahan daur ulang yang dapat menahan beban 500 gram.
Materi pokok dalam modul ajar Prakarya Rekayasa kelas 7 SMP/MTs fase D kurikulum merdeka sebagai berikut:
Modul ajar kelas 7 dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang terstruktur, dimulai dari identifikasi permasalahan hingga validasi hasil karya.
Modul ajar kurikulum merdeka ini mengikuti lima tahap utama:
Supaya pembelajaran menarik dan bernilai dalam modul ajar Prakarya Rekayasa kelas 7 SMP/MTs fase D bisa tercapai, guru perlu menerapkan metode pengajaran yang kreatif selaras dengan prinsip kurikulum merdeka. Berikut adalah beberapa pendekatan yang bisa diterapkan:
Guru membantu siswa melalui pertanyaan terbuka seperti “bagaimana cara meningkatkan kestabilan struktur jembatan yang kamu buat? ”. “Apa saja kelebihan dan kekurangan dari bahan yang kamu gunakan? ”
Memberikan tugas dengan berbagai tingkat kesulitan (contohnya: siswa yang cepat menyelesaikan tugas bisa menambahkan aspek estetika atau fungsi tambahan).
Menyediakan pedoman bertahap seperti daftar tugas, video tutorial singkat, atau contoh prototipe rumah sederhana untuk siswa yang masih merasa kurang percaya diri.
Siswa saling memberikan umpan balik menggunakan rubrik sederhana, misalnya “apakah desain kelompok lain mudah dipahami? Apa saja saran perbaikan yang dapat diberikan?”
Modul ajar Prakarya Rekayasa kelas 7 SMP/MTs fase D dalam kurikulum merdeka dirancang guna memberikan siswa kemampuan berpikir kreatif, analitis, dan teknis melalui pendekatan berbasis proyek. Dengan struktur modul ajar kelas 7 yang menyeluruh dari identitas hingga evaluasi, guru mampu menyampaikan materi dengan cara yang sistematis. Penerapan strategi inovatif dan pemanfaatan sumber daya lokal akan memastikan kegiatan belajar yang relevan dan berdampak positif.