BerandaKelas 7Modul Ajar Prakarya Kerajinan Kelas 7 Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Prakarya Kerajinan Kelas 7 Kurikulum Merdeka
6 menit membaca
Share this:
Modul ajar merupakan fondasi yang sangat penting dalam pembelajaran Prakarya Kerajinan kelas 7 fase D kurikulum merdeka. Melalui modul ajar kurikulum merdeka ini, guru mampu merancang alur kegiatan yang menyatukan teori dan praktik kreatif. Dengan modul ajar kelas 7 yang dirancang dengan baik, aktivitas belajar mengajar akan lebih dari sekadar transfer pengetahuan, menjadi pengalaman yang kontekstual dan bisa mengaktifkan siswa di tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama).
Pengertian Modul Ajar Prakarya Kerajinan Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Definisi Modul Ajar
Modul ajar bisa didefinisikan sebagai rencana pembelajaran yang disusun secara sistematis. Modul ajar kurikulum merdeka ini mencakup tujuan pembelajaran, langkah-langkah aktivitas pembelajaran, serta instrumen asesmen. Dengan modul ajar SMP, pembelajaran bisa berlangsung dengan lebih fleksibel dan berorientasi pada siswa (student centered).
Ciri-ciri Modul Ajar SMP yang Efektif
Kemandirian Belajar: Siswa mampu mengakses dan memahami materi secara mandiri.
Struktur Jelas: Terdiri dari identitas, tujuan, aktivitas pembelajaran, dan asesmen yang terorganisir.
Konektivitas Kontekstual: Materi disesuaikan dengan kebutuhan dan konteks siswa.
Variasi Metode: Menggunakan kombinasi ceramah singkat, diskusi, dan praktik langsung.
Evaluasi Autentik: Asesmenberbasis proyek atau produk kerajinan yang nyata.
Tujuan Pembelajaran Fase D dalam Kurikulum Merdeka
Capaian Pembelajaran (CP) dan Tujuan Pembelajaran (TP)
Pada fase D, siswa di kelas 7 SMP/MTs diharapkan mencapai CP penguasaan konsep kerajinan dan CP kemampuan untuk memproduksi karya kerajinan. Tujuan pembelajaran meliputi pemilihan teknik, pemanfaatan bahan, dan presentasi hasil karya.
Siswa bisa menjelaskan tahapan pembuatan kerajinan sederhana.
Siswa mampu menghasilkan produk kerajinan fungsional dari bahan ramah lingkungan.
Siswa aktif terlibat dalam diskusi serta refleksi proses pembuatan kerajinan.
Relevansi Prakarya Kerajinan dalam Kurikulum Merdeka
Modul ajar Prakarya Kerajinan kelas 7 SMP/MTs fase D menjadi salah satu pilar penting dalam implementasi kurikulum merdeka, karena:
Penguatan Kreativitas dan Inovasi
Siswa didorong untuk merancang, memproduksi, dan mengevaluasi karya kerajinan, sehingga melatih kemampuan berpikir kreatif dan memecahkan masalah.
Contoh: Proyek membuat kerajinan dari bahan daur ulang mengajarkan siswa untuk melihat nilai baru dari limbah.
Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL)
Mata pelajaran Prakarya Kerajinan secara alami mengadopsi pendekatan PBL, di mana siswa belajar melalui tahapan nyata: riset bahan, perancangan desain, produksi, hingga pemasaran hasil karya.
Contoh: Proyek membuat tas anyaman dari eceng gondok tidak hanya melatih keterampilan teknis, tetapi juga mengajarkan analisis pasar sederhana.
Integrasi Literasi Teknologi dan Kewirausahaan
Siswa dikenalkan dengan teknologi sederhana (misalnya alat pengering bahan alam) dan digital (seperti desain grafis menggunakan aplikasi) untuk memperkaya proses produksi.
Pembelajaran kewirausahaan diintegrasikan melalui simulasi penentuan harga jual, branding, atau presentasi karya di lingkungan sekolah.
Penguatan Kearifan Lokal
Modul ajar kelas 7 SMP/MTs dirancang untuk memanfaatkan bahan alam atau budaya setempat (contohnya anyaman bambu di daerah pedesaan atau kerajinan batik di wilayah pesisir).
Hal ini memperkuat rasa bangga terhadap budaya lokal sekaligus mendorong pelestarian warisan tradisional.
Penanaman Nilai Profil Pelajar Pancasila
Gotong Royong: Kolaborasi dalam menyelesaikan proyek kerajinan.
Berakhlak Mulia: Menghargai karya orang lain dan menggunakan sumber daya secara bertanggung jawab.
Kreatif: Eksperimen dengan desain dan bahan baru.
Struktur Modul Ajar Prakarya Kerajinan Kelas 7 Fase D
Modul Ajar Prakarya Kerajinan kelas 7 SMP/MTs fase D dalam kurikulum merdeka memerlukan perencanaan yang matang, pemilihan metode yang sesuai dengan konteks, serta penilaian yang autentik dan bermakna. Melalui modul ajar kelas 7 ini, siswa tidak hanya akan menguasai keterampilan teknis seperti menganyam, mengukir, dan mendaur ulang, tetapi juga belajar untuk menghargai kearifan lokal, berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah, dan mengembangkan jiwa kewirausahaan.