Modul Ajar Prakarya Kerajinan Kelas 8 Kurikulum Merdeka

Modul ajar Prakarya Kerajinan kelas 8 fase D dalam kurikulum merdeka disusun untuk meningkatkan kreativitas, kemandirian, serta kemampuan eksplorasi siswa melalui berbagai metode kerajinan. Dengan modul ajar kurikulum merdeka ini, para guru mampu mengatur pembelajaran dengan baik, menggabungkan teori dan praktik, serta mendukung pengembangan karakter siswa di jenjang SMP (Sekolah Menengah Pertama).

Modul Ajar Prakarya Kerajinan Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka

Latar Belakang Kurikulum Merdeka dan Prakarya Kerajinan

Kurikulum merdeka yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan Indonesia menekankan pada pendekatan pembelajaran yang lebih fleksibel, relevan, dan berfokus pada siswa. Salah satu bidang studi yang mendapat perhatian khusus adalah Prakarya Kerajinan, karena memberikan pengalaman belajar secara langsung melalui pembuatan kerajinan. Dengan penekanan pada pembelajaran praktis, modul Prakarya Kerajinan kelas 8 SMP/MTs fase D dalam kurikulum merdeka berkontribusi untuk memperkuat keterampilan abad ke-21, seperti kreativitas, kolaborasi, dan pemikiran kritis. Di samping itu, pendekatan tersebut juga mengembangkan karakter bangsa seperti kemandirian, kerja sama, dan rasa peduli terhadap lingkungan.

Tujuan Pembelajaran Prakarya Kerajinan Kelas 8 Fase D

Modul ajar Prakarya Kerajinan kelas 8 SMP/MTs fase D dalam kurikulum merdeka bertujuan untuk:

  • Memfasilitasi Kreativitas: Mendorong siswa untuk menciptakan inovasi dalam produk kerajinan.
  • Meningkatkan Keterampilan Teknik: Mengajarkan siswa tentang teknik pembuatan kerajinan dari dasar hingga lanjutan.
  • Pengembangan Karakter: Menumbuhkan sikap kolaboratif, tanggung jawab, dan kemandirian.
  • Kesadaran Lingkungan: Mengedukasi tentang penggunaan bahan ramah lingkungan dan teknik daur ulang.
  • Literasi Digital dan Wirausaha: Memanfaatkan teknologi sederhana untuk merekam dan mempromosikan produk kerajinan.

Dengan mencapai tujuan tersebut, modul ajar Prakarya Kerajinan kelas 8 SMP/MTs fase D diharapkan dapat menciptakan pengalaman belajar yang berarti dan kontekstual bagi siswa.

Struktur Umum Modul Ajar Prakarya Kerajinan Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka

Umumnya, struktur modul ajar Prakarya Kerajinan kelas 8 SMP/MTs fase D dalam kurikulum merdeka mencakup beberapa elemen penting, seperti:

Capaian Pembelajaran (CP)

CP fase D Prakarya Kerajinan kelas 8 SMP/MTs mencakup pengembangan keterampilan dalam menciptakan kerajinan dengan memanfaatkan bahan lokal serta teknik yang sesuai. Selain itu, perlu juga ditanamkan sikap kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab dalam berkarya. CP tersebut melibatkan perancangan dan produksi kerajinan yang estetis dan fungsional. Ini juga mencakup analisis potensi bahan limbah atau sumber daya alam sebagai bahan baku kerajinan, serta penyusunan rencana pemasaran yang sederhana untuk produk tersebut.

Materi Pembelajaran Prakarya Kerajinan Kelas 8

Materi pokok dalam modul ajar Prakarya Kerajinan kelas 8 SMP/MTs fase D kurikulum merdeka mencakup:

1. Mengenal Ruang Lingkup Produk Kerajinan Limbah Organik

  • Kerajinan Pelepah Pisang, Bojonegoro, Jawa Timur
  • Kerajinan dari Bahan di Sekitar, Art For Children, Yogyakarta
  • Tradisi Mengukir di atas Kulit Kayu, Khombouw, Papua
  • Pewarna Alam, Sulawesi

2. Membuat Produk Kerajinan dari Limbah Organik

  • Tempat Botol Anyaman Pandan, Kebumen
  • Patung Kayu Loro Blonyo, Bantul
  • Payung Lukis, Desa Gumanantar, Klaten
  • Piring Lidi, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah

3. Mengapreasiasi Produk Kerajinan Limbah Organik

  • Kerajinan Tangan Rajahpolah, Tasikmalaya
  • Inacraft Berbagai Daerah di Indonesia
  • Kerajinan Manik-Manik, Desa Tutul, Kab. Jember
  • Kerajinan Batok, Kota Blitar

4. Mengenal Ruang Lingkup Produk Kerajinan Limbah Anorganik

  • Olah Limbah Plastik, Gianyar, Bali

5. Membuat Produk Kerajinan dari Limbah Anorganik

  • Olahan Barang Bekas, Yogyakarta
  • Pengolahan Ban Bekas Menjadi Kursi, Bantul
  • Dompet Mini dari Limbah Kain Perca Batik, Bantul
  • Hiasan Meja dari Baut dan Mur Bekas, Bali, Bandung

6. Mengapreasiasi Produk Kerajinan Limbah Anorganik

  • Pameran Kerajinan Limbah Anorganik, Desa Serang, Kab.Purbalingga
  • Kerajinan Limbah Kaleng, Depok, Jawa Barat

Alur Pembelajaran

Alur pembelajaran modul ajar kurikulum merdeka dibangun dalam tiga tahap utama, yaitu eksplorasi, kreasi, dan refleksi serta evaluasi. Pada tahap eksplorasi, siswa diperkenalkan pada konsep seperti pentingnya daur ulang melalui video yang menginspirasi serta observasi bahan dan teknik kerajinan di sekitarnya. Pada tahap kreasi, siswa merancang produk melalui sketsa desain, memilih bahan, dan membuat prototipe di bawah bimbingan guru. Sedangkan tahap terakhir, refleksi dan evaluasi, melibatkan presentasi karya, diskusi tentang kelebihan dan kekurangan, serta umpan balik antar siswa dan perbaikan produk.

Integrasi dengan Mata Pelajaran Lain

  1. Seni Budaya: Menyangkut estetika desain dan teknik pewarnaan.
  2. IPS: Membedah potensi pasar lokal dan global untuk produk kerajinan.
  3. IPA: Memahami sifat bahan (misalnya: plastik vs bahan alami) dan konsekuensi terhadap lingkungan.
  4. Matematika: Melakukan analisis biaya produksi, laba, dan pengukuran bahan.

Sumber Belajar dan Media

  • Bahan: Memanfaatkan limbah rumah tangga, material alami, dan alat kerajinan seperti gunting, lem, serta kuas.
  • Teknologi: Menggunakan video tutorial, aplikasi desain seperti Canva atau SketchUp, dan platform presentasi seperti PowerPoint atau Google Slides.
  • Referensi: Buku panduan kerajinan daerah, artikel tentang kearifan lokal, serta studi kasus tentang produk kreatif yang sukses.

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

LKPD dalam modul ajar SMP rerdapat panduan langkah demi langkah untuk proyek kerajinan. Contohnya:

  1. LKPD 1: “Identifikasi Bahan Daur Ulang di Lingkungan Sekitar”.
  2. LKPD 2: “Rancang Desain Produk dengan Sketsa Digital”.

Pendekatan Pembelajaran dalam Modul Ajar Kelas 8

Modul ajar Prakarya Kerajinan kelas 8 SMP/MTs fase D kurikulum merdeka mengadopsi sebuah metode pembelajaran yang bertujuan untuk memaksimalkan kemampuan siswa dengan pendekatan yang fokus pada mereka, relevan dengan konteks, dan bersifat kolaboratif. Di bawah ini adalah beberapa strategi yang diterapkan:

Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning/PBL)

Metode Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL) melibatkan siswa dalam menyelesaikan proyek dari awal sampai akhir, dengan penekanan pada pengembangan keterampilan teknis, kreativitas, dan kemampuan analisis. Beberapa contoh proyek meliputi pembuatan tas dari limbah tekstil serta desain produk kerajinan dari bambu yang ramah lingkungan. Tahapan PBL dimulai dengan mengidentifikasi sebuah tantangan, contohnya cara menekan limbah plastik lewat kerajinan. Selanjutnya, siswa merancang solusi melalui sesi brainstorming dan pemilihan bahan. Proses berlanjut dengan pembuatan produk menggunakan teknik yang telah diajarkan, diakhiri dengan evaluasi dan pemasaran, termasuk analisis keunggulan produk serta simulasi penjualan.

Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL)

Pendekatan Kontekstual (CTL) menghubungkan pembelajaran dengan situasi lingkungan sekitarnya. Ini meliputi pemanfaatan bahan-bahan lokal, seperti menggunakan eceng gondok untuk anyaman dan limbah rumah. Contoh lainnya adalah menganalisis studi kasus pengrajin lokal yang sukses, yang dapat menjadi sumber motivasi.

Kegiatan di luar kelas juga memiliki peranan penting, seperti melakukan kunjungan ke pusat kerajinan setempat atau wawancara dengan pelaku UMKM. Selain itu, observasi lingkungan membantu siswa dalam menemukan bahan baku yang potensial untuk digunakan.

Evaluasi dan Penilaian Hasil Belajar Siswa

Penilaian pada modul ajar Prakarya Kerajinan kelas 8 SMP/MTs fase D kurikulum merdeka dilakukan dengan cara:

  • Unjuk Kerja: Mengamati proses dan hasil dari kerajinan.
  • Portofolio: Mengumpulkan dokumentasi, foto, dan refleksi dari siswa.
  • Tes Tertulis Singkat: Menguji pemahaman teori dasar.
  • Presentasi Produk: Siswa mempersembahkan konsep dan teknik mereka.
  • Penilaian Teman: Siswa saling memberikan penilaian terhadap produk rekan mereka.
  • Rubrik penilaian sebaiknya mencakup unsur kreativitas, teknik, kebersihan dalam bekerja, dan dokumentasi.

Integrasi Karakter dan Literasi dalam Prakarya Kerajinan Kelas 8

Integrasi nilai karakter dalam modul ajar kurikulum merdeka termasuk prinsip-prinsip Pancasila, seperti kerjasama, kemandirian, dan kepedulian terhadap lingkungan. Sedangkan literasi digital bisa diterapkan melalui:

  1. Penulisan Blog Siswa: Merekam proses kerajinan.
  2. Pembuatan Video Tutorial: Siswa merekam langkah demi langkah pembuatan.
  3. Presentasi Digital: Memanfaatkan slide yang interaktif.

DOWNLOAD

Kesimpulan

Modul ajar Prakarya Kerajinan kelas 8 SMP/MTs fase D kurikulum merdeka menyediakan kerangka pembelajaran yang menyeluruh, menggabungkan teori dengan praktik, sembari menanamkan nilai karakter dan literasi untuk abad ke-21. Melalui pendekatan berbasis proyek, pengintegrasian teknologi, dan penekanan pada kearifan lokal, modul ajar SMP ini berhasil menjembatani teori dan praktik, serta mampu mencakup beragam potensi siswa. Disarankan untuk terus berinovasi, berkolaborasi dengan mitra lokal, dan melakukan evaluasi berkelanjutan supaya modul ajar kelas 8 tetap relevan dan efektif.

You might also like
KKTP Informatika Kelas 8 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka

KKTP Informatika Kelas 8 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka

Promes IPA Kelas 8 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka

Promes IPA Kelas 8 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka

Modul Ajar Prakarya Budidaya Kelas 12 Kurikulum Merdeka

Modul Ajar Prakarya Budidaya Kelas 12 Kurikulum Merdeka

Modul Ajar Prakarya Pengolahan Kelas 10 Kurikulum Merdeka

Modul Ajar Prakarya Pengolahan Kelas 10 Kurikulum Merdeka

Modul Ajar Prakarya Rekayasa Kelas 7 Kurikulum Merdeka

Modul Ajar Prakarya Rekayasa Kelas 7 Kurikulum Merdeka

Modul Ajar Prakarya Kerajinan Kelas 12 Kurikulum Merdeka

Modul Ajar Prakarya Kerajinan Kelas 12 Kurikulum Merdeka