Dalam penerapan kurikulum merdeka pada jenjang SMA (Sekolah Menengah Atas), modul ajar Prakarya Kerajinan kelas 12 berfungsi sebagai panduan pembelajaran yang memberi ruang bagi guru dan siswa untuk berinovasi. Pada kelas 12 fase F, siswa diarahkan untuk menciptakan karya kerajinan yang rumit, yang didasarkan pada desain, teknik pengelolaan bahan, serta aspek bisnis.
Kurikulum merdeka dibuat dengan prinsip pembelajaran yang fokus pada siswa, mengutamakan kemandirian, kreativitas, dan relevansi konteks. Penerapannya dalam Prakarya Kerajinan kelas 12 SMA/MA bertujuan untuk meningkatkan pemahaman kerajinan, kerjasama, dan semangat kewirausahaan siswa. Modul ajar SMA berfungsi sebagai alat untuk menegaskan inti dari kurikulum merdeka: materi yang disajikan secara fleksibel, metode pembelajaran yang melibatkan partisipasi, serta asesmen yang berbasis pada proses dan hasil.
Modul ajar kurikulum merdeka ini dirancang untuk mencapai berbagai tujuan penting:
Modul ajar Prakarya Kerajinan kelas 12 SMA/MA fase F kurikulum merdeka ini selaras dengan dimensi Profil Pelajar Pancasila, terutama:
Setiap modul ajar kelas 12 SMA/MA disusun dengan rapi supaya memudahkan guru dalam pelaksanaannya:
Materi pokok dalam modul ajar Prakarya Kerajinan kelas 12 SMA/MA fase F kurikulum merdeka sebagai berikut:
Penyusunan modul ajar kurikulum merdeka tidak hanya tentang penulisan materi, tetapi juga memerlukan analisis yang mendalam:
Memetakan latar belakang, keterampilan awal, minat, serta kendala sarana laboratorium atau ruang prakarya.
Merujuk pada dokumen referensi kurikulum merdeka, merumuskan indikator yang terukur, spesifik, dan berfokus pada hasil akhir.
Membuat proyek berbasis tantangan: Contohnya, menciptakan souvenir dari bahan limbah daur ulang untuk acara sekolah.
Menyiapkan video tutorial, lembar kerja terstruktur, infografis teknik dasar, serta tautan ke sumber online.
Pelaksanaan modul ajar Prakarya Kerajinan kelas 12 SMA/MA fase F kurikulum merdeka mengutamakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan strategi yang mendorong kemandirian, kerjasama, dan refleksi kritis. Asesmen dirancang supaya autentik untuk mengevaluasi pencapaian pembelajaran secara menyeluruh, baik dari sisi teknis, kreativitas, maupun kewirausahaan.
Siswa mengenali masalah di lingkungan sekitar (contohnya, limbah plastik), merancang solusi kerajinan, kemudian bekerja sama untuk memproduksi karya tersebut.
Asesmen dalam modul ajar kelas 12 SMA/MA ini berlandaskan prinsip asesmen untuk pembelajaran, di mana fokus tidak hanya pada hasil akhir tetapi juga pada prosesnya.
Lebih menekankan pada produk nyata dan perjalanan pembelajaran, bukan hanya tes tertulis.
Setelah presentasi produk, guru mengadakan sesi tanya jawab dan refleksi kelompok untuk perbaikan pada siklus berikutnya.
Penerapan modul ajar Prakarya Kerajinan kelas 12 SMA/MA fase F kurikulum merdeka menghadapi berbagai tantangan, khususnya yang terkait dengan kompleksitas proyek, ketersediaan sumber daya, dan variasi kemampuan siswa. Namun, dengan pendekatan yang tepat, hambatan-hambatan tersebut dapat teratasi untuk memastikan aktivitas belajar tetap efektif dan bermakna.
Solusi: Memanfaatkan bahan alternatif, berkolaborasi dengan komunitas lokal, dan menerima donasi bahan.
Solusi: Menyesuaikan tugas, mengimplementasikan belajar sesama siswa, dan memberikan pendampingan intensif.
Solusi: Melaksanakan pelatihan bagi guru, menyediakan tutorial online, dan mengatur jadwal penggunaan ruangan prakarya secara terkoordinasi.
Modul ajar Prakarya Kerajinan kelas 12 SMA/MA fase F dalam kurikulum merdeka harus memiliki sifat dinamis, relevan, dan kolaboratif. Melalui perencanaan yang baik, aktivitas kreatif, serta asesmen yang autentik, kita bisa meningkatkan kompetensi siswa dalam aspek teknis, estetika, dan kewirausahaan. Di masa mendatang, modul ajar SMA ini perlu dievaluasi secara berkala dan disesuaikan dengan perkembangan tren dalam kerajinan serta teknologi digital.