BerandaATPATP Bahasa Indonesia Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
ATP Bahasa Indonesia Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
6 menit membaca
Share this:
Di tengah cepatnya perubahan dalam dunia pendidikan di Indonesia, kurikulum merdeka muncul sebagai inovasi untuk mendukung pembelajaran yang lebih adaptable dan relevan. Salah satu elemen pentingnya adalah Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) sebuah rencana strategis yang mengubah tujuan yang tidak konkret menjadi panduan praktis di kelas.
Definisi Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
Definisi Umum Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) merupakan suatu kerangka yang sistematis yang menggambarkan urutan tujuan pembelajaran secara rasional, dari tujuan umum hingga tujuan spesifik yang akan dicapai di setiap pertemuan. ATP kurikulum merdeka berfungsi sebagai dasar dalam merancang aktivitas belajar yang terarah, sistematis, dan terukur. ATP kelas 5 menjamin bahwa setiap tahap kegiatan belajar memiliki tujuan yang jelas, sehingga para guru dan siswa memiliki pemahaman bersama tentang sasaran yang ingin dicapai.
Peran ATP Kelas 5 dalam Pembelajaran
ATP kelas 5 mempunyai fungsi penting dalam kegiatan belajar, antara lain:
Panduan untuk Guru: Menjadi pedoman dalam menyusun modul ajar kurikulum merdeka yang menekankan pada tujuan yang jelas.
Panduan bagi Siswa: Memberikan perspektif kepada siswa mengenai pencapaian kompetensi yang diinginkan, sehingga mereka bisa lebih siap.
Dasar untuk Evaluasi: Digunakan sebagai pedoman dalam membuat instrumen asesmen, baik formatif maupun sumatif, agar hasil evaluasi sesuai dengan sasaran yang telah ditentukan.
Sinkronisasi Kurikulum: Mengaitkan visi kurikulum merdeka dengan praktik di lapangan, sehingga pencapaian pembelajaran dapat diukur dan dievaluasi secara konsisten.
Fokus Utama pada Literasi Bahasa
Fokus utama dalam literasi bahasa di fase C adalah:
Meningkatkan Keterampilan Membaca: Siswa diharapkan bisa memahami isi teks, termasuk cerita fiksi, puisi, dan informasi sederhana.
Meningkatkan Keterampilan Menulis: Siswa diarahkan untuk menciptakan teks naratif dan deskriptif yang terstruktur dan menarik.
Meningkatkan Keterampilan Mendengarkan dan Berbicara: Siswa dilatih untuk mendengarkan cerita atau penjelasan dari guru, kemudian merespons atau merangkum dengan bahasa yang benar.
Struktur dan Komponen ATP Bahasa Indonesia Kelas 5 Fase C
Capaian Pembelajaran (CP) Fase C
CP fase C kelas 5 SD/MI mencakup membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan:
Dalam membaca, siswa perlu menganalisis teks informasi atau sastra yang terdiri dari 500-800 kata dan mengidentifikasi ide utama, fakta, opini, dan bias penulis.
Dalam menulis, mereka diharuskan untuk menyusun teks yang terstruktur, baik itu eksplanasi, argumentasi, atau narasi dengan panjang 300-400 kata dan memiliki kohesi yang baik.
Dalam berbicara, siswa harus mampu mempresentasikan ide secara sistematis, termasuk menjelaskan sebab-akibat atau solusi masalah, disertai dengan dukungan data visual.
Dalam mendengarkan, mereka diharapkan dapat mengevaluasi informasi lisan dari dialog atau wawancara tentang isu sosial dan budaya.
Materi Pembelajaran Utama
Materi pembelajaran yang terdapat dalam ATP Bahasa Indonesia kelas 5 SD/MI fase C kurikulum merdeka meliputi:
Teks Narasi: Cerita pendek, dongeng, dan legenda.
Teks Puisi: Puisi untuk anak, sajak, dan pantun.
Teks Deskripsi: Menggambarkan benda, tempat, atau objek lain dengan singkat.
Mendengarkan Cerita: Cerita rakyat, dongeng daerah, dan audio cerita.
Berbicara: Bercerita, diskusi kelompok, dan presentasi hasil bacaan.
Metode dan Pendekatan yang Direkomendasikan
ATP kurikulum merdeka kelas 5 SD/MI fase C mendorong penggunaan metode pembelajaran yang aktif dan kontekstual, antara lain:
Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning): Model jigsaw, diskusi kelompok, dan think-pair-share untuk meningkatkan keterlibatan siswa.
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning): Contohnya membuat antologi puisi kelas atau menampilkan cerita pendek.
Pembelajaran Tematik Terpadu: Menghubungkan materi Bahasa Indonesia kelas 5 SD/MI dengan konteks sosial dan budaya, seperti menceritakan cerita rakyat lokal.
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning): Mengadaptasi materi dengan pengalaman sehari-hari siswa, contohnya menulis cerita tentang pengalaman mereka di lingkungan sekitar.
Proses Penyusunan ATP Kurikulum Merdeka
Analisis Capaian Pembelajaran (CP)
Tahap awal dalam menyusun ATP Bahasa Indonesia kelas 5 SD/MI fase C kurikulum merdeka adalah memperdalam analisis terhadap capaian pembelajaran (CP) yang sesuai fase. Guru perlu mengeksplorasi dokumen kurikulum merdeka, terutama bagian yang membahas CP dan TP. Ini mencakup:
Mengidentifikasi CP yang sesuai fase C.
Memahami alur pencapaian kompetensi dengan baik.
Mengatur kombinasi materi yang seimbang antara kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara.
Penyusunan Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan analisis, guru merumuskan tujuan pembelajaran yang jelas untuk setiap pertemuan. Tujuan ini harus memenuhi kriteria SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound). Contoh:
“Siswa mampu mengidentifikasi struktur teks narasi setelah membaca teks cerita rakyat minimal tiga paragraf.”
“Siswa dapat menciptakan puisi sederhana dengan memanfaatkan minimal tiga majas dalam satu bait.”
Penyusunan Asesmen dan Evaluasi
Asesmen Format: Kuis singkat mengenai struktur teks, tugas menulis paragraf deskripsi.
Asesmen Sumatif: Tes tertulis untuk menulis narasi lengkap, membaca puisi dan menjawab pertanyaan esai.
Asesmen Otentik: Proyek pembuatan antologi puisi kelas atau pertunjukan cerita.
Asesmen Diri dan Asesmen Teman (Peer Assessment): Siswa saling memberikan masukan pada karya tulis rekan.
Implementasi ATP Kelas 5 Fase C
Persiapan Guru dan Siswa
ATP: Menyusun ringkasan dari ATP Bahasa Indonesia kelas 5 SD/MI fase C serta jadwal pertemuan.
Bahan Ajar: Buku teks, lembar kerja, bahan audio/visual, dan sumber belajar digital (jika memungkinkan).
Media Pembelajaran: Proyektor, papan tulis, kertas karton, dan alat tulis.
Rombongan Belajar: Mengetahui karakteristik setiap siswa, termasuk gaya belajar dan kebutuhan khusus.
Sedangkan siswa perlu:
Membawa Buku dan Alat Tulis: Memastikan kesiapan untuk mencatat dan membaca.
Menyiapkan Riset atau Tugas Pendahuluan: Misalnya membaca contoh cerita rakyat atau mencari referensi puisi.
Membentuk Kelompok Kerja: Jika pembelajaran membutuhkan diskusi kelompok.
Strategi Pembelajaran yang Efektif
Pendekatan Saintifik: Melalui tahapan mengamati, bertanya, mencoba, menganalisis, dan mengomunikasikan saat membaca dan menulis.
Diskusi Terstruktur: Memberikan pertanyaan pengarah agar diskusi tetap fokus, seperti “Apa makna moral dalam cerita ini? ” atau “Bagaimana puisi ini menggambarkan alam sekitar? ”.
Pembelajaran Kooperatif: Model jigsaw saat membaca teks, sehingga siswa bertanggung jawab atas bagian tertentu dan kemudian berbagi dengan teman lainnya.
Pembelajaran Berbasis Teknologi: Jika memungkinkan, guru bisa memanfaatkan platform pembelajaran daring untuk kuis interaktif atau forum diskusi.
Penggunaan Media dan Sumber Belajar
Media Audio: Rekaman cerita dongeng atau puisi yang dibacakan oleh narator profesional.
Media Visual: Gambar ilustrasi dari cerita rakyat atau puisi yang dilengkapi gambar.
Media Digital: Aplikasi sederhana untuk kolaborasi menulis teks.
Media Konvensional: Buku bacaan, kertas karton untuk membuat poster rangkuman cerita.
Manajemen Waktu dan Kegiatan Pembelajaran
Pembukaan (5–10 menit): Apersepsi mengenai topik, contohnya dengan menanyakan pengalaman siswa terkait cerita rakyat.
Inti (25–30 menit): Kegiatan utama seperti membaca teks, diskusi kelompok, atau menulis.
Penutup (5–10 menit): Refleksi dan umpan balik singkat tentang pembelajaran hari itu.
Tugas Mandiri: Memberikan tugas pada siswa untuk membuat puisi atau merangkum cerita yang dikerjakan di rumah.
Download ATP Bahasa Indonesia kelas 5 SD/MI fase C kurikulum merdeka selengkapnya disini
ATP Bahasa Indonesia kelas 5 SD/MI fase C dalam kurikulum merdeka memiliki peranan penting dalam menjamin pembelajaran yang terencana, relevan, dan terukur. Pelaksanaan ATP kurikulum merdeka membutuhkan persiapan yang matang, mulai dari analisis CP hingga pembuatan rubrik penilaian. Dengan demikian, ATP kelas 5 tidak hanya berfungsi sebagai dokumen perencanaan, tetapi juga sebagai penggerak untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia di tingkat sekolah dasar (SD).