Modul Ajar Prakarya Pengolahan Kelas 7 Kurikulum Merdeka

Kurikulum merdeka memberikan guru kesempatan untuk merancang pengalaman belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi siswa. Dalam konteks Prakarya Pengolahan kelas 7 fase D di tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama), penting untuk menyusun modul ajar kurikulum merdeka yang terencana dengan baik supaya mampu meningkatkan kemampuan siswa di bidang kreatif dan pengolahan bahan.

Modul Ajar Prakarya Pengolahan Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka dan Hubungannya dengan Prakarya Pengolahan

Prakarya Pengolahan adalah mata pelajaran yang fokus pada pengembangan keterampilan kreativitas, literasi teknologi, dan kewirausahaan melalui kegiatan mengolah bahan menjadi produk bernilai. Di dalam kurikulum merdeka, mata pelajaran Prakarya Pengolahan kelas 7 SMP/MTs tidak hanya menitikberatkan pada aspek teknis, tetapi juga berfungsi sebagai tempat untuk menanamkan nilai-nilai pembelajaran mandiri, kontekstualitas, dan keberlanjutan.

Prinsip Utama Kurikulum Merdeka

Kurikulum merdeka disusun untuk memberikan kebebasan untuk guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran mereka. Prinsip utama yang diterapkan meliputi:

  • Pembelajaran Diferensiasi: Menyesuaikan materi dengan kebutuhan, minat, serta kecepatan belajar siswa. Contohnya siswa bisa memilih jenis produk olahan (pangan atau non-pangan) berdasarkan bahan yang ada di sekitar mereka.
  • Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5): Menggabungkan nilai-nilai Pancasila dalam proyek kerjasama. Contohnya proyek mendaur ulang limbah plastik menjadi kerajinan tangan untuk menumbuhkan kesadaran lingkungan (sesuai dengan profil Pelajar Pancasila: Beriman, Bertakwa, dan Berakhlak Mulia).
  • Fleksibilitas bagi Guru: Guru diberi keleluasaan untuk menyesuaikan metodologi pengajaran sesuai dengan konteks lokal. Contohnya menggunakan bahan lokal seperti singkong atau bambu sebagai bahan dasar dalam prakarya.

Posisi Prakarya Pengolahan pada Fase D

Fase D kelas 7 SMP/MTs adalah titik di mana siswa mulai belajar konsep pengolahan yang lebih rumit. Berikut ini adalah kompetensi yang akan dikembangkan:

  1. Kreativitas dan Inovasi: Merancang produk menggunakan bahan sederhana yang memiliki nilai ekonomi.
  2. Literasi Teknologi: Memahami prinsip pengawetan, pengemasan, dan alat yang digunakan untuk pengolahan.
  3. Kewirausahaan: Menghitung biaya produksi, menentukan harga jual, serta merancang strategi pemasaran sederhana.
  4. Keberlanjutan: Mengolah bahan yang ramah lingkungan atau menggunakan limbah untuk meminimalisir dampak ekologis.

Contoh Kegiatan: Siswa akan membuat keripik buah dengan teknik pengawetan alami (contohnya: pengeringan dengan sinar matahari) sembari menganalisis daya tahan produk serta menarik tidaknya kemasan yang digunakan.

Struktur Modul Ajar Prakarya Pengolahan Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka

Modul ajar Prakarya Pengolahan kelas 7 SMP/MTs fase D disusun untuk membantu guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan cara yang terstruktur, kreatif, dan kontekstual. Struktur ini sejalan dengan prinsip kurikulum merdeka yang ringan namun tetap terukur.

Capaian Pembelajaran (CP)

Sasaran akhir yang ingin dicapai siswa, misalnya “siswa diharapkan mampu mengolah bahan pangan atau non-pangan lokal menjadi produk yang berharga dengan memperhatikan aspek keberlanjutan. ”

Tujuan Pembelajaran (TP)

Indikator yang dapat diukur dengan jelas, antara lain:

  • Mengidentifikasi jenis bahan lokal yang bisa diolah.
  • Menerapkan teknik pengawetan yang sederhana.
  • Merancang kemasan produk yang menarik dan fungsional.

Materi Pembelajaran Prakarya Pengolahan Kelas 7

Materi pokok dalam modul ajar Prakarya Pengolahan kelas 7 SMP/MTs fase D kurikulum merdeka meliputi:

1. Aneka Produk Pangan Buah

  • Mengenal produk pangan buah
  • Rancangan produk dan kemasan
  • Mari membuat produk olahan pangan buah dan kemasannya
  • Produk olahan pangan buah: berbagi pengalaman!
  • Refleksi/evaluasi produk dan kinerja

2. Bahan Nonpangan Buah: Suburnya Tanaman di Sekolah

  • Mengenal produk olahan nonpangan komoditas buah
  • Mendesain produk olahan nonpangan komoditas buah
  • Rancangan membuat kemasan dan produk olahan nonpangan komoditas buah
  • Membuat kemasan dan produk olahan nonpangan komoditas buah
  • Presentasi/penyampaian hasil projek
  • Evaluasi pembelajaran

3. Sayur Baik Bagi Kesehatan

  • Mengenal bahan dan produk olahan pangan komoditas sayur
  • Rancangan produk dan kemasan produk olahan pangan sayur
  • Membuat produk dan kemasan produk olahan pangan sayur
  • Penyampaian produk olahan pangan komoditas sayur
  • Refleksi dan evaluasi produksi pengolahan pangan komoditas sayur

4. Bahan Nonpangan Sayur: Perawatan Diri

  • Mengenal produk olahan nonpangan sayur
  • Mendesain produk olahan nonpangan sayur
  • Rancangan membuat kemasan dan produk olahan nonpangan sayur
  • Membuat kemasan dan produk olahan nonpangan sayur
  • Presentasi/penyampaian hasil projek
  • Evaluasi pembelajaran

Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)

Rangkaian kegiatan pembelajaran yang terorganisir dalam modul ajar SMP, meliputi:

  • Fase Persiapan: Pemetaan bahan lokal serta penelitian literatur.
  • Fase Produksi: Praktik pengolahan dan pengemasan.
  • Fase Evaluasi: Menilai kualitas produk dan merefleksikan proses yang telah dilalui.

Strategi Pelaksanaan dalam Modul Ajar Kelas 7

Modul ajar Prakarya Pengolahan kelas 7 SMP/MTs fase D kurikulum merdeka dalam pelaksanaannya membutuhkan pendekatan yang kreatif, kontekstual, dan berpusat pada peserta didik. Berikut adalah strategi yang bisa diterapkan oleh guru untuk memaksimalkan pembelajaran:

Pendekatan Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL)

PjBL berfungsi sebagai fondasi utama dalam kurikulum merdeka, terutama untuk mata pelajaran Prakarya Pengolahan kelas 7 SMP/MTs. Proses pelaksanaannya dimulai dengan siswa yang menganalisis bahan-bahan lokal atau masalah lingkungan di sekitar, seperti penggunaan limbah kulit jagung atau produk olahan dari buah mangga yang belum terjual.

Selanjutnya, mereka menyusun proposal proyek yang mencakup tujuan, bahan, alat, anggaran, dan jadwal, serta membagi peran jika mereka bekerja dalam kelompok. Di tahap eksplorasi dan produksi, guru membimbing siswa dalam eksperimen teknik pengolahan dengan penekanan pada keselamatan, seperti percobaan pengeringan buah dan merancang kemasan yang ramah lingkungan.

Setelah itu, siswa memperlihatkan produk mereka di depan kelas atau komunitas, menganalisis kelebihan dan kekurangan. Mereka juga menjalani simulasi pemasaran dengan berperan sebagai produsen dan konsumen.

Pemanfaatan Sumber Daya Lokal

Pendekatan ini mendorong siswa untuk berpikir kritis dan mencari solusi terhadap potensi yang ada di daerah mereka. Pengolahan bahan harus sesuai dengan kondisi setempat. Misalnya, di daerah pesisir, ikan dapat diolah menjadi abon atau kerupuk. Di pegunungan, sayuran akan diawetkan atau dijadikan sirup dari buah lokal. Di perkotaan, limbah plastik dan kertas bisa didaur ulang menjadi produk baru yang bernilai tinggi.

Kerjasama dengan UMKM serta pengrajin lokal menjadi penting untuk berbagi pengalaman. Kegiatan juga mencakup kunjungan lapangan ke industri rumahan yang mengolah makanan dan kerajinan. Konsep Zero Waste diajarkan kepada siswa, seperti menggunakan ampas kelapa untuk pupuk kompos dan mendaur ulang kain sisa menjadi keset atau aksesori.

Integrasi Teknologi dan Literasi Digital

Modul ajar kelas 7 SMP/MTs memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan daya saing produk serta dokumentasi pembelajaran. Berbagai aplikasi dapat digunakan dalam desain dan pemasaran digital, seperti Canva untuk membuat label kemasan dan poster promosi. Platform TikTok dan Instagram bisa dipakai untuk membuat konten singkat yang memperkenalkan produk. Siswa belajar menulis caption yang menarik dan menggunakan hashtag yang relevan, misalnya #ProdukLokalUnggulan

Dalam dokumentasi proyek, siswa dapat membuat vlog atau blog sederhana untuk mendokumentasikan proses produksi serta menggunakan Google Docs atau Slides untuk laporan kolaboratif. Mereka juga melakukan analisis pasar digital dengan survei tren produk di platform e-commerce seperti Shopee dan Tokopedia, serta menghitung biaya produksi melalui spreadsheet di Excel atau Google Sheets.

Pelaksanaan modul ajar Prakarya Pengolahan kelas 7 SMP/MTs fase D memerlukan kerjasama antara kreativitas guru dan kemandirian siswa. Dengan pendekatan PjBL, pemanfaatan sumber daya lokal, dan integrasi teknologi, pembelajaran tidak hanya menghasilkan produk fisik, tetapi juga membantu membentuk karakter siswa yang inovatif, peduli lingkungan, dan siap bersaing di era digital.

DOWNLOAD

Kesimpulan

Modul ajar Prakarya Pengolahan kelas 7 SMP/MTs fase D dalam kurikulum merdeka menyediakan kerangka kerja yang jelas bagi guru untuk membantu mengembangkan kreativitas dan keterampilan siswa. Dengan pelaksanaan yang baik, modul ajar kurikulum merdeka tidak hanya memenuhi tujuan kurikulum, tetapi juga membentuk generasi yang siap berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan dan ekonomi kreatif di Indonesia.

You might also like
KKTP PAI dan Budi Pekerti Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka

KKTP PAI dan Budi Pekerti Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka

Prota IPS Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka

Prota IPS Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka

Modul Ajar Prakarya Budidaya Kelas 12 Kurikulum Merdeka

Modul Ajar Prakarya Budidaya Kelas 12 Kurikulum Merdeka

Modul Ajar Prakarya Pengolahan Kelas 10 Kurikulum Merdeka

Modul Ajar Prakarya Pengolahan Kelas 10 Kurikulum Merdeka

Modul Ajar Prakarya Rekayasa Kelas 7 Kurikulum Merdeka

Modul Ajar Prakarya Rekayasa Kelas 7 Kurikulum Merdeka

Modul Ajar Prakarya Kerajinan Kelas 12 Kurikulum Merdeka

Modul Ajar Prakarya Kerajinan Kelas 12 Kurikulum Merdeka