Kurikulum merdeka adalah kurikulum terbaru dalam dunia pendidikan Indonesia yang dirancang agar lebih fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan siswa. Dalam konteks ini, Program Semester (Prosem) berperan penting dalam perencanaan pembelajaran, khususnya untuk Pendidikan Pancasila di kelas 2 SD/MI fase A.
Kurikulum merdeka dikembangkan sebagai solusi terhadap berbagai tantangan yang dihadapi sistem pendidikan sebelumnya, seperti kurangnya fleksibilitas, rendahnya prestasi akademik, dan kurangnya perhatian terhadap perkembangan siswa secara holistik. Kurikulum ini memberikan kekuasaan kepada guru untuk menyesuaikan materi dan metode pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa di setiap kelas.
Salah satu tujuan utama dari kurikulum merdeka adalah mengembangkan potensi siswa secara menyeluruh, mencakup aspek intelektual, emosional, dan sosial. Dalam konteks Pendidikan Pancasila, kurikulum ini bertujuan untuk menguatkan budaya nasional serta moralitas Pancasila sejak usia dini, sehingga anak-anak bisa memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Program Semester, yang sering disingkat Promes atau Prosem, adalah dokumen akademik yang disusun oleh guru untuk durasi satu semester. Prosem ini mencakup rincian tujuan pembelajaran, materi yang akan diajarkan, alokasi waktu, dan penilaian yang akan dilakukan sepanjang semester. Prosem berfungsi sebagai panduan bagi guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan kerangka yang sudah ditentukan.
Dalam Pendidikan Pancasila, Prosem penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Dengan adanya Prosem, guru dapat memastikan bahwa seluruh informasi terkait nilai-nilai Pancasila disampaikan secara relevan dan tepat waktu.
Pada kelas 2 SD/MI fase A, capaian pembelajaran yang ingin dicapai melalui Pendidikan Pancasila adalah pemahaman dasar tentang Pancasila, penerapan nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-hari, serta kemampuan bekerja sama dan menghargai perbedaan. Pengajaran difokuskan pada penanaman dan pengembangan sikap positif berdasarkan prinsip-prinsip Pancasila.
Dalam fase ini, siswa diperkenalkan dengan prinsip-prinsip dasar Pancasila, seperti kerja sama, keadilan, kesetaraan, dan toleransi. Nilai-nilai ini diajarkan melalui berbagai kegiatan praktik yang melibatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran.
Dalam kurikulum merdeka, Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) menjadi acuan utama dalam menyusun Prosem. ATP tersebut menggambarkan kegiatan belajar siswa dari awal hingga akhir setiap minggu. Oleh karena itu, guru harus menyusun Prosem dengan mempertimbangkan urutan logis dari setiap keterampilan yang diajarkan.
Materi pelajaran dalam Prosem Pendidikan Pancasila dibagi sesuai dengan jumlah waktu yang tersedia dalam seminggu. Setiap materi direncanakan sedemikian rupa agar siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan yang utuh, tetapi juga memiliki waktu yang cukup untuk memahami dan menerapkan prinsip-prinsip Pancasila.
Langkah awal adalah menyusun Prosem adalah mengidentifikasi capaian pembelajaran (CP) dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai selama semester. CP ini menjadi landasan bagi setiap kegiatan pembelajaran yang dirancang.
Setelah capaian diidentifikasi, guru harus menentukan materi pembelajaran yang sesuai serta mengalokasikan waktu yang tepat untuk setiap materi. Penentuan alokasi waktu hendaknya mempertimbangkan kemampuan siswa dan tingkat kesulitan materi.
Evaluasi dan asesmen akan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Prosem, memastikan bahwa kegiatan belajar mengajar berjalan efektif dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Asesmen merupakan komponen krusial dalam Program Semester (Promes). Guru perlu menyusun rencana metode asesmen yang efektif untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran, baik melalui asesmen harian, tugas proyek, maupun asesmen akhir semester.
Melalui langkah-langkah ini, diharapkan Prosem dapat menjadi alat yang efektif dalam menyampaikan Pendidikan Pancasila dan membantu siswa menginternalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Dalam Pendidikan Pancasila, strategi pengajaran yang efektif adalah menerapkan pendekatan kontekstual. Pendekatan ini mendorong siswa untuk belajar dari pengalaman nyata di lingkungan sekitar mereka, sehingga mereka dapat memahami serta menginternalisasi nilai-nilai Pancasila dengan lebih baik.
Penggunaan metode pembelajaran aktif dan kolaboratif sangat dianjurkan dalam Pendidikan Pancasila. Guru dapat menerapkan teknik seperti diskusi kelompok, simulasi, atau permainan peran untuk melibatkan siswa secara langsung dalam aktivitas pembelajaran.
Guru memiliki peran sentral dalam pengembangan dan pelaksanaan Promes. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk memiliki kompetensi profesional yang memadai, termasuk pemahaman yang mendalam tentang prinsip-prinsip Pancasila dan pengetahuan akademis untuk menyampaikan materi dengan akurat.
Selain merancang Promes, guru juga bertanggung jawab dalam memimpin kelas dan memotivasi siswa agar tetap bersemangat belajar. Menciptakan lingkungan belajar yang positif dan menyenangkan sangatlah penting untuk menarik minat siswa terhadap materi yang diajarkan.
Pelaksanaan Promes sering kali dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti waktu yang terbatas untuk menyampaikan seluruh materi, variasi kemampuan siswa, dan keterbatasan sumber daya pendukung.
Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut, guru dapat menerapkan metode pengajaran yang bervariasi, menyesuaikan pendekatan dengan kemampuan masing-masing siswa, serta memanfaatkan sumber daya digital untuk memperkaya pengalaman belajar.
Penilaian dalam Pendidikan Pancasila dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti observasi, tes tertulis, pengerjaan proyek, dan penilaian diri. Setiap aspek penilaian harus disesuaikan untuk memaksimalkan pemahaman keterampilan siswa.
Dengan penilaian yang terencana, guru dapat mengukur pencapaian hasil belajar yang ditetapkan dalam Prosem. Penilaian ini sangat penting bagi siswa untuk belajar bagaimana mengaplikasikan prinsip-prinsip Pancasila secara efektif dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu hasil paling signifikan dari penerapan Prosem adalah penguatan karakter siswa. Melalui pemahaman mendalam tentang nilai-nilai Pancasila, siswa akan tumbuh menjadi individu yang bermoral dan beretika.
Prosem juga berkontribusi dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang pentingnya Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, menjadikan mereka warga negara yang lebih baik di masa depan.
Program Semester (Prosem) Pendidikan Pancasila untuk kelas 2 SD/MI fase A dalam kurikulum merdeka memiliki peranan penting dalam membangun karakter siswa serta memperkuat pemahaman akan nilai-nilai Pancasila. Dengan perencanaan yang matang, pelaksanaan Prosem ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan terhadap proses pembelajaran di tingkat sekolah dasar. Ke depannya, pengembangan Prosem perlu ditingkatkan untuk mengakomodasi perkembangan dan kebutuhan siswa yang terus berubah.