Dalam implementasi kurikulum merdeka, modul ajar memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Modul ajar SMA (Sekolah Menengah Atas) ini berfungsi sebagai pedoman untuk guru untuk menyampaikan materi dengan cara yang sistematis dan efektif, serta membantu siswa mencapai capaian pembelajaran (CP) yang telah ditentukan.
Kurikulum merdeka menekankan pentingnya kebebasan dalam belajar, serta mendorong kreativitas dan pemenuhan potensi individu setiap siswa. Prinsip inti dari kurikulum tersebut adalah memberikan kesempatan untuk siswa untuk belajar secara mandiri dan aktif, sambil memberi ruang bagi guru untuk menyesuaikan metode pengajaran dengan kebutuhan setiap siswa. Dengan pendekatan yang lebih humanis dan kontekstual, kurikulum merdeka menekankan pemahaman yang mendalam terhadap materi ajar, bukan sekadar penghafalan.
Filosofi pendidikan dalam kurikulum merdeka mengutamakan nilai-nilai kebebasan, inovasi, dan kesetaraan dalam aktivitas pembelajaran. Dalam konteks ini, modul ajar kurikulum merdeka berfungsi sebagai peta yang membimbing perjalanan belajar, memberikan arahan dan kerangka kerja bagi baik guru maupun siswa. Dengan demikian, modul ajar kelas 10 SMA/MA bukan hanya merupakan dokumen pengajaran, tetapi juga sebagai alat pembelajaran interaktif yang mendukung terciptanya lingkungan belajar yang inklusif dan adaptif.
Modul ajar Bahasa Indonesia kelas 10 SM/MA fase E dirancang khusus untuk mendukung guru dalam melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Modul ajar kurikulum merdeka tersebut terdiri dari komponen-komponen pembelajaran yang disusun berdasarkan prinsip pembelajaran berbasis teks, dengan pendekatan yang menekankan pada kemampuan literasi, berpikir kritis, dan komunikasi.
Dalam kurikulum merdeka, pembelajaran Bahasa Indonesia kelas 10 tidak hanya fokus pada penguasaan kaidah bahasa, tetapi juga menekankan pemahaman makna teks, interpretasi, dan refleksi kritis. Oleh karena itu, modul ajar SMA yang disusun harus mencerminkan pendekatan tersebut supaya siswa bisa menganalisis, memahami, dan menghasilkan teks dengan baik.
Modul ajar Bahasa Indonesia yang efektif harus mempunyai struktur yang jelas serta memenuhi standar kurikulum merdeka. Berikut ini adalah komponen utama dalam penyusunan modul ajar:
Modul ajar kelas 10 SMA/MA harus mencakup informasi umum sebagai berikut:
Dalam kurikulum merdeka, capaian pembelajaran (CP) berfungsi sebagai target yang harus dicapai oleh siswa dalam satu fase. Sementara itu, tujuan pembelajaran lebih spesifik, yaitu merinci keterampilan dan kompetensi yang akan diperoleh siswa setelah menyelesaikan modul ajar kurikulum merdeka tersebut. Contoh capaian pembelajaran (CP) fase E meliputi:
Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) adalah urutan kompetensi yang perlu dikuasai siswa secara bertahap. Dalam modul ajar SMA, ATP disusun dengan mempertimbangkan urutan logis dari keterampilan membaca, menulis, berbicara, dan menyimak.
Materi dalam modul ajar Bahasa Indonesia harus mencakup berbagai jenis teks, antara lain:
Setiap materi perlu disertai dengan contoh teks, analisis struktur, latihan soal, serta refleksi pembelajaran untuk membantu siswa memahami teks secara lebih mendalam.
Sesuai dengan prinsip kurikulum merdeka, aktivitas pembelajaran dalam modul ajar kelas 10 SMA/MA perlu dirancang dengan pendekatan berbasis proyek yang membolehkan siswa untuk belajar dengan lebih kontekstual dan aplikatif.
Contoh aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan antara lain:
Pendekatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan literasi, kreativitas, dan keterampilan komunikasi siswa.
Modul ajar kurikulum merdeka juga perlu mencantumkan strategi asesmen formatif (yang dilakukan selama kegiatan pembelajaran) dan strategi asesmen sumatif (yang dilakukan di akhir pelajaran atau semester) untuk mengukur ketercapaian pembelajaran. Contoh asesmen dalam modul ajar Bahasa Indonesia kelas 10 SMA/MA fase E mencakup berbagai bentuk penilaian yang dapat memberikan gambaran menyeluruh tentang kemajuan siswa.
Untuk menciptakan modul ajar Bahasa Indonesia kelas 10 SMA/MA fase E yang lebih efektif dan menarik, beberapa strategi berikut dapat diterapkan:
Pada kurikulum merdeka, pembelajaran seharusnya mendukung pengembangan Profil Pelajar Pancasila, yang meliputi:
Modul ajar SMA perlu menekankan pendekatan berbasis teks, sehingga sisw tidak hanya mempelajari teori bahasa, tetapi juga dapat mengaplikasikan keterampilan berbahasa melalui berbagai jenis teks.
Pembelajaran sebaiknya mendorong perkembangan HOTS dengan memberikan tugas yang menantang, misalnya:
Di era digital saat ini, modul ajar kelas 10 SMA/MA juga bisa memanfaatkan media pembelajaran seperti video, e-book, dan kuis interaktif untuk meningkatkan keterlibatan siswa.
Modul ajar Bahasa Indonesia kelas 10 SMA/MA fase E dalam kurikulum merdeka memiliki peranan penting dalam membimbing siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Penataan modul ajar kurikulum merdeka harus memperhatikan struktur yang sistematis, pendekatan berbasis teks, serta integrasi teknologi digital agar aktivitas belajar mengajar menjadi lebih menarik dan efektif.
Sebagai rekomendasi, para guru bisa melakukan penyesuaian modul ajar kelas 10 dengan Profil Pelajar Pancasila, menerapkan pembelajaran berbasis literasi, serta memanfaatkan media digital guna meningkatkan keterlibatan siswa dalam belajar Bahasa Indonesia.