Dalam era transformasi pendidikan menuju kurikulum merdeka, para guru dituntut untuk menjadi lebih inovatif dalam merancang modul ajar yang bisa memaksimalkan potensi siswa di tingkat SMA (Sekolah Menengah Atas). Untuk mata pelajaran Seni Rupa kelas 12 fase F, penyusunan modul ajar kurikulum merdeka tidak hanya berkaitan dengan konten estetika, tetapi juga melibatkan pendekatan pedagogis yang mampu menumbuhkan kemandirian, kreativitas, dan karakter kebangsaan.
Kurikulum merdeka menekankan pembelajaran yang berpusat pada siswa, fleksibilitas, serta keterlibatan aktif dalam aktivitas belajar. Pada fase F, yang diperuntukkan bagi kelas 12 SMA/MA, siswa diharapkan dapat mencapai kompetensi tingkat tinggi, seperti berpikir kritis, kolaborasi, dan kreativitas. Dua aspek penting yang perlu diperhatikan adalah:
Filosofi kurikulum merdeka berlandaskan pada keyakinan bahwa setiap siswa memiliki keunikan dan perlu diberi ruang untuk berkembang sesuai dengan potensinya. Tujuan utama dari fase F adalah:
Dengan tujuan tersebut, guru dituntut untuk menyusun modul ajar kurikulum merdeka yang menantang, terukur, dan relevan dengan konteks lokal maupun global.
Siswa pada kelas 12 fase F umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Oleh karena itu, modul ajar SMA perlu menghadirkan tugas-tugas proyek nyata, seperti desain mural sekolah atau pameran karya, sebagai wujud penerapan konsep teori yang dipelajari.
Materi pokok dalam modul ajar Seni Rupa kelas 12 SM/MA fase F kurikulum merdeka sebagai berikut:
Modul ajar Seni Rupa kelas 12 SMA/MA fase F yang baik seharusnya dibangun berdasarkan prinsip-prinsip pedagogis dan estetis, antara lain:
Menggunakan tema sentral, seperti “Warisan Budaya Nusantara” atau “Seni Kontemporer dan Teknologi”, untuk mengaitkan berbagai aktivitas belajar. Pendekatan tematik ini membantu siswa menghubungkan karya seni dengan isu-isu aktual serta budaya lokal.
Literasi budaya dapat memperkaya pemahaman siswa terhadap nilai-nilai simbolik, sejarah, dan konteks sosial dari karya seni. Oleh karena itu, modul ajar kelas 12 SMA/MA perlu menyertakan bahan bacaan, video, dan diskusi mengenai seni tradisi serta perkembangan seni modern.
Modul ajar Seni Rupa kelas 12 SMA/MA juga harus mencakup berbagai media, seperti:
Berikut adalah beberapa strategi yang telah teruji untuk merancang modul ajar kelas 12 SMA/MA yang dapat mendorong kompetensi siswa:
Lakukan survei atau wawancara untuk memahami minat, latar belakang, dan gaya belajar siswa, agar modul yang disusun menjadi relevan dan menarik.
Gunakan taksonomi Bloom untuk membuat tujuan yang terukur, misalnya “Siswa mampu menganalisis elemen visual karya seniman Y dengan akurasi 90%. ”
Rancang aktivitas yang dimulai dari yang sederhana, seperti sketsa dasar, hingga yang lebih kompleks, seperti proyek kolaboratif mural. Pendekatan ini membantu siswa berkembang secara bertahap.
Integrasikan elemen-elemen seperti video, kuis digital, atau aplikasi Augmented Reality (AR) untuk memvisualisasikan teknik tiga dimensi atau tekstur.
Fasilitasi sesi penilaian sejawat (peer review) di mana siswa dapat saling memberikan kritik konstruktif. Diskusi semacam ini meningkatkan pemahaman konsep yang dibahas.
Manfaatkan platform pembelajaran daring seperti Moodle atau Google Classroom untuk mengunggah tugas, memantau kemajuan, dan berdiskusi.
Sediakan materi tambahan bagi siswa yang berprestasi tinggi, serta sesi bimbingan bagi mereka yang memerlukan dukungan lebih intensif.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip dan strategi yang telah disebutkan, implementasi pembelajaran pada modul ajar SMA akan menjadi lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Hal ini diharapkan dapat membantu siswa mencapai kompetensi yang diharapkan dalam mata pelajaran Seni Rupa kelas 12 fase F kurikulum merdeka.
Metode pembelajaran yang diterapkan dalam modul ajar Seni Rupa kelas 12 SMA/MA fase F kurikulum merdeka dirancang untuk mengembangkan kemandirian, kreativitas, dan partisipasi aktif siswa. Berikut adalah strategi dan pendekatan yang digunakan:
Siswa terlibat dalam proyek seni dengan tema spesifik yang berhubungan dengan isu sosial, budaya, atau lingkungan. Proyek ini dilakukan secara bertahap, dimulai dari penelitian hingga eksekusi.
Pendekatan tersebut, bertujuan mengasah kemampuan pemecahan masalah, kolaborasi, dan penerapan konsep seni dalam konteks nyata.
Guru menyediakan beragam tugas dan media seni sesuai dengan minat, gaya belajar, dan kemampuan masing-masing siswa.
Tujuan pendekatan diferensiasi untuk memastikan setiap siswa bisa berkembang tanpa merasa tertekan oleh perbedaan kemampuan.
Siswa bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan proyek seni yang memerlukan sinergi ide dan keterampilan.
Pembelajaran ini bertujuan meningkatkan kemampuan komunikasi, negosiasi, dan kerja tim.
Dalam penerapan modul ajar SMA terdapat beberapa tantangan yang sering dihadapi meliputi:
Solusi: Gunakan bahan daur ulang (misalnya karton, kain perca), aplikasi digital gratis, dan bekerja sama dengan sanggar seni lokal untuk peminjaman alat.
Solusi: Tawarkan pilihan proyek seperti menggambar secara manual atau digital sesuai dengan minat siswa, agar mereka merasa termotivasi.
Penyusunan modul ajar Seni Rupa kelas 12 SMA/MA fase F kurikulum merdeka menuntut perencanaan yang cermat, kreativitas, dan adaptasi yang berkelanjutan. Dengan menerapkan strategi, mulai dari analisis kebutuhan hingga asesmen otentik, guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, mendorong kreativitas, dan memenuhi capaian pembelajaran. Mari kita wujudkan pendidikan seni rupa yang lebih dinamis, inklusif, dan berdaya saing.