Modul Ajar Prakarya Pengolahan Kelas 10 Kurikulum Merdeka

Modul ajar Prakarya Pengolahan kelas 10 fase E kurikulum merdeka mempunyai peran krusial dalam memberikan siswa keterampilan praktis serta membentuk karakter inovatif. Dengan memberikan kebebasan bagi guru untuk menyesuaikan materi dengan konteks lokal dan kebutuhan siswa, kurikulum merdeka mengharapkan modul ajar kelas 10 yang tidak hanya fungsional tetapi juga memberikan inspirasi dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Pada fase E pada jenjang SMA (Sekolah Menengah Atas), perhatian utama adalah untuk mengembangkan kemampuan kritis, kolaboratif, dan kewirausahaan siswa. Oleh karena itu, modul ajar kurikulum merdeka harus disusun dengan prinsip pembelajaran berbasis pengalaman, menggabungkan teori dengan praktik, serta mendorong refleksi yang mendalam.

Modul Ajar Prakarya Pengolahan Kelas 10 SMA Fase E Kurikulum Merdeka

Kerangka Kurikulum Merdeka untuk Modul Ajar Prakarya Pengolahan Kelas 10 Fase E

Memahami Karakteristik Siswa dan Gaya Belajar

Sebelum merancang modul ajar Prakarya Pengolahan kelas 10 SMA/MA fase E kurikulum merdeka, guru perlu mengenali profil siswa, termasuk minat, kemampuan awal, dan gaya belajar (visual, auditori, kinestetik).

Teknik Observasi dan Asesmen Diagnostik

  • Observasi Kelas: Amati interaksi siswa dan cara mereka menyelesaikan tugas sebelumnya.
  • Asesmen Diagnostik: Berikan kuis singkat untuk mengetahui pengetahuan dasar mengenai proses pengolahan bahan.
  • Kuesioner Gaya Belajar: Gunakan survei sederhana untuk mengelompokkan siswa menurut tipe gaya belajar.

Dengan pemahaman yang jelas, modul ajar SMA ini bisa disesuaikan secara pribadi sehingga setiap siswa mampu berpartisipasi aktif dan merasa termotivasi.

Capaian Pembelajaran (CP) Fase E

CP fase E dalam modul ajar kelas 10 SMA/MA ditujukan untuk meningkatkan tiga aspek utama: pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

a. Pengetahuan:

  1. Mengetahui prinsip dasar pengolahan bahan makanan (seperti metode pasteurisasi, fermentasi) serta non-makanan (daur ulang limbah tekstil).
  2. Mengenali konsep ekonomi sirkular serta penerapannya dalam bisnis yang berkelanjutan.

b. Keterampilan:

  1. Merancang produk inovatif berdasarkan analisis kebutuhan pasar (contoh: survei untuk menentukan varian rasa).
  2. Mengoperasikan alat pengolahan yang sederhana (seperti oven dan alat vakum kemasan) serta perangkat digital (software desain grafis).
  3. Menyusun rencana bisnis lengkap dengan analisis SWOT dan strategi pemasaran.

c. Sikap:

  • Menghormati kearifan lokal dan etika lingkungan dalam pemilihan bahan baku.
  • Mengembangkan kemampuan bertahan melalui perbaikan produk (contoh: memperbaiki masalah tekstur pada keripik tempe).

Materi Pembelajaran Prakarya Pengolahan Kelas 10

Materi pokok dalam modul ajar Prakarya Pengolahan kelas 10 SMA/MA fase E kurikulum merdeka mencakup:

1. Bahan Pangan Nabati: Lebih Sehat dan Ramah Lingkungan

  • Ruang lingkup pangan nabati
  • Desain kemasan, desain produk serta desain promosi
  • Perencanaan pembuatan produk
  • Pembuatan kemasan, produk dan media promosi
  • Presentasi produk

2. Wangi Alami dengan Pangan Nabati

  • Ruang lingkup nonpangan dari nabati
  • Desain kemasan produk olahan nonpangan dari nabati
  • Desain produk olahan nonpangan dari nabati
  • Promosi produk olahan nonpangan dari nabati
  • Kelayakan usaha produk olahan nonpangan dari nabati

3. Bahan Pangan Hewani: Lezat dan Bergizi

  • Ruang lingkup pangan hewani
  • Desain kemasan dan produk
  • Perencanaan pembuatan produk
  • Pembuatan kemasan dan produk
  • Presentasi produk
  • Evaluasi

4. Manfaatkan Bahan Nonpangan Hewani

  • Bahan produk olahan nonpangan dari bahan hewani.
  • Produk olahan nonpangan dari bahan hewani: Kemoceng sebagai salah satu produk nonpangan hewani.
  • Kemasan produk olahan nonpangan dari bahan hewani.

Tujuan Pembelajaran Prakarya Pengolahan Kelas 10

  1. Kognitif: Memahami prinsip dasar pengolahan bahan pangan/non-pangan, termasuk teknik pengawetan, fermentasi, dan daur ulang.
  2. Psikomotorik: Menguasai keterampilan dalam merancang produk, menggunakan alat pengolahan, serta kemasan yang estetis.
  3. Afektif: Menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan dan semangat kewirausahaan.
  4. Contoh tujuan spesifik: “Siswa dapat menciptakan produk olahan makanan dari bahan lokal dengan prinsip tanpa limbah dan memasarkan melalui platform digital. “

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang Interaktif

Modul ajar kurikulum merdeka memuat LKPD yang berfungsi sebagai alat bantu untuk membantu siswa memahami dan menerapkan materi. Namun, LKPD kurikulum merdeka harus bersifat interaktif dan reflektif, bukan hanya sekedar tugas satu arah. Ciri-ciri LKPD yang efektif:

  • Menyajikan masalah yang relevan
  • Memerlukan analisis, bukan sekadar hafalan
  • Memberi kesempatan untuk eksplorasi (misalnya: gambar, peta pikiran)
  • Memiliki rubrik penilaian yang sederhana

Contoh instruksi: “Rancang produk olahan berbahan dasar umbi-umbian lokal. Gambarlah desain kemasan dan tuliskan slogan pemasaran. ”

Metode Pembelajaran dalam Modul Ajar Kelas 10

Merancang Aktivitas Pembelajaran Berbasis Pengalaman dengan Alat Sederhana

Pembelajaran berbasis pengalaman mendorong siswa untuk belajar melalui praktek langsung. Dalam modul ajar Prakarya Pengolahan kelas 10 SMA/MA, metode ini sangat relevan karena siswa diajak untuk melakukan, mengevaluasi, dan merefleksikan proses pengolahan secara nyata. Kegiatan ini bisa berupa:

  1. Praktik membuat produk makanan seperti keripik singkong, dodol, atau minuman herbal
  2. Simulasi kewirausahaan: mulai dari produksi, pengemasan, hingga pemasaran
  3. Kegiatan reflektif: jurnal belajar atau vlog tentang proses pembuatan produk

Integrasi Nilai Pancasila dan Karakter dalam Modul Ajar Prakarya Pengolahan kelas 10

Modul ajar SMA kurikulum merdeka yang efektif tidak hanya mencakup aspek kognitif dan psikomotorik, tetapi juga harus melibatkan aspek afektif. Penguatan nilai-nilai Pancasila dan Profil Pelajar Pancasila bisa dimasukkan ke dalam setiap tahap pengajaran. Contoh nilai yang diperkuat adalah:

  • Gotong Royong: Ketika bekerja sama dalam kelompok untuk merancang produk
  • Mandiri: Saat siswa menyelesaikan tugas praktik secara mandiri
  • Bernalar Kritis: Ketika menganalisis bahan atau metode pengolahan
  • Berkebhinekaan Global: Ketika melakukan perbandingan antara produk lokal dan asing

Refleksi dan Diskusi Kecil

Di akhir setiap sesi, siswa didorong untuk menuliskan refleksi atau melakukan diskusi dalam kelompok kecil. Pertanyaan untuk memicu diskusi dapat berupa:

  1. “Apa saja kendala yang kamu hadapi saat membuat produk ini? ”
  2. “Bagaimana cara kamu menyelesaikan masalah tersebut bersama teman-temanmu? ”

Refleksi ini bisa dikumpulkan sebagai bagian dari portofolio karakter mereka.

Penggunaan Teknologi Digital untuk Mendukung Kegiatan Prakarya

Dalam zaman digital saat ini, modul ajar Prakarya Pengolahan kelas 10 SMA/MA fase E kurikulum merdeka tidak bisa hanya berupa bahan cetak. Pemanfaatan teknologi membantu siswa untuk memahami konsep dan prosedur dengan cara yang lebih visual dan interaktif. Beberapa strategi digital untuk modul ajar SMA kurikulum merdeka:

  • Video Panduan: Rekaman proses pembuatan keripik atau minuman herbal
  • QR Code menuju Infografis atau Artikel Pendukung
  • Google Form untuk mendorong refleksi sehari-hari
  • Platform seperti Padlet/Miro untuk kolaborasi ide produk

Pembelajaran Berbasis Proyek

Modul ajar kelas 10 SMA/MA mengimplementasikan Berbasis Proyek (PjBL) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Identifikasi Masalah: Siswa meneliti isu lokal (contoh: limbah kulit buah di pasar tradisional) untuk proyek mereka.
  2. Merancang Solusi: Membuat prototipe produk (contoh: menggunakan kulit buah sebagai pakan ternak atau pewarna alami).
  3. Produksi dan Uji Coba: Melakukan pengujian kualitas produk (uji organoleptik untuk makanan, uji ketahanan untuk kerajinan).
  4. Evaluasi dan Refleksi: Menganalisis kekurangan dalam proses produksi dan metode untuk memperbaikinya.

Pembelajaran Diferensiasi

Dalam satu kelas, jelas bahwa kemampuan dan minat siswa bervariasi. Oleh karena itu, modul ajar Prakarya Pengolahan kelas 10 SMA/MA harus fleksibel dengan menyediakan pilihan kegiatan atau penyesuaian.

Menyesuaikan Modul ajar Kurikulum Merdeka untuk Siswa dengan Kebutuhan Khusus

Contoh pengaturan berbeda:

  • Siswa yang kesulitan menulis dapat memilih untuk membuat video laporan
  • Siswa tunanetra diberikan tugas auditori: menjelaskan langkah-langkah dalam rekaman suara
  • Siswa yang berbakat diberikan tantangan untuk membuat analisis SWOT dari produk

Diferensiasi tersebut membantu menjadikan pembelajaran lebih adil dan inklusif.

DOWNLOAD

Kesimpulan

Modul ajar Prakarya Pengolahan kelas 10 SMA/MA fase E dalam kurikulum merdeka adalah alat penting dalam membentuk siswa yang kreatif, mandiri, dan siap berwirausaha. Dengan merancang modul ajar kurikulum merdeka yang berbasis pengalaman nyata, mengintegrasikan berbagai aspek, serta adaptif terhadap kebutuhan siswa, guru bisa memberikan pengalaman pembelajaran yang bermakna dan berdampak positif dalam jangka panjang. Setiap guru mempunyai kreativitas dan kearifan lokal yang dapat dituangkan dalam modul ajar SMA. Melalui kolaborasi dan refleksi secara berkelanjutan, kualitas pembelajaran Prakarya akan meningkat dan memberikan manfaat yang nyata untuk siswa, sekolah, dan masyarakat pada umumnya.

You might also like
Modul Ajar Fikih Kelas 4 MI Fase B Kurikulum Merdeka

Modul Ajar Fikih Kelas 4 MI Fase B Kurikulum Merdeka

Prota Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka

Prota Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka

Modul Ajar Akidah Akhlak Kelas 3 Kurikulum Merdeka

Modul Ajar Akidah Akhlak Kelas 3 Kurikulum Merdeka

Modul Ajar Al-Qur’an Hadis Kelas 2 Kurikulum Merdeka

Modul Ajar Al-Qur’an Hadis Kelas 2 Kurikulum Merdeka

Modul Ajar Al-Qur’an Hadis Kelas 1 Kurikulum Merdeka

Modul Ajar Al-Qur’an Hadis Kelas 1 Kurikulum Merdeka

ATP PJOK Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka

ATP PJOK Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka