BerandaKelas 10Modul Ajar Prakarya Pengolahan Kelas 10 Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Prakarya Pengolahan Kelas 10 Kurikulum Merdeka
6 menit membaca
Share this:
Modul ajar Prakarya Pengolahan kelas 10 fase E kurikulum merdeka mempunyai peran krusial dalam memberikan siswa keterampilan praktis serta membentuk karakter inovatif. Dengan memberikan kebebasan bagi guru untuk menyesuaikan materi dengan konteks lokal dan kebutuhan siswa, kurikulum merdeka mengharapkan modul ajar kelas 10 yang tidak hanya fungsional tetapi juga memberikan inspirasi dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Pada fase E pada jenjang SMA (Sekolah Menengah Atas), perhatian utama adalah untuk mengembangkan kemampuan kritis, kolaboratif, dan kewirausahaan siswa. Oleh karena itu, modul ajar kurikulum merdeka harus disusun dengan prinsip pembelajaran berbasis pengalaman, menggabungkan teori dengan praktik, serta mendorong refleksi yang mendalam.
Kerangka Kurikulum Merdeka untuk Modul Ajar Prakarya Pengolahan Kelas 10 Fase E
Memahami Karakteristik Siswa dan Gaya Belajar
Sebelum merancang modul ajar Prakarya Pengolahan kelas 10 SMA/MA fase E kurikulum merdeka, guru perlu mengenali profil siswa, termasuk minat, kemampuan awal, dan gaya belajar (visual, auditori, kinestetik).
Teknik Observasi dan Asesmen Diagnostik
Observasi Kelas: Amati interaksi siswa dan cara mereka menyelesaikan tugas sebelumnya.
Asesmen Diagnostik: Berikan kuis singkat untuk mengetahui pengetahuan dasar mengenai proses pengolahan bahan.
Kuesioner Gaya Belajar: Gunakan survei sederhana untuk mengelompokkan siswa menurut tipe gaya belajar.
Dengan pemahaman yang jelas, modul ajar SMA ini bisa disesuaikan secara pribadi sehingga setiap siswa mampu berpartisipasi aktif dan merasa termotivasi.
Capaian Pembelajaran (CP) Fase E
CP fase E dalam modul ajar kelas 10 SMA/MA ditujukan untuk meningkatkan tiga aspek utama: pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
1. Bahan Pangan Nabati: Lebih Sehat dan Ramah Lingkungan
Ruang lingkup pangan nabati
Desain kemasan, desain produk serta desain promosi
Perencanaan pembuatan produk
Pembuatan kemasan, produk dan media promosi
Presentasi produk
2. Wangi Alami dengan Pangan Nabati
Ruang lingkup nonpangan dari nabati
Desain kemasan produk olahan nonpangan dari nabati
Desain produk olahan nonpangan dari nabati
Promosi produk olahan nonpangan dari nabati
Kelayakan usaha produk olahan nonpangan dari nabati
3. Bahan Pangan Hewani: Lezat dan Bergizi
Ruang lingkup pangan hewani
Desain kemasan dan produk
Perencanaan pembuatan produk
Pembuatan kemasan dan produk
Presentasi produk
Evaluasi
4. Manfaatkan Bahan Nonpangan Hewani
Bahan produk olahan nonpangan dari bahan hewani.
Produk olahan nonpangan dari bahan hewani: Kemoceng sebagai salah satu produk nonpangan hewani.
Kemasan produk olahan nonpangan dari bahan hewani.
Tujuan Pembelajaran Prakarya Pengolahan Kelas 10
Kognitif: Memahami prinsip dasar pengolahan bahan pangan/non-pangan, termasuk teknik pengawetan, fermentasi, dan daur ulang.
Psikomotorik: Menguasai keterampilan dalam merancang produk, menggunakan alat pengolahan, serta kemasan yang estetis.
Afektif: Menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan dan semangat kewirausahaan.
Contoh tujuan spesifik: “Siswa dapat menciptakan produk olahan makanan dari bahan lokal dengan prinsip tanpa limbah dan memasarkan melalui platform digital. “
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang Interaktif
Modul ajar kurikulum merdeka memuat LKPD yang berfungsi sebagai alat bantu untuk membantu siswa memahami dan menerapkan materi. Namun, LKPD kurikulum merdeka harus bersifat interaktif dan reflektif, bukan hanya sekedar tugas satu arah. Ciri-ciri LKPD yang efektif:
Menyajikan masalah yang relevan
Memerlukan analisis, bukan sekadar hafalan
Memberi kesempatan untuk eksplorasi (misalnya: gambar, peta pikiran)
Memiliki rubrik penilaian yang sederhana
Contoh instruksi: “Rancang produk olahan berbahan dasar umbi-umbian lokal. Gambarlah desain kemasan dan tuliskan slogan pemasaran. ”
Metode Pembelajaran dalam Modul Ajar Kelas 10
Merancang Aktivitas Pembelajaran Berbasis Pengalaman dengan Alat Sederhana
Pembelajaran berbasis pengalaman mendorong siswa untuk belajar melalui praktek langsung. Dalam modul ajar Prakarya Pengolahan kelas 10 SMA/MA, metode ini sangat relevan karena siswa diajak untuk melakukan, mengevaluasi, dan merefleksikan proses pengolahan secara nyata. Kegiatan ini bisa berupa:
Praktik membuat produk makanan seperti keripik singkong, dodol, atau minuman herbal
Simulasi kewirausahaan: mulai dari produksi, pengemasan, hingga pemasaran
Kegiatan reflektif: jurnal belajar atau vlog tentang proses pembuatan produk
Integrasi Nilai Pancasila dan Karakter dalam Modul Ajar Prakarya Pengolahan kelas 10
Modul ajar SMA kurikulum merdeka yang efektif tidak hanya mencakup aspek kognitif dan psikomotorik, tetapi juga harus melibatkan aspek afektif. Penguatan nilai-nilai Pancasila dan Profil Pelajar Pancasila bisa dimasukkan ke dalam setiap tahap pengajaran. Contoh nilai yang diperkuat adalah:
Gotong Royong: Ketika bekerja sama dalam kelompok untuk merancang produk
Mandiri: Saat siswa menyelesaikan tugas praktik secara mandiri
Bernalar Kritis: Ketika menganalisis bahan atau metode pengolahan
Berkebhinekaan Global: Ketika melakukan perbandingan antara produk lokal dan asing
Refleksi dan Diskusi Kecil
Di akhir setiap sesi, siswa didorong untuk menuliskan refleksi atau melakukan diskusi dalam kelompok kecil. Pertanyaan untuk memicu diskusi dapat berupa:
“Apa saja kendala yang kamu hadapi saat membuat produk ini? ”
“Bagaimana cara kamu menyelesaikan masalah tersebut bersama teman-temanmu? ”
Refleksi ini bisa dikumpulkan sebagai bagian dari portofolio karakter mereka.
Penggunaan Teknologi Digital untuk Mendukung Kegiatan Prakarya
Dalam zaman digital saat ini, modul ajar Prakarya Pengolahan kelas 10 SMA/MA fase E kurikulum merdeka tidak bisa hanya berupa bahan cetak. Pemanfaatan teknologi membantu siswa untuk memahami konsep dan prosedur dengan cara yang lebih visual dan interaktif. Beberapa strategi digital untuk modul ajar SMA kurikulum merdeka:
Video Panduan: Rekaman proses pembuatan keripik atau minuman herbal
QR Code menuju Infografis atau Artikel Pendukung
Google Form untuk mendorong refleksi sehari-hari
Platform seperti Padlet/Miro untuk kolaborasi ide produk
Pembelajaran Berbasis Proyek
Modul ajar kelas 10 SMA/MA mengimplementasikan Berbasis Proyek (PjBL) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Identifikasi Masalah: Siswa meneliti isu lokal (contoh: limbah kulit buah di pasar tradisional) untuk proyek mereka.
Merancang Solusi: Membuat prototipe produk (contoh: menggunakan kulit buah sebagai pakan ternak atau pewarna alami).
Produksi dan Uji Coba: Melakukan pengujian kualitas produk (uji organoleptik untuk makanan, uji ketahanan untuk kerajinan).
Evaluasi dan Refleksi: Menganalisis kekurangan dalam proses produksi dan metode untuk memperbaikinya.
Pembelajaran Diferensiasi
Dalam satu kelas, jelas bahwa kemampuan dan minat siswa bervariasi. Oleh karena itu, modul ajar Prakarya Pengolahan kelas 10 SMA/MA harus fleksibel dengan menyediakan pilihan kegiatan atau penyesuaian.
Menyesuaikan Modul ajar Kurikulum Merdeka untuk Siswa dengan Kebutuhan Khusus
Contoh pengaturan berbeda:
Siswa yang kesulitan menulis dapat memilih untuk membuat video laporan
Siswa tunanetra diberikan tugas auditori: menjelaskan langkah-langkah dalam rekaman suara
Siswa yang berbakat diberikan tantangan untuk membuat analisis SWOT dari produk
Diferensiasi tersebut membantu menjadikan pembelajaran lebih adil dan inklusif.
Modul ajar Prakarya Pengolahan kelas 10 SMA/MA fase E dalam kurikulum merdeka adalah alat penting dalam membentuk siswa yang kreatif, mandiri, dan siap berwirausaha. Dengan merancang modul ajar kurikulum merdeka yang berbasis pengalaman nyata, mengintegrasikan berbagai aspek, serta adaptif terhadap kebutuhan siswa, guru bisa memberikan pengalaman pembelajaran yang bermakna dan berdampak positif dalam jangka panjang. Setiap guru mempunyai kreativitas dan kearifan lokal yang dapat dituangkan dalam modul ajar SMA. Melalui kolaborasi dan refleksi secara berkelanjutan, kualitas pembelajaran Prakarya akan meningkat dan memberikan manfaat yang nyata untuk siswa, sekolah, dan masyarakat pada umumnya.