Dalam zaman kurikulum merdeka, aktivitas pembelajaran tidak lagi terfokus hanya pada guru, tetapi lebih pada kebutuhan dan kemampuan siswa. Salah satu mata pelajaran yang memerlukan tingkat kreativitas yang tinggi adalah Prakarya Kerajinan kelas 10 fase E pada jenjang SMA (Sekolah Menengah Atas). Modul ajar kurikulum merdeka menjadi alat utama bagi guru untuk merencanakan pembelajaran yang terstruktur, terintegrasi, dan disesuaikan dengan karakteristik siswa. Dengan modul ajar SMA yang berkualitas, kegiatan belajar mengajar akan lebih berarti dan memberikan dampak positif untuk pengembangan keterampilan kerajinan siswa.
Prakarya Kerajinan adalah mata pelajaran yang mengajak siswa untuk mengolah bahan menjadi produk kerajinan yang memiliki nilai estetika dan fungsi. Materi yang diajarkan mencakup pemahaman tentang jenis bahan, teknik dasar, langkah-langkah pembuatan, sampai dengan kemasan produk.
Secara umum, sasaran pembelajaran Prakarya Kerajinan kelas 10 SMA/MA fase E mencakup:
Modul ajar Prakarya Kerajinan kelas 10 SMA/MA fase E disusun secara terencana untuk memandu siswa dalam mencapai capaian pembelajaran (CP) yang meliputi keterampilan teknis, kreativitas, dan kewirausahaan. Berikut adalah struktur utama modul beserta rinciannya:
Materi pokok dalam modul ajar Prakarya Kerajinan kelas 10 SMA/MA fase E kurikulum merdeka mencakup:
Modul ajar kelas 10 SMA/MA menerapkan alur berbasis proyek dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Foto/video hasil kerajinan siswa tahun lalu atau karya dari pengrajin profesional.
Modul ajar Prakarya Kerajinan kelas 10 SMA/MA fase E dalam kurikulum merdeka berfokus pada pengalaman langsung dan kerja sama. Pendekatan dan kegiatan dirancang untuk merangsang kreativitas, mengasah kemampuan pemecahan masalah, serta menyatukan nilai-nilai kewirausahaan. Berikut adalah metode yang dapat diterapkan:
Siswa bekerja baik secara individu maupun dalam tim untuk menyelesaikan proyek kerajinan dari awal hingga akhir. Contoh proyek bisa berupa menciptakan fashion daur ulang dari limbah tekstil, seperti tas yang terbuat dari kain sisa dengan teknik patchwork, serta merancang produk kerajinan menggunakan teknologi sederhana, seperti lampu hias dengan rangkaian listrik dasar. Langkah-langkah dalam proyek termasuk mengidentifikasi masalah seperti limbah kain, melakukan penelitian tentang bahan dan teknik, membuat prototipe, dan memproduksi hasil yang kemudian dipresentasikan dalam pameran sekolah.
Siswa dapat memilih topik proyek, baik kerajinan tradisional maupun modern. Untuk penyesuaian berdasarkan kemampuan, siswa tingkat dasar akan membuat kerajinan dengan panduan langkah demi langkah, sementara siswa tingkat lanjut akan menyertakan inovasi dalam produk mereka. Selain itu, penyesuaian juga dilakukan berdasarkan gaya belajar. Siswa yang belajar dengan cara visual akan menggunakan video tutorial untuk teknik menganyam, dan siswa kinestetik akan melakukan simulasi langsung menggunakan alat dan bahan yang tersedia.
Contoh tantangan yang bisa diajukan adalah “Bagaimana cara membuat kerajinan dari limbah plastik yang menarik untuk Gen Z? “ Solusi yang diusulkan siswa adalah merancang produk fungsional, seperti tempat alat tulis, dengan desain yang sesuai dengan tren saat ini.
Kegiatan ini meliputi lokakarya bersama pengrajin lokal, seperti membatik dan mengukir kayu, serta kunjungan ke pusat kerajinan untuk mengamati pasar. Keuntungannya adalah siswa memperoleh keterampilan yang autentik dan memahami nilai ekonomi dari produk kerajinan.
Modul ajar Prakarya Kerajinan kelas 10 SMA/MA fase E dalam kurikulum merdeka berfungsi sebagai panduan strategis bagi guru untuk menyusun pembelajaran yang inovatif, terencana, dan berbasis kompetensi. Modul ajar kelas 10 ini dirancang supaya pembelajaran menjadi relevan dengan tantangan zaman sekarang, seperti isu keberlanjutan dan perkembangan dalam industri kreatif. Diharapkan kegiatan pembelajaran Prakarya Kerajinan kelas 10 menjadi lebih bermakna, menyenangkan, dan bisa mendorong potensi terbaik dari siswa.