BerandaKelas 1Modul Ajar Al-Qur’an Hadis Kelas 1 Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Al-Qur’an Hadis Kelas 1 Kurikulum Merdeka
6 menit membaca
Share this:
Modul ajar Al-Qur’an Hadis kelas 1 fase A dalam kurikulum merdeka disusun sebagai panduan menyeluruh untuk guru dalam menyampaikan pelajaran keagamaan yang berbasis nilai-nilai Islam sejak usia dini. Modul ajar kurikulum merdeka ini mengadopsi pendekatan “Merdeka Belajar” dengan fokus pada kebebasan kreatif guru dalam memilih cara, media, dan metode asesmene yang sesuai dengan karakteristik siswa dan lingkungan Madrasah Ibtidaiyah (MI).
Komponen Utama Modul Ajar Al-Qur’an Hadis Kelas 1 Kurikulum Merdeka
Komponen utama dari modul ajar Al-Qur’an Hadis kelas 1 MI fase A dalam kurikulum merdeka, dirancang mengikuti prinsip fleksibilitas dan pembelajaran yang bervariasi:
A. Identitas Modul Ajar Kelas 1
Nama Madrasah
Nama Guru
Mata Pelajaran: Al-Qur’an Hadis
Fase/Kelas: Fase A (Kelas 1)
Semester: (Semester 1/2)
Alokasi Waktu: (Contoh: 4 JP/minggu)
Materi Pokok: Pengenalan Huruf Hijaiyah dan Surah Pendek
B. Capaian Pembelajaran (CP) Fase A
Mengenal huruf hijaiyah baik yang bersambung maupun terpisah.
Melafalkan huruf hijaiyah dengan makhraj yang tepat.
Aktivitas pemanasan: Lagu “A-Ba-Ta-Tsa” + gerakan.
Kegiatan Inti:
Eksplorasi kartu huruf ب، ت، س.
Latihan makhraj dengan menggunakan cermin.
Permainan “Tebak Huruf”.
Penutup:
Refleksi: “Huruf mana yang paling sulit? “ + tepuk tangan islami.
H. Lampiran dan Bahan Ajar
Lembar kerja peserta didik (LKPD): Menebalkan huruf ب، ت، س.
Lirik lagu huruf hijaiyah.
Poster visual dari Surah An-Nas.
Template gambar ekspresi wajah (senyum/sedih).
I. Diferensiasi Pembelajaran
Siswa dengan kemampuan cepat: Menghafal 2 surah (An-Nas + Al-Falaq).
Siswa dengan kemampuan lambat: Fokus pada 3 huruf hijaiyah dengan bantuan media audio.
Gaya Belajar Kinestetik: Menulis huruf di atas pasir atau beras.
J. Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Elemen: Beriman, bertakwa, dan memiliki akhlak baik.
Kegiatan: Membiasakan menyapa teman dengan senyum sebagai penerapan hadis.
Metode Pengajaran dalam Modul Ajar Al-Qur’an Hadis Kelas 1
Dalam modul ajar Al-Qur’an Hadis kelas 1 MI fase A kurikulum merdeka, pemilihan metode mengajar sangat penting untuk keberhasilan dalam mentransfer nilai serta keterampilan dasar keagamaan. Berikut adalah tiga pendekatan utama yang disarankan:
1. Ceramah Interaktif
Metode ceramah interaktif menggabungkan penyampaian materi dari guru dan keterlibatan aktif siswa melalui sesi tanya jawab. Guru memulai dengan memberikan penjelasan singkat tentang huruf hijaiyah atau makna hadis, kemudian mengundang siswa untuk bertanya dan memberikan tanggapan. Dengan cara ini, siswa tidak hanya menjadi pendengar, tetapi juga bisa:
Mengajukan pertanyaan jika menemui kesulitan dalam pelafalan.
Membagikan pengalaman sehari-hari yang berkaitan dengan materi hadis.
Mengikuti diskusi kecil untuk merangkum poin-poin penting.
2. Demonstrasi dan Latihan (Modeling and Practice)
Demonstrasi bertujuan untuk menunjukkan cara yang tepat dalam melafalkan Al Qur’an atau berdoa. Pertama, guru atau qari akan mendemonstrasikan, lalu siswa akan mencoba menirukan secara bergiliran. Prosesnya meliputi:
Mencontoh oleh guru: Guru melafalkan huruf hijaiyah, doa, atau teks hadis dengan jelas dan sesuai dengan kaidah tajwid.
Latihan bergantian: Siswa maju secara perorangan atau dalam kelompok kecil untuk menirukan, sementara teman lainnya memperhatikan dan memberikan umpan balik.
Umpan balik yang membangun: Guru memberikan koreksi secara langsung, seperti penekanan pada makhraj huruf atau perbaikan intonasi, sehingga perbaikan dapat dilakukan secara langsung.
3. Metode Saintifik
Metode saintifik dalam modul ajar kurikulum merdeka terdiri dari lima langkah: Mengamati, Menanya, Mencoba, Menalar, dan Mengomunikasikan. Untuk pembelajaran Al Qur’an Hadis kelas 1 MI, tahap-tahap ini bisa diterapkan seperti berikut:
Mengamati: Siswa menonton video pendek tentang cara membaca huruf hijaiyah atau mendengarkan rekaman qari.
Menanya: Siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan terkait aspek yang belum mereka pahami, misalnya, “Bagaimana cara membedakan huruf ‘qa’ dan ‘fa’? ”
Mencoba: Siswa berlatih membaca huruf tersebut secara bergantian dengan bimbingan dari guru.
Menalar: Dalam diskusi kelompok, siswa menganalisis perbedaan pelafalan serta makna dari teks hadis.
Mengomunikasikan: Setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi mereka, baik melalui bacaan bersama maupun penjelasan singkat tentang arti hadis.
Tantangan dan Solusi Implementasi Modul Ajar Kelas 1
Tantangan bagi Guru
Keterbatasan Kompetensi Khusus: Banyak guru di kelas bawah belum memperoleh pelatihan mendalam mengenai metode pengajaran Al Qur’an Hadis, sehingga mereka mengalami kesulitan dalam menjelaskan makhraj huruf dan tajwid dengan benar.
Waktu Pembelajaran yang Terbatas: Waktu yang tersedia untuk pelajaran agama sering tumpang tindih dengan materi kurikulum lainnya, menyebabkan guru perlu menyusun materi secara ringkas namun tetap bermakna.
Persiapan Media dan Bahan Ajar: Pembuatan alat bantu seperti flashcard, audio, dan video membutuhkan waktu serta keterampilan teknis, yang menambah beban pekerjaan untuk guru.
Tantangan bagi Siswa
Fokus dan Konsentrasi Singkat: Anak-anak berusia 6 hingga 7 tahun umumnya cepat merasa bosan, sehingga perlu variasi kegiatan agar tetap tertarik.
Perbedaan Kemampuan Awal: Beberapa siswa sudah mengenal huruf hijaiyah dari rumah, sementara yang lain benar-benar baru memulai, sehingga dibutuhkan penyesuaian tugas.
Motivasi dan Lingkungan Rumah: Keterbatasan dukungan dari orang tua atau kurangnya suasana yang mendorong hafalan Al Qur’an di rumah bisa menghambat kemajuan di luar sekolah.
Solusi yang Direkomendasikan
Pelatihan dan Workshop Intensif: Sekolah bekerja sama dengan lembaga pesantren atau LPTQ lokal untuk mengadakan pelatihan mengenai metodologi tajwid dan pedagogi Al Qur’an bagi guru.
Integrasi Game Edukatif: Menggunakan permainan pendidikan (contohnya “cari huruf” menggunakan kartu atau aplikasi sederhana) untuk meningkatkan partisipasi dan mempertahankan perhatian siswa.
Pendampingan Orang Tua: Orang tua diberikan panduan singkat berupa modul digital supaya bisa membantu anak belajar di rumah, seperti lembar kerja harian atau rekaman doa yang dapat diputar kembali.
Pengelompokan Berdiferensiasi: Membagi siswa menjadi kelompok kecil berdasarkan tingkat penguasaan, sehingga latihan dan umpan balik bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.
Pemanfaatan Sumber Daya Sekolah: Membentuk “Kelompok Tahfidz Mini” yang dipimpin oleh siswa yang lebih terampil, sekaligus mendorong budaya belajar bersama.
Dengan menetapkan tantangan secara jelas dan menerapkan solusi praktis di atas, implementasi modul ajar Al-Qur’an Hadis kelas 1 fase A kurikulum merdeka bisa berlangsung lebih efektif, meningkatkan pencapaian kompetensi, dan membangun dasar spiritual yang kuat bagi siswa.
Penerapan modul ajar Al-Qur’an Hadis kelas 1 MI fase A dalam kurikulum merdeka tidak hanya meningkatkan kemampuan literasi keagamaan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai spiritual dan akhlak yang baik sejak awal. Dengan begitu, modul ajar kurikulum merdeka ini menjadi dasar penting dalam membentuk karakter dan keimanan siswa, sekaligus mewujudkan semangat “Merdeka Belajar” dalam lingkup Pendidikan Agama Islam.