Kurikulum merdeka memberikan guru kesempatan untuk merancang pengalaman belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi siswa. Dalam konteks Prakarya Pengolahan kelas 7 fase D di tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama), penting untuk menyusun modul ajar kurikulum merdeka yang terencana dengan baik supaya mampu meningkatkan kemampuan siswa di bidang kreatif dan pengolahan bahan.
Prakarya Pengolahan adalah mata pelajaran yang fokus pada pengembangan keterampilan kreativitas, literasi teknologi, dan kewirausahaan melalui kegiatan mengolah bahan menjadi produk bernilai. Di dalam kurikulum merdeka, mata pelajaran Prakarya Pengolahan kelas 7 SMP/MTs tidak hanya menitikberatkan pada aspek teknis, tetapi juga berfungsi sebagai tempat untuk menanamkan nilai-nilai pembelajaran mandiri, kontekstualitas, dan keberlanjutan.
Kurikulum merdeka disusun untuk memberikan kebebasan untuk guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran mereka. Prinsip utama yang diterapkan meliputi:
Fase D kelas 7 SMP/MTs adalah titik di mana siswa mulai belajar konsep pengolahan yang lebih rumit. Berikut ini adalah kompetensi yang akan dikembangkan:
Contoh Kegiatan: Siswa akan membuat keripik buah dengan teknik pengawetan alami (contohnya: pengeringan dengan sinar matahari) sembari menganalisis daya tahan produk serta menarik tidaknya kemasan yang digunakan.
Modul ajar Prakarya Pengolahan kelas 7 SMP/MTs fase D disusun untuk membantu guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan cara yang terstruktur, kreatif, dan kontekstual. Struktur ini sejalan dengan prinsip kurikulum merdeka yang ringan namun tetap terukur.
Sasaran akhir yang ingin dicapai siswa, misalnya “siswa diharapkan mampu mengolah bahan pangan atau non-pangan lokal menjadi produk yang berharga dengan memperhatikan aspek keberlanjutan. ”
Indikator yang dapat diukur dengan jelas, antara lain:
Materi pokok dalam modul ajar Prakarya Pengolahan kelas 7 SMP/MTs fase D kurikulum merdeka meliputi:
Rangkaian kegiatan pembelajaran yang terorganisir dalam modul ajar SMP, meliputi:
Modul ajar Prakarya Pengolahan kelas 7 SMP/MTs fase D kurikulum merdeka dalam pelaksanaannya membutuhkan pendekatan yang kreatif, kontekstual, dan berpusat pada peserta didik. Berikut adalah strategi yang bisa diterapkan oleh guru untuk memaksimalkan pembelajaran:
PjBL berfungsi sebagai fondasi utama dalam kurikulum merdeka, terutama untuk mata pelajaran Prakarya Pengolahan kelas 7 SMP/MTs. Proses pelaksanaannya dimulai dengan siswa yang menganalisis bahan-bahan lokal atau masalah lingkungan di sekitar, seperti penggunaan limbah kulit jagung atau produk olahan dari buah mangga yang belum terjual.
Selanjutnya, mereka menyusun proposal proyek yang mencakup tujuan, bahan, alat, anggaran, dan jadwal, serta membagi peran jika mereka bekerja dalam kelompok. Di tahap eksplorasi dan produksi, guru membimbing siswa dalam eksperimen teknik pengolahan dengan penekanan pada keselamatan, seperti percobaan pengeringan buah dan merancang kemasan yang ramah lingkungan.
Setelah itu, siswa memperlihatkan produk mereka di depan kelas atau komunitas, menganalisis kelebihan dan kekurangan. Mereka juga menjalani simulasi pemasaran dengan berperan sebagai produsen dan konsumen.
Pendekatan ini mendorong siswa untuk berpikir kritis dan mencari solusi terhadap potensi yang ada di daerah mereka. Pengolahan bahan harus sesuai dengan kondisi setempat. Misalnya, di daerah pesisir, ikan dapat diolah menjadi abon atau kerupuk. Di pegunungan, sayuran akan diawetkan atau dijadikan sirup dari buah lokal. Di perkotaan, limbah plastik dan kertas bisa didaur ulang menjadi produk baru yang bernilai tinggi.
Kerjasama dengan UMKM serta pengrajin lokal menjadi penting untuk berbagi pengalaman. Kegiatan juga mencakup kunjungan lapangan ke industri rumahan yang mengolah makanan dan kerajinan. Konsep Zero Waste diajarkan kepada siswa, seperti menggunakan ampas kelapa untuk pupuk kompos dan mendaur ulang kain sisa menjadi keset atau aksesori.
Modul ajar kelas 7 SMP/MTs memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan daya saing produk serta dokumentasi pembelajaran. Berbagai aplikasi dapat digunakan dalam desain dan pemasaran digital, seperti Canva untuk membuat label kemasan dan poster promosi. Platform TikTok dan Instagram bisa dipakai untuk membuat konten singkat yang memperkenalkan produk. Siswa belajar menulis caption yang menarik dan menggunakan hashtag yang relevan, misalnya #ProdukLokalUnggulan
Dalam dokumentasi proyek, siswa dapat membuat vlog atau blog sederhana untuk mendokumentasikan proses produksi serta menggunakan Google Docs atau Slides untuk laporan kolaboratif. Mereka juga melakukan analisis pasar digital dengan survei tren produk di platform e-commerce seperti Shopee dan Tokopedia, serta menghitung biaya produksi melalui spreadsheet di Excel atau Google Sheets.
Pelaksanaan modul ajar Prakarya Pengolahan kelas 7 SMP/MTs fase D memerlukan kerjasama antara kreativitas guru dan kemandirian siswa. Dengan pendekatan PjBL, pemanfaatan sumber daya lokal, dan integrasi teknologi, pembelajaran tidak hanya menghasilkan produk fisik, tetapi juga membantu membentuk karakter siswa yang inovatif, peduli lingkungan, dan siap bersaing di era digital.
Modul ajar Prakarya Pengolahan kelas 7 SMP/MTs fase D dalam kurikulum merdeka menyediakan kerangka kerja yang jelas bagi guru untuk membantu mengembangkan kreativitas dan keterampilan siswa. Dengan pelaksanaan yang baik, modul ajar kurikulum merdeka tidak hanya memenuhi tujuan kurikulum, tetapi juga membentuk generasi yang siap berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan dan ekonomi kreatif di Indonesia.